[24] Janji Bersama

18.2K 255 1
                                    

Rasanya seperti digelitik, gelombang air laut yang menjulur menyapu pantai mengenai kaki tak beralas milik Jennie

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

Rasanya seperti digelitik, gelombang air laut yang menjulur menyapu pantai mengenai kaki tak beralas milik Jennie. Dingin dan sejuk. Hamparan pemandangan indah di depan mata sangat memanjakan, mengobati lelah dua jam perjalanan.

Di sebelah sana, dekat pohon kelapa yang menjulang tinggi dengan rimbun dedaunan dan buah yang banyak, Tanu membentangkan selembar kain coklat dengan luas satu kali satu meter, di atasnya di taruh barang-barang yang mereka bawa.

Ketika selesai ia melihat Jennie yang sedang menikmati suasana, bertepatan dengan perempuan itu menoleh ke arahnya. Ia tersenyum lebar, berhasil membuat perempuan yang ia sukai itu merasa bahagia.

"Mas Tanu, sini..." panggil Jenni sambil melambaikan tangan ke atas.

Tanu yang sudah selesai dengan pekerjaannya setengah berlari menghampiri Jennie. Ia langsung memeluk pinggang kecil itu dari belakang, Jennie tertawa karena jari-jari Tanu mengenai kulit perutnya seperti menggelitik.

"Suka?" tanya Tanu bibirnya berbisik di telinga Jennie.

"Banget!" akunya jujur, berada di tempat seindah ini mampu meringankan beban yang ada di kepalanya, seakan masalah-masalah itu tertinggal jauh di rumah, yang ada hanya rasa senang yang meluap-luap. "Mas Tanu tahu darimana pantai cantik ini?"

Letaknya tidak terlalu jauh, tetapi Jennie belum pernah ke sana. Lokasinya memang melewati perkebunan, pantai yang jarang diketahui orang. Hanya segelintir yang tahu, sehingga pantai ini begitu sepi, seperti hari ini hanya ada mereka pengunjung di sana dan dua orang penjaga pantai di pintu masuk tadi. Jennie jadi merasa ini pantai pribadi karena benar-benar sunyi dan hanya mereka.

"Iseng cari di maps, so lucky we find it."

"Woah, Mas Tanu keren banget ketemu hidden games di kabupaten ini."

Perempuan itu hanya tidak tahu bahwa sebenarnya Tanu berbohong.

Ia tahu pantai ini karena letaknya yang melewati perkebunan milik keluarganya, kebun sawit yang menjadi salah satu komoditas di perusahaan milik Wiyasa grup. Tanu enggan memberitahu kebenarannya, karena menurutnya tidak perlu Jennie tahu hal tersebut untuk saat ini.

Perjalanan mereka masih jauh. Ia akan membuka diri secara perlahan, tidak ada yang perlu diburu-buru.

"Kita harus ke sini lagi, Mas. Mungkin libur semester, aku juga pengin ajak ibu dan ayah, dan kalau Kak Soraya sudah sembuh. Mas Tanu juga boleh ajak keluarga Mas Tanu," kata Jennie bersemangat, di kepalanya telah terancang banyak rencana untuk masa depan.

Tidak mau menghancurkan imajinasi gadisnya, Tanu hanya mengangguk dan meletakkan kepalanya di pundak gadis itu, dari sana ia bisa mencium bau mawar yang sangat kuat di leher putih mulus itu.

Gadis mawar, batin Tanu menamai Jennie.

***

Sudah berjam-jam mereka bermain air, saling menyiprat membuat pakaian basah. Berlarian di sepanjang hamparan pasir putih, dalam setiap pijakan mencipta jejak yang terjeplak dari kaki yang menyusuri nya.

Jennie dan Mas Tetangga Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ