12.

725 104 2
                                    



Dokja terus memandangi joonghyuk yang hanya diam di bangkunya, joonghyuk kembali ke kelas tak lama setelah ia duduk di bangkunya

"Haruskah aku menghampirinya?" Dokja kemudian menggeleng dan melanjutkan belajarnya, sampai tak terasa jam istirahat kedua sudah datang, biasanya di jam ini joonghyuk akan mengajaknya ngobrol tapi kali ini joonghyuk tidak ada di kelas ia sudah pergi dengan buru buru ketika bell istirahat berbunyi

Dokja menghela nafasnya dan meletekan kepalanya di meja lalu menatap ke jendela

"Apakah dia sakit hati karena ku usir seperti itu? Aku ingin minta maaf tapi dia selalu saja menghindariku" dokja memejamkan matanya, dadanya terasa sakit kalau begini jadinya harusnya dia ga kaya gitu le joonghyuk sekarang ia hanya bisa pasrah karena pertemanan mereka yang merenggang

"Aarrghh dokja kamu bodoh!!" Jelas dia frustasi sampai teman temannya yang di kelas menengok dan bertanya apakah dia baik baik saja, dokja hanya tersenyum dan berkata bahwa ia baik baik saja

Dokja memustuskan untuk mencari joonghyuk keluar kelas, ia keliling di koridor, ke gedung olahraga kemudian ke kantin namun joonghyuk tak di temukan dimana mana sampai akhirnya bell masuk kelas berbunyi namun joonghyuk tak ikut masuk tiba disana tasnya juga tidak ada

"Ah.. kalau kau mencari yoo joonghyuk dia sudah pulang tadi saat mendapat panggilan dari orangtuanya kerena neneknya meninggal" ucap salah satu temannya, dokja hanya mengangguk dan duduk di tempatnya.




"Dokja mau pulang bareng?" Tanya sang ah menepuk pundak dokja

"Aku langsung pergi ketempat kerja kamu pulang duluan aja"

"Ah sayang banget padahal aku mau ajak makan bareng, ya udah semangat ya kerjanya" sang ah pergi duluan dengan melambaikan tangan ke dokja, dokja tersenyum dan membalas lambaian tangan sang ah dan jalan ke tempat kerjanya

Langkahnya sudah agak jauh dari sekolah dan sekarang ia melewati jalan yang agak sepi, angin sepoi sepoi menerpanya pandangan dokja menuju ke kanannya yang memperlihatkan cahaya matahari yang terus perlahan hilang karena tenggelam sekelilingnya terasa dingin tak seperti sebelumnya saat ia selalu pulang bersama joonghyuk di saat itu mereka selalu berbincang banyak hal hingga hawa dingin itu menjadi hawa yang menghangatkan tubuhnya

"Hiks.. kenapa jadi begini... hiks..." dokja berhenti ia menundukkan wajahnya karena air mata yang sudah tidak bisa di bendungnya lagi, rasanya sakit kesepian, ia tak pernah merasa sekesepian ini, joonghyuk benar benar berperan besar dalam kehidupannya sekarang rasanya seperti joonghyuk adalah segalnya baginya benar jika ia menyukai joonghyuk namnun rasa ini tidak seharusnya seperti ini seperti ini adalah hal yang berlebihan

"Kim dokja?" Suara yang familiar membuat dokja mendongakkan wajahnya dan sadar itu adalah joonghyuk yang memanggilnya, tangis dokja semakin pecah membuat joonghyuk bingung dan langsung memeluknya

"Ada apa? Berhentilah menangis" joonghyuk berusaha menenangkannya namun tangisan dokja terus terdengar dengan keras dan meyayat hati

"Dokja aku-"

"Maaf... hiks... maaf, aku terlalu terbawa emosiku hiks... jangan menghindar dariku... hiks" dokja menggengam erat baju joonghyuk seperti enggan melepasnya

"Maafkan aku juga, aku... aku tidak memikirkan perasaanmu" joonghyuk memeluk dokja semakin erat dan dokja tangis dokja mulai mereda, saat dokja sudah tidak menangis lagi ia melepaskan pelukannya dan mengusap pipi dokja yang sudah banjir oleh air mata. Dokja menatapnya dan joonghyuk hanya tersenyum

"Mau pulang atau mau ke tempat kerja? Mau aku anter?"

"Kalau aku pergi kerja kamu langsung pulang?" Tanya dokja memegangi ujung baju joonghyuk

"Mau aku tungguin sampe pulang?"

"Apa tidak apa apa? Aku pulang masi nanti malam"

"Tidak masalah aku akan menunggumu, kirim pesan jika jam kerjamu sudah selesai aku akan mengantarmu pulang"

"Aku tidak pergi bekerja, aku mau bersamamu joonghyuk" dokja memohon dengan sangat imut membuat hati joonghyuk tak tahan ingin menyerangnya

"Mau menginap dirumahku lagi? Orangtuaku sedang dirumah nenek dan mungkin lusa mereka baru pulang"

"Huh? Bolehkah?"

"Aku takut sendirian dirumah dokja... kumohon temani aku"

"B-baiklah, tapi kita harus membeli makanan dulu karena aku lapar" ajak dokja dan joonghyuk setuju, kemudian mereka berjalan bersama ke resto untuk membeli makanan dan pulang dengan taxi.







Sampai dirumah joonghyuk mereka berberes, dengan meminjam baju joonghyuk dokja mandi di kamar mandi kamar joonghyuk dan sang pemilik rumah mandi di kamar mandi luar kamar

Mereka makan makanan yang di beli tadi kemudian lanjut menonton drama di kamar joonghyuk karena joonghyuk memiliki tv di kamarnya

"Jadi kenapa kamu menghindariku selama ini?" Tanya dokja yang butuh penjelasan

"Kamu tau anak pindahan dikelas sang ah? Dia temanku dulu dan salah satu yang mengataiku telah membunuh temanku aku sangat takut dia meyebarkan rumor itu lagi untuk berjaga jaga aku menjauhimu sementara namun dia bilang jika dia meminta maaf dan tidak akan melakukan hal yang merugikanku lagi, kemudian aku bercerita tetangmu... dia mengerti dan berharap kebaikan selalu bersamaku tapi setelah selesai berbincang dengannya aku ingin bicara denganmu sayangnya aku dapat telpon dari ibuku jika nenekku meninggal aku terpaksa menuju rumah nenek untuk penghormatan terakhir dan buru buru kesini lalu melihatmu menanggis dan menghampirimu"

Mendegar joonghyuk memberitahunya semuanya membuat dokja menghela nafas lega

"Maafkan aku atas kejadian sebelumnya" dokja meraih tangan joonghyuk dan menempelkan tangan joonghyuk ke dahinya

"Tidak tidak, aku yang salah seharusnya aku yang minta maaf" joonghyuk menarik tangannya dan menakup wajah dokja dengan kedua tangannya

"Berjanjilah padaku jika besok kamu ketemu han sooyoung berhati hatilah, dokja aku tidak mau ada kesalah pahaman diantara kita" joonghyuk kemudian memeluk dokja lagi membuat dokja hanya mengangguk dan membalas pelukannya

"Siapa wanita yang menyuapimu tadi?" Tanya dokja, joonghyuk segera melepas pelukannya dan menatap dokja kaget

"Kamu lihat?"

"Mungkin..." dokja mengalihkan pandangannya tak mau menatap joonghyuk

"I-itu tidak bermaksud apa apa... dia tidak suka tomat dan memberikannya padaku karena aku tidak makan apa apa jadi dia menyuapinya padaku, sungguh kami tak ada hubungan seperti itu percayalah padaku" joonghyuk berusaha menyakinkan dokja bahwa yang ia lihat di kantin itu tidak bermaksud apa apa namun dokja hanya bingung dengan teaksi berlebihan joonghyuk

"K-kenapa kamu panik begini? Lagipula tidak apa apa kok justru itu hal yang normal jika mempunyai orang yang kita suka..." Dokja mengatakan itu dengan senyuman hal itu ia maklumi karena joonghyuk pria yang tampan psti banyak yang suka padanya tetapi mendengar hal itu justru membuat joonghyuk kebingungan

"Kim dokja... bagaimana bisa kau berkata sesantai itu?" Joonghyuk terlihat kesal seharusnya dokja cemburu dan memeluknya sambil menangis lagi dan melarangnya dekat dengan perempuan lain, apa ini artinya dokja tak menyukainya

"Apa? Bukannya kamu menyukai wanita?" Mendengar hal seperti ini membuat joonghyuk sangat kesal ini salah dirinya atau memang dokja yang tidak pekaan.




.
.
.
Tbc

Ps: next up klo udh 1k viwers 👍

END [BL] -ITS YOU- JOONGDOK <<yoo joonghyukxkimdokja>>Where stories live. Discover now