04.

1.2K 150 10
                                    

tak melihat putranya keluar dari gerbang sekolah ibu joonghyuk panik dan segera mencarinya, untung hp joonghyuk tidak di matikan jdinya beliau langsung tahu dimana keberadaan anaknya, segera ibunya mengendarai mobilnya ke resto tersebut dan melihat joonghyuk tengah duduk makan bersama temannya yang wajahnya hampir tidak asing baginya

ibu joonghyuk langsung membuka lagi hpnya dan menelpon joonghyuk, untungnya di jawab "kalau udah selesai makan ibu tunggu di depan ya kita antarkan temanmu juga kerumahnya"

"baiklah ibu, terimakasih" suara joonghyuk dari sebrang sana terdengar bahagia kemudian telpon tertutup.

mendapat telpon begitu joonghyuk langsug menyampaikannya kepada dokja kalau ia akan mengantarnya pulang, dokja terkejut lalu berterimakasih atas kebaikan yang joonghyuk beri walau mereka baru kenal.

"perlu aku pesan lagi untukmu makan dirumah?" tanya joonghyuk yang sedari tadi melihat dokja makan dengan lahap, mendengar itu dokja langsung berhenti makan dan menaruh alat makannya di samping mangkuk nasinya dengan tatapan sedih kebawah

"maaf joonghyuk aku benar benar menyedihkan bukan? tidak peduli aku bekerja bagaimanapun hutang sisa orangtuaku tidak kunjung lunas aku sudah lelah namun yang bisa ku lakukan hanyalah berjuangan untuk hidup" dokja mulai bercerita, selama ini ia sudah berkerja keras namun itu tak membuahkan hasil yang bagus samapi ioa hampir menyerah kepada kehidupan

"berhenti bicara omong kosong kim dokja, bagiku kamu adalah orang yang hebat jika aku sepertimu aku sudah bunuh diri sejak lama.... tekanan yang ku rasakan juga tidak bisa dibilang ringan..... jika saja aku tak betemu dengan mu aku sudah merencanakan untuk bunuh diri di jembatan sungai han" joonghyuk memang berfikit untuk bunuh diri jika di sekolah yang sekarang jika ia sendirian lagi

"jangan menyerah!...." dokja sedikit berteriak menyemangati, akan sangat disayangkan jika joonghyuk menyerah begitu saja apalagi nyawa kita hanya satu

"aku tak tau, jika kamu pergi lagi aku akan ikut dengamu" ucap joonghyuk santai sambil tersenyum, ia bicara seakan itu bukan hal yang mengerikan, namun bagi dokja yang baru kali ini bertemu orang yang benar benar putus asa namun mencoba kuat hanya bisa diam dan memeikirkan jalan yang baik agar joonghyuk tak akan melakukan itu lagi

sore itu langit yang sudah mendung itupun menurunkan hujan yang lumayan deras, saat itu mereka sudah selesai makan dan dokja mengajaknya pulang karena kawatir ibunya joonghyuk yang menunggunya dari tadi

"apa ibumu baik baik saja jika harus mengantarkanku dulu?" tanya dokja sembari meminjam payung pemilik toko untuk berjalan ke arah mobil dengan joonghyuk

"tidak apa apa, ibuku orang yang sangat baik dan sabar....'' kata joonghyuk lalu mereka berjalan bersama, karena ibuya berada di sebrang jalan mereka harus menyebrang jalanan yang licin karena hujan

saat mereka berada di tengah jalan ada sebuah mobil pribadi yang tergelincir dan hampir menabrak mereka, dokja langsung mendorong joonghyuk agar tak tertabrak... namun perhitungannya salah ternyata mobil itu bisa mengerem dengan cepat sehingga mobil itu tak menabraknya

dokja menghela nafas lega karena tak terjadi kecelakaan namun saat dia melihat ke arah joonghyuk dokja langsung tercengang, ia melihat joonghyuk yang sudah menangis hebat dan tangannya yang hendak meraihnya, meski di guyur hujan deras dokja bisa mendengarkan apa yang di ucapkan joonghyuk dengan jelas



"tidak... kumohon... jangan lagi"


"dokja... aku minta maaf... tidak"

"jangan pergi lagi....''

dokja langsung menhampiri joonghyuk lalu memeluknya dan berkata "aku disini... tidak apa apa aku baik baik saja" dokja mengusap rambut joonghyuk untuk menenangkannya. melihat anaknya hampir kecelakaan ibu joonghyuk langsug keluar dan menghampirinya

"astaga joonghyuk... kalian ga apa apa kan? ada yang terluka?" ibu joonghyuk panik mengecek keadaan joonghyuk dan dokja, syukurlah mereka baik baik saja dan tidak ada yang terluka, namun dilihat dari keadaanya joonghyuk tak baik baik saja

"kamu kim dokja kan? bisa bantu saya ke rumah sakit?" minta ibu joonghyuk dan dokja langsung mengangguk, mereka kemudian membopong joonghyuk dan membawanya kerumah sakit mereka membiarkan mobil tadi karena keduanya tak apa apa dan itu bukan masalah besar karena jalannya licin

di dalam mobil joonghyuk enggan melepas dokja dan terus memeluknya, jujur dokja merasa tak enak apalagi mereka baru kenal bukan teman lama yang sering menempel tapi dokja merasa kalu ini hal yang tak asing baginya, seperti dokja sering memeluk jooghyuk

"maaf ya nak, trauma joonghyuk terjadi karena kecelakaan tadi persis dengan kejadian waktu sahabatnya meniggal" ibu joonghyuk mengajak dokja bicara agar tidak terlalu canggung

"t-tidak apa apa bi, ini salahku yang mengajak joonghyuk pergi tanpa izin darimu" dokja merasa bersalah mengingat kalau mereka nekat pergi karena tidak di izinkan

"tidak tidak, ini bukan salahmu aku hanya terlalu posesif pada anak ini... aku hanya takut joonghyukku sakit lagi"

"bibi benar benar menyayangi joonghyuk ya? aku sangat iri..."

"orangtuamu perlu di hubungi tidak kalau kamu ada di rumah sakit?''

"orangtuaku sudah lama tidak ada jadi itu tidak perlu" ibu joonghyuk terdiam ia merasa tak enak dengan dokja, perlu diingat ini bukan dokja yang ia kenal kenapa ia menganggap kalau dokja adalah tetangganya yang dulu

"ah aku minta maaf aku tidak bermaksud"

"tidak apa apa bibi yoo aku tidak keberatan, memang kenyataannya begitu" dokja meremas kjuat ujung baju joonghyuk yang masih memeluknya dan joonghyuk yang memeluknya lebih erat lagi seperti ia tak mau melepaskannya

sesampainya di rumah sakit joonghyuk langsung di priksa dan diberikan obat penenang akhirnya joonghyuk tertidur dan dokter menjelaskan keadaan joonghyuk ke ibunya

"seharusnya efek traumanya lebih parah, anda beruntung karena anak ini" kata dokter menengok ke dokja yang sedang duduk di samping joonghyuk untuk menjaganya jika joonghyuk bangun ia tak akan truma lagi karena melihat dokja di sampingnya

"saya sarankan untuk meminta anak itu membantu penyebuhan trauma dari anak anda, ini satu satunya cara agar traumanya bisa di atasi namun tak bisa hilang sepenuhnya" ujar dokter dan ibu joonghyuk mengangguk paham. Dokter kemudian mengambil secarik kertas dan menuliskan resep obat lalu memeberikannya ke ibu joonghyuk

Setelah menerima resepnya beliau bangun dari duduknya dan berjalan ke arah dokja dan joonghyuk

"Dokja... untuk malam ini kamu bisa menemani joonghyuk?" Tanya ibunya joonghyuk membujuk dokja agar mau membantunya

"Aku harap aku bisa, tapi aku harus pergi berkerja..." ujar dokja dengan wajah menunduk, padahal keluarga joonghyuk sudah baik sekali ia merasa tak enak

"Kalau begitu kamu kerja dimana? Nanti kalo joonghyuk bangun dia pasti mencarimu hanya untuk melihat kamu baik baik saja, saya mohon sekali saja nanti saja beri kamu uang sebagai ganti" ibu joonghyuk benar benar memohon membuat dokja jadi tak tega, meski kemarin ia sudah bekerja keras apakah boleh ia meminta ijin untuk tidak kerja sehari saja demi membuat joonghyuk tidak trauma lagi

"A-aku akan bicara kepada manager dulu, tunggu sebentar" dokja perlahan melepas genggaman tangan joonghyuk dan pergi keluar untuk menelpon manager tempat ia bekerja, dokja berharap ia di perbolehkan karena ia selalu bekerja keras

Sembari menunggu dokja, ibu yoo joonghyuk mengusap dahi anaknya yang tengah tertidur pulas karena obat itu dan mulai menitihkan air mata

"Kenapa dia selalu saja menderita ya joonghyuk?... mama harap kamu selalu ada buat dia dan selalu mendukungnya.." doa ibu joonghyuk untuk kim dokja, rasanya memang sulit dipercaya... beliau dengan jelas mengikuti seluruh acara pemakaman saat itu dan itu benar benar kim dokja

Dunia memang penuh dengan misteri yang belum diketahui......




Bahkan untuk mempercayai sebuah keajaiban adalah hal yang sulit.









.
.
.
TBC

Ps: aduh malu bngt coy typonya ga elit😭😭😭

END [BL] -ITS YOU- JOONGDOK <<yoo joonghyukxkimdokja>>Where stories live. Discover now