19.

556 63 2
                                    



"Nunna"

"Iya?" Uriel menengok, mereka sudah ada di dalam mobil dan hendak pulang

"Apa mereka sudah menemukan pendonornya?" Tanya dokja tak melihat kakaknya namun memandang keluar jendela

"Masi belum..." mendengar jawaban uriel dokja hanya menghela nafasnya

"Ada apa dokja? Apa yang terjadi kemarin?" Uriel semakin kawatir apakah dia menyembunyikan sesuatu yang membahayakan hidupnya

"Kenapa nunna dan hyung mengadopsiku?" Tanya dokja karena jawaban yang selama ini kakak kakaknya memberikan alasan yang sangat tidak masuk akal

"Aku sudah bilang kan kalau--"

"Mau sampai kapan kalian selalu berbohong padaku? Kebohongan tak membuatku bahagia, kalian terus berkata ini demi kebahagiaanku tapi aku tidak mau kebahagiaan ini dipenuhi oleh kebohongan" setelah mendengarkan dokja uriel hanya bisa diam dan fokus pada jalanan sampai akhirnya mereka tiba dirumah, tanpa mengucapkan apapun dokja langsung masuk ke dalam kamarnya dan mengunci pintu

"Ada apa dengannya?" Tanya wukong melihat dokja yang bersikap kasar pada kakaknya karena biasanya ia tak pernah seperti ini

"Aku pikir kita telah menyakitinya, kita tidak pernah mengatakan kebenaran kepada anak itu"

"Jadi nunna mau ksi tau semua soal bibi dan paman kim?"

"Jika kita tak lakukan bisa saja dia menolak untuk menerima donor jantung itu dam memilih untuk pergi"

"Baiklah, biar aku yang bilang padanya... nunna istirahat saja di kamar aku sudah masak kare untuk kita" uriel mengangguk kemudian pergi ke kamarnya kemudian wukong pergi ke depan kamar dokja dan mengetuknya

"Dokja... ini hyung, aku akan menceritakn segalanya jadi buka dulu pintu ini"

"Nanti malam saja hyung... aku lelah" dokja duduk di kasur dan menghadap jendelanya ia tidak mau di ganggu dahulu sekarang, karena nanti sore ia harus memberikan joonghyuk kepastian

"Baiklah tenangkan dirimu... jika lapar aku sudah memasakkan makanan untukmu ambilah di dapur" wukong kemudian pergi ke ruang tv untuk menonton tv.

Di kamarnya dokja mulai memikirkan atas kelakuannya selama beraama uriel tadi, ia bangkit dari duduknya dan bergegas untuk ke kamar kakaknya namun tiba tiba penyakitnya kambuh, dadanya sesak dan nyeri sampai ia terjatuh ke bawah lantai, karena suara yang keras wukong yang sedang menonton tv langsung menengok ke kamar dokja dan berlari ke depan pintunya

"Dokja?... suara apa itu?" Panggil wukong dari luar dan mengetuk pintunya

"H-hyung... dadaku sakit..." saut dokja dari dalam dengan suara lemah namun masi terdengar karea pintu kamar yang tidak terlalu tebal

"Dokja?! Buka pintunya! Dokja!" Wukong seketika panik dan berlari ke kamar uriel untuk mengambil kunci kamar cadangan dan berlari kembali ke kamar dokja, uriel yang tidak tidur hanya bermain dengan ponselnya ikut mengejar wukong ke kamar dokja

"Dokja kenapa?" Tanya uriel dan di jawab oleh wukong jika penyakit dokja kumat, setelah mendengarnya uriel berlari ke kamarnya dan mengambil obat dokja dari dokter

Pintu kamar dokja berhasil terbuka, wukong melihat dokja yang duduk di lantai dengan memegang dada sebelah kirinya merematnya seakan menahan rasa sakit

"Dokja.." wukong langsung membopong dokja dan merebahkannya di kasur, uriel satang dengan membawa obat dan air minum kemudian meminumkan obat itu ke dokja

"Kamu gak apa apa kan? Bilang ke nunna apa masi sakit? Dokja? Sayang?..." uriel memeluk dokja dengan air mata yang menggenang

"Nunna... aku gak apa apa... nunna... maafin dokja, dokja kasar sama nunna tadi" dokja meneteskan air matanya dan membalas pelukan uriel, keduanya menangis sambil berpelukan dan wukong hanya bisa menahan air matanya dan memeluk keduanya

"Semua akan baik baik saja... kita bisa lalui ini bersama" ucap wukong mencoba menenangkan keduanya

"Kita harus segera kembali ke aussie, dan sesegera mungkin mencari pendonor untuk dokja!" Uriel melepas pelukannya dan pergi ke kemarnya untuk berkemas barangnya dan adik adiknya

"Tunggu... nunna.." dokja bangun dan mencoba menyusul kakaknya dengan susah payah sampai akhirnya ia sampai di kamar uriel dengan sedikit bantuan wukong

"Nunna... tunggu sebentar, tunggu sampai sore... masalahku... belum selesai"

"Dokja... nunna udah bilang kan kemarin buat di selesaiin kenapa belum? Keadaanmu sudah parah nunna ga mau kehilangan kamu sayang" uriel membalikan badannya dan menakup pipi dokja yang agak gemuk itu

"Maaf nunna... aku bingung, jika aku tetap bersamanya aku takut penyakit ini memisahkan kamu sementara dia sudah mulai menyerah denganku, dia kecewa denganku" dokja meremat erat baju lengan kakaknya

"Jadi kamu memikirkan ini baik baik dan memberikan jawabannya nanti sore?" Tanya uriel dan dokja mengangguk

"Baiklah kita akan berangkat nanti malam kamu persiapkan jawabanmu matang matang okay? Kalau kamu sudah sehat seperti dulu kita akan pindah dan hidup disini, nunna akan selalu mendukung pilihanmu" uriel mengusap tambut dokja dan tersenyum

"Baik nunna, terimakasih" dokja memeluk uriel dan kembali ke kamarnya dengan di bantu wukong, untuk sekarang ia harus beristirahat agar bisa baik baik saja sore ini

"Mau hyung temani?" Wukong menawarkan sembari membantu dokja merebahkan diri di kasur

"Tidak perlu hyung, aku akan baik baik saja joonghyuk orang yang baik, sebaikan hyung bantu nunna berkemas saja" dokja tersenyum dan memakai selimutnya

"Baiklah tapi jika terjadi sesuatu segera telpon hyung ya?"

"Iya hyung, pasti"

"Oke nanti hyung bangunin kalau temanmu itu sudah datang ya, sekarang istirahatlah" dokja mengangguk kemudian wukong keluar dari kamarnya dan membantu uriel.








----

Sore harinya joonghyuk datang ke rumah yang dokja tinggali dengan kakaknya berkat info dari ibunya makanya ia tahu alamatnya

Joonghyuk menghela nafasnya kemudian mengetuk pintu rumah tersebut. Dari dalam terdengar suara perempuan dan kemudian pintu terbuka memperlihatkan uriel yang tersenyum menyambut joonghyuk kemudian mempersilahkan joonghyuk untuk masik terlebih dahulu

Joonghyuk masuk dan duduk di ruang tamu yang ternyata wukong sesang ngeteh sambil main tetris di hpnya

"Hai, tunggu sebentar ya dokjanya lagi mandi" wukong mencoba ramah walau ia tak bisa mempercayakan adiknya pada pria ini

"Iya hyung..." joonghyuk menjawab dengan ramah walau expresinya datar, tak lama dokja keluar namun rambutnya berantakan

"Yoo joonghyuk.." dokja memanggil joonghyuk dengan senyuman manis membuat joonghyuk yang terdiam melihatnya

"Kita bicarakan ini di luar" dokja langsung menarik joonghyuk dan berlari keluar, uriel dan wukong hanya melambaikan tangannya membuarkan adiknya menyelesaikan masalah asmaranya

Dokja kemudian melepaskan genggamannya saat mereka berada di halaman rumahnya dan mengajak joonghyuk berjalan dan mengobrol

"Apa tidak masalah jika kita begini?" Tanya joonghyuk dan dokja mengangguk

"Tidak masalah joonghyuk... mereka sudah tau semuanya"

"Baiklah kalau begitu aku harus menjagamu sampai pembicaraan ini selesai" joonghyuk tersenyum, setelah sekian lama ia kehilangan dokja mereka akhirnya bisa mengobrol dengan santai tidak sperti kemarin

"Joonghyuk... aku... aku ga mau kamu menyerah... aku mau kamu terus mengejarku sampai aku sembuh dari penyakit ini"



.
.
.
Tbc

END [BL] -ITS YOU- JOONGDOK <<yoo joonghyukxkimdokja>>Where stories live. Discover now