09.

758 94 5
                                    



Dokja tak bisa memejamkan matanya ia terus terusan memikirkan tentang joonghyuk

"Lagipula aneh sekali aku menyukai laki laki... hmm... tapi joonghyuk bilang dia menyukai temannya..." dokja berusaha tidur dan tak memikirkan tentang joonghyuk namun sesusah apapun dia melakukannya matanya memaksanya untuk di buka

"Haaaah... besok aku berangkat pagi dan kemudian berangkat kerja, kenapa kalian tidak mau menutup wahai mataku..." dokja menyeka selimutnya dan menatap jam yang menunjukkan pukul 10 malam, karena ia libur dari pekerjaannya ia memanfaatkan hari ini untuk tidur cepat tapi tak bisa

"Apa lebih baik aku jalan jalan sebentar ya?" Dokja mengambil jaket joonghyuk yang ketinggalan dan memakainya kemudian melangkahkan kakinya untuk pergi berjalan jalan ke luar

Niatnya dia berjalan jalan di taman tapi kakinya malah melangkah ke tempat ramai, disana ada beberapa tempat karaoke dan cafe jadi banyak anak muda bermain disana hingga larut malam

Dokja melihat sekitar sembari berfikir jika joonghyuk mengajaknya makan di daerah ini dengan senang hati ia akan menerimanya sampai pandangannya tertuju pada sosok tak asing

"Bukannya itu joonghyuk ya? Sama perempuan?" Dokja diam diam mengikuti joonghyuk sampai di gang dimana dekat rumahnya

Dari jauh memang tak terdengar apa yang mereka perbincangkan namun disana joonghyuk terlihat mengelus rambut perempuan itu, seketika dada dokja terasa sakit, ia ingin menangis... tanpa melihat lebih lama lagi ia langsung pergi dan pulang kerumahnya,

Sesampainya dirumah tanpa melepas jaketnya ia langsung masuk ke dalam selimutnya tangannya perlahan memegang dada sebelah kanannya yang terasa sakit

"Rasa apa ini? Sakit sekali... kenapa aku gasuka liat joonghyuk sama perempuan tadi?" Dokja memejamkan matanya berusaha meneangkan dirinya namun belum sempat dia tenang pintu rumahnya sudah di ketuk

"KIM DOKJA BUKA PINTUNYA!! JANGAN MERASA SOK HEBAT KAMU CEPAT BAYAR HUTANGMU!!" teriakan itu ternyata rentenir, dokja buru buru bangun dan membuka pintunya

Tepat pintu yang baru saja terbuka rentenir itu langsung memukul pipi dokja sampai dokja jatuh kebawah sampai mulut dan hidungnya mengeluarkan darah

"Uhuk... uhuk... ugh... sakit" dokja mengaduh sakit sambil memegang pipinya

"Sekarang kamu berlagak hebat ya karena memeras anak orang kaya itu?! Apa kamu menjual tubuhmu padanya?! Dasar pelacur!" Rentenir itu menarik kerah baju dokja dan menatapnya

"Dilihat lihat wajahmu cantik juga, mungkin lubangmy juga enak... orang kaya memang begitu selagi ada lubang dia tak akan memikirkan jenis kelamin" rentenir itu menyengir dan mendorong dokja hingga terlentang di lantai

"Ugh!... t-tunggu.. apa yang kalian katakan?" Dokja mencoba bangun namun tentenir itu menyuruh anak buahnya untuk memegangi tangan dokja agar tak pergi sementara anak buahnya yang satunya melapaskan celana dokja

"JANGAN!! AKU MOHON JANGAN!! HIKS... hentikan... t-tolong hiks..." dokja melemas tenaganya hilang, kakinya dibuka lebar hingga adik kecilnya terlihat oleh seluruh orang disana, ia hanya bisa menangis berharap ada yang menolongnya

"J-jangan hiks... aku akan bayar hutang lebih cepat aku mohon jangan lakukan ini hiks..."

"Mulut cantikmu harusnya mengulum penisku saja dari pada kamu meracau meminta tolong pada pemukiman sepi seperti ini ahahahaha" anak buah rentenir itu menjilati jari telunjuk dan jari tengahnya

"J-jangan... tolong.. kumohon hentikan..." dokja berusaha memberontak dengan menendang nendang namun apa ada tubuhnya lebih kecil dari pada mereka

Setelah jarinya basah anak buah rentenir itu memasukkan paksa jarinya pada lubang dokja untuk di longgarkan

"AKH!!... SAKIT!! HENTIKAN!!" Dokja membelalakan matanya, bawahnya terasa sakit seperti akan sobek

"Ketat sekali apa sudah lama tidak di masuki? Di lihat lihat juga orang itu jarang kesini apa kalian tidak melakukannya?" Jari yang ada di dalam lubang dokja mulai keluar masuk secara cepat cairan dan darah menjadi satu dengan desahan dokja

"Ahh.. nghh.. sakit... t-tolong... joonghyuk tolong aku... ahh" dokja mulai kehilangan kedasarannya, matanya berkunang dan pandangannya mulai memudar



Tak lama terdengar suara sirine mobil polisi, karena takut tertangkap rentenir dan anak buahnya buru buru pergi meninggalkan dokja yang sudah berantakan, bercak darah di selangkangannya, air mata yang membasahi pipinya dan tatapan kosong dokja yang sudah tidak sadar dengan keadaan

"Astaga.. kim dokja" joonghyuk lari dan langsung duduk menghampiri dokja

"J-joonghyuk..." nada lirih dokja memanggil joonghyuk matanya berlahan menatap joonghyuk dengan susah payah, joonghyuk sekarang disini jadi ia berfikir kalau ia sudah aman, dokja menatap lagi kedepan dan kemudian pingsan

"Dokja?!... kim dokja bangun!!" Joonghyuk memakaikan dokja celananya lagi dan menggendong dokja ke mobil polisi

"Pak tolong antar kamu kerumah sakit pak dia mengeluarkan darah" polisi yang datang bersama joonghyuk langsung bergerak mengantar joonghyuk dan dokja ke rumah sakit sementara mobil polisi yang satunya tetap di sekitar rumah dokja untuk mencari pelaku pelecehan anak dibawah umur

Sesampainya dirumah sakit dokja langsung masuk IGD dan di priksa oleh dokter. joonghyuk menunggu diluar karena sebagaimana ia tahu dokja hanya sebatang kara

Setelah memeriksa dokja dokterpun keluar dan langsung bertanya apakah joonghyuk keluarganya, joonghyuk mengangguk dan dokter mulai menjelaskan keadaan dokja

"Pasien baik baik saja, namun dalam lubangnya berdarah karena lecet akibat sayatan kuku beberapa hari akan sembuh jika rutin diberikan obat... dan juga saya sangat kasihan kepada keadaan anak ini.. ia mengalami kelelahan dan kurang gizi sedikit dan mungkin setelah kejadian ini akan menjadi traumanya saya harap keluarga bisa menjaganya, kalau begitu saya izin pergi" jelas dokter, joonghyuk mengangguk dan mengucapkan terimakasih kepada dokter sebelum dokter itu pergi

Kemudian para perawat memindahkan dokja ke bangsal rawat dan joonghyuk mengikuti di sampingnya, sampai di bangsal para perawat memasang infus dan meninggalkan mereka

"Dokja... maaf... seharusnya aku tak membatalkan janji kita... harusnya aku selalu disisimu"

"Maaf kan aku dokja... jangan pergi lagi... " joonghyuk putus asa ia benar benar takut jika dokja pergi lagi, hal yang menyakitkan ialah joonghyuk tak menganggap orang yang berbaring ini adalah orang yang baru ia kenal, selama ini joonghyuk menganggap dokja adalah teman masa kecilnya yang dulu

"K-kalau kamu mau pergi aku akan ikut dokja... kali ini kita akan selalu bersama" joonghyuk melihat dokja dengan tatapan tajam seperti ia ingin membunuh dokja

"Ugh..." dokja mengaduh akhirnya ia sadar, matanya langsung menatap joonghyuk yang ada di sampingnya, joonghyuk yang melihat dokja sadar langsung melembutkan tatapannya dan memeluk dokja erat

"J-joonghyuk? Aku dimana?" Tanta dokja nampak asing dengan suasana disana

"Syukurlah kamu selamat, kita ada dirumah sakit sekarang kamu harus banyak istirahat" joonghyuk melepas pelukanya dan kembali duduk menggenggam tangan dokja

"Kamu yang bawa aku? Hehe makasih udah nolongin aku" dokja tersenyum sesakit apapun dia harus bisa tersenyum

"Dokja maaf seharusnya aku ga ninggalin kamu sendiri, aku seharusnya ga bohong sama kamu aku seharusnya minta tolong sang ah jagain kamu semua salahku... aku selalu membuatmu dalam bahaya... dokja... maaf... maaf.. maaf " joonghyuk mulai menujukkan gelagat traumanya yang kambuh

"Joonghyuk... joonghyuk udah gak apa apa aku disini... lihat? Aku masi ada di sampingmu dan kamu ada di sampingku..." susah payah dokja bangun dan memeluk joonghyuk kemudian menenagkannya sembari mengusap punggung joonghyuk

"Lihat aku disini... aku selalu bersamamu"




.
.
.
Tbc

END [BL] -ITS YOU- JOONGDOK <<yoo joonghyukxkimdokja>>Where stories live. Discover now