[22] Saling Mengakui

25K 320 3
                                    

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

"Boleh aku periksa yang ini?"

Bulu-bulu halus meremang, setiap sentuhan memberikan sensasi tersendiri. Rasa nikmat, keinginan untuk diperlakukan lebih, menghilangkan akal dan tidak bisa menghentikan.

Jennie merasa seperti dimabuk kepayang ketika jari Tanu menglus intinya begitu sensual. Ia belum menjawab, tetapi dari lenguhan dan tindakan tindakan menolak sudah sangat menjawab. Tanu menekan jempolnya tepat di atas klitoris yang telah mengeras. Meski masih dilapisi kain tipis celena dalam, Tanu bisa merasakan hangat cairan yang telah membanjir di sana.

Sudut bibirnya terangkat ke atas, sebelum melepas lapis terakhir ia mengangkat wajah melihat Jennie yang tengah meram menikmati sentuhannya.

Ini yang membuat Tanu begitu tergoda pada gadis tujuh belas tahun tersebut. Ekspresi wajah yang menggemaskan dan kemolekan tubuhnya, mudah bagi Jennie untuk membangkitkan birahinya.

Ia maju untuk mencium perut Jennie. "Tidak ada yang boleh menyakitimu selagi ada aku," katanya. Ciuman itu bergerak naik. Baju yang tadinya masih membungkus setengah badannya kini disingkap hingga lolos dari kepala Jennie.

Ciuman itu semakin naik hingga belahan dada sintal yang masih terbungkus bra hitam berenda. Kebetulan sekali itu kesukaan Tanu.

Jennie memeluk leher Tanu saat kini wajah mereka sejajar. Mata mereka bertemu, terperangkap dalam pesona masing-masing, deru napas saling bertabrakan menerpa wajah masingmasing.

"Aku jatuh cinta padamu, Li Jennie," kata Tanu.

Perasaan yang berbalas, Jennie merasa berbunga. Sangat bahagia, ia terharu sampai menangis.

Ternyata ini jawaban dari perasaan aneh yang selama ini mengerubuti hatinya. Membuatnya terkadang tidak tenang, juga untuk debaran jantung yang selama ini ia rasakan.

Jennie mendekatkan wajahnya memangkas jarak yang tersisa, ia menyatukan bibir mereka. Kali ini ia memulai lebih dulu, melumat bibir Tanu dengan perlahan. Kupu-kupu yang berterbangan dalam perutnya membuat ciuman itu terasa lebih menyenangkan dari biasanya, lebih nikmat dan sangat berkesan.

Tanu mengambil alih ciuman karena miliknya di bawah sana sudah sangat mengeras, ia mengambil tangan Jennie untuk menyentuh benda itu selagi bibir menerobos masuk menjelajahi rongga mulut Jennie.

Jennie cukup terkejut saat memegang kejantanan Tanu yang sudah sangat mengeras, ia menarik turun resleting celananya dan membawa keluar batang panjang itu. Kemudian meremas pelan.

"Nghhh, ahh," desah Tanu tak tertahan. Tangan Jennie membelai miliknya, membuat dirinya merasa keenakan.

Setelah puas membuat bibir Jennie bengkak memerah, ia beralih menuju gunung kembar yang kini membusung minta di remas dan kulum. Dengan tidak sabar ia membuka bra hitam tadi, membuat gumpalan daging itu menyembul bebas. Bibirnya mendarat di bagian kiri, ia menjulurkan lidah menjilat pentil pink itu kemudian melahap dan menyedotnya bagai anak bayi. Tangannya tidak diam, ia meremas dada sebelahnya, satu lainnya menahan punggung Jennie agar tetap duduk tegak.

Jennie dan Mas Tetangga Where stories live. Discover now