28.

814 59 3
                                    


dokja sebenarnya tidak mau tidur di kamar wukong makanya di tengah malam ia bangun dan menyelinap ke kamarnya untuk mengecek keadaan joonghyuk

"Kim dokja?" Joonghyuk terbangun karena saat dokja membuka pintu sedikit cahaya masuk ke kamar, dengan kekehan pelan dokja mendekat ke joonghyuk yang masi berbaring lemah dan duduk di samping joonghyuk

"Aku mau tidur denganmu" dokja ingin tidur di sampingnya namun joonghyuk mengartikan ucapan dokja ke hal yang lain sehingga wajahnya memerah dan ia memalingkan wajahnya

"Kakak kakakmu akan mendengarnya..." Melihat tingkah joonghyuk yang aneh dokja merasa kebingungan, kemudian ia merangkak ke samping joonghyuk dan tiduran di sampingnya

"Tidur bersama ini... apa kamu memikirkan hal yang lain?" Dokja menggoda joonghyuk dengan wajah tengilnya membuat joonghyuk membalikkan badannya memeluk dokja dan menenggelamkan wajahnya di pundak dokja

"Diamlah..."

"Ohohoho... joonghyuku sangatlah imut" dokja terus menggoda joonghyuk lalu mengusap rambutnya joonghyuk

"Hentikan..."

"Baiklah baiklah... ayo kembali tidur.." dokja memeluk joonghyuk kemudian memejamkan matanya agar tidur, joonghyuk melihat ke wajah dokja yang keliahatannya sudah tidur ia hanya tersenyum lalu memeluk erat dokja dan menyusul ke dunia mimpi.











Keesokkan paginya dokja mendapat omelan dari wukong karena ia lebih memilih tidur dengan joonghyuk dari pada dengan hyungnya. Padahal wukong sangat senang tidur dengan adiknya lagi setelah sekian lama, wukong merasa terkhianati

"Sudahlah wukong jangan berlebihan" uriel hanya memaklumi karena wukong sangat menyayangi dokja

"Tapi nunna.." wukong seakan mengadu karena dokja jahat padanya seperti anak kecil, dokja sebenarnya tidak menghiraukan ke-alayan hyungnya, karena kakak kakaknya yang akan pergi jadi ia yang membawakan sarapan untuk joonghyuk

Dokja melihat joonghyuk tidak berbaring di kasurnya namun malah duduk di pinggir jendela kamar dokja, matanya menghadap keluar jendela melihat pemandangan yang ada, wajahnya terlihat datar tapi ntah kenapa dokja melihat tatapan kesedihan yang joonghyuk tunjukkan

Dokja berjalan ke meja di samping kasurnya dan meletakkan nampan sarapan joonghyuk lalu berjalan ke joonghyuk dan memeluknya dari belakang

"Ah... kamu menggetkanku, dokja" joonghyuk menghadap ke belakang saat dokja mulai melonggarkan pelukannya dan joonghyuk yang memeluk dokja kembali

"Bagaimana keadaanmu sekarang? Sudah lebih baik? Kamu sarapan dulu... aku akan menyuapimu" dokja merasa nyaman saat joonghyuk memeluknya

"Terimakasih sudah merawatku dengan baik..." joonghyuk mengecup pucuk kepala dokja, lalu ia sarapan dengan di suapin oleh dokja.



Setelah uriel berangkat kerja, wukong kemudian izin pergi dan akan kembali nanti malm, jadi dokja hanya berduaan dengan joonghyuk dirumah. Tak banyak hal yang dapat mereka lakukan, sementara joonghyuk tertidur sehabisa meminum obatnya, dokja melangkahkan kaki ke kamar mandi untuk mandi...

Di kamar mandi dokja terus memikirkan apa yang terjadi kepada joonghyuk, kenapa ia tidak pulang kerumahnya dan kenapa orangtuanya tidak mencarinya, sepertinya dokja harus bertanya sekarang juga

Dokja mempercepat mandinya lalu memakai baju ganti dengan handuk kecil yang masih berada di kepalanya untuk mengeringkan rambut kemudian ia pergi ke kamarnya dan duduk di samping joonghyuk

Merasa ada seseorang duduk di sampingnya joonghyuk membuka matanya lalu menatap ke dokja

"Maaf aku membangunkanmu" dokja mengusap pipi joonghyuk lalu tersenyum

"Tidak apa apa, aku tidak bisa tertidur..." joonghyuk bangkit dari tidurnya dan duduk menyender ke kepala kasur

"Joonghyuk... kenapa orangtuanya tidak mencarimu?" Setelah bertanya dokja melihat ekspresi joonghyuk yang menatapnya sedih

"Kamu ingat kalau ibuku tidak menyetujui hubungan ini?... setelah aku kembali dari Australia ibuku mengamuk dan langsung mengusirku, lalu dia berkata jika ia menyesal menjagaku selama ini... ia bilang kalau seharisnya dia membiarkanku mati karena trauma itu" setelah bercerita begitu joonghyuk meneteskan air matanya namun joonghyuk langsung mengusapnya dengan tangan ia tak mau dokja melihatnya menangis

"Maaf... karena aku" dokja menunduk namun joonghyuk menariknya lalu memeluknya erat

"Ini salahku... bukan salahmu maaf membuatmu terseret dalam masalah ini"

"Kita harus bagaimana? Lalu selama ini kamu tinggal dimana? Kuliahmu? Makanmu?"

"Aku kerja selma ini untuk makan dan karena gaji yang kecil aku tidak bisa menyewa tempat tinggal... aku menginap di pemandiam umum yang berbeda beda" joonghyuk menjelaskan semuanya kepada dokja sembari memeluk dan mengusap kepala dokja, selesai bercerita joonghyuk mau melepas peluknya namun dokja meremas erat bajunya tak mau melepasnya

"Semuanya sudah baik baik saja... ayo keringkan rambutmu nanti kamu sakit" dokja mengangguk kemudian joonghyuk dengan telaten mengeringkan rambut dokja dengan handuk yang tadi jatuh saat joonghyuk memeluk dokja

"Ah... bajumu basah, mau mandi sekalian? Aku bantuin" dokja menatap joonghyuk dengan polos ia tak sadar jika kelakuannya mengundang hal negatif

"T-tidak... aku bisa sendiri" joonghyuk mengalihkan pandangannya berusaha menutupi wajahnya yang memerah

"Bisa sendiri? Aku siapin air hangatnya ya?" Mendengar tawaran dokja joonghyuk mengangguk, kemudian dokja bangun dan pergi ke kamar mandi untuk menyiapkan air hangat di bathup

Selama dokja menyiapkan air joonghyuk meratapi nasibnya, di saat seperti ini kenapa hasrat sexualnya malah muncul, ia tidak bisa berbuat aneh aneh kepada dokja sekarang tapi ia ingin sekali mencium dan memeluk dokja

Joonghyuk kemudian keluar dari kamarnya dan menghampiri dokja

"Ada apa?" Dokja menengok melihat joonghyuk dan kemudian tubuhnya di peluk oleh joonghyuk, dokja bingung sejenak dengan joonghyuk kemudian ia mendesah katena joonghyuk yang mengecupi lehernya

"Kim dokja..." panggil joonghyuk kemudian mengecupi leher dokja lagi namun tidak meninggalkan tanda, dokja tidak mendorongnya dan juga tidak memeluknya ia hanya pasrah berpegangan erat pada lengan joonghyuk sembari terus dicumbu oleh pacarnya

Setelah selesai mengecupi leher mulus dokja joonghyuk kemudian menatap dokja dan tangan kanannya yang membelai rambut belakang dokja. Dokja hanya menatapnya sayu ia sudah berantakan di buat oleh joonghyuk

"Bolehkah?" Tanya joonghyuk meminta persetujuan dokja karena ia tak mau menyakiti perasaan dokja. Mendengar joonghyuk yang meminta izin dokja hanya tersenyum dan mengangguk

Joonghyuk langsung mengecup bibir dokja dengan tergesa gesa, pria ini benar benar menikmati setiap inci dari bibir dokja, mulai dari bibir atas, bibir bawah dan juga dalam mulut dokja yang ia buka paksa sementara dokja kewalahan menyembangi permainan joonghyuk

"Puuaah..." dokja menghirup napas sebanyak yang ia bisa saat joonghyuk melepas ciumannya, bibirnya bengkak menjadi sangat menggoda di mata joonghyuk

"Dokja... kamu cantik" joonghyuk tersenyum setelah membuat dokja begitu berantakan seperti ini, tangannya mengusap pipi dokja dan membelai bibir dokja yang bengkak

"Aku laki-laki joonghyuk..." dokja protes, mana ada lelaki cantik

"Iya tapi kamu sangat cantik... aku tidak akan membagi kecantikanmu dengan siapapun... kamu milikku selamanya" joonghyuk memasukkan tangannya dan membelai pinggang dokja

"Nghh... iya, aku milikmu dan kamu milikku" dokja tersenyum membelai rahang joonghyuk yang tajam










"Dokja... ayo lanjutkan di kamar"







.
.
.
.
Tbc

Ps: yang menunggu jongdok ngewe ini saatnya ges, next chap bakal ngewe sampe lelah🫶🏻

Ga deng. Ntar nunna marah😋🫶🏻

END [BL] -ITS YOU- JOONGDOK <<yoo joonghyukxkimdokja>>Where stories live. Discover now