Fight

597 91 3
                                    

"Too weak" cemooh El terhadap kekasihnya yg kini berbaring lemah di atas ranjang. Kulit putih itu semakin pucat. Tidak ada rona merah menghiasi pipi. Dia nampak seperti mayat.

" Apa kau tidak belajar bela diri saat kau hilang. Aku benci melihatmu sakit Tessa. Kenapa kau suka sekali tidur? Memangnya ada apa di mimpimu itu? Ini sudah 2 hari" kini dia hanya bisa mencerca tubuh mungil itu setelah semalaman menguras air mata.

" Apa?" Tanya El tanpa menoleh.

" Yang Mulia Jaehyun?" Tanya Yuta hati hati memastikan.

" Don't call stupid one" ucapnya ketus.

" Mohon maaf Raja Elvern. Ada beberapa laporan dari sekutu kita. Bolehkah saya meminta waktu raja untuk menyampaikan ini"

Mata yg entah sejak kapan mulai memerah itu melirik Yuta dari samping. Dia diam. Membiarkan Yuta menunduk dan tak berkutik.

" Menurutmu apakah mendengarkanmu lebih penting dari pada tubuh lemah ini?"

Yuta dibuat panas dingin di tempatnya. Panglima paling kuat yg dipilih sendiri oleh raja sebelum Jaehyun itu, nampak gentar.

" Memang benar politik dan bisnis harus berjalan. Tapi itu urusan si bodoh,paham?"

" Aku tak peduli negara Haelios hancur. Aku tak peduli pula dengan harta. Jika aku masih ditubuh sialan ini. Jangan berani melangkah di area ku"

" Saya mengerti yang mulia" Yuta membungkuk.

" Pergi" titahnya tegas.

Yuta menutup rapat pintu kamar sang raja. mendorong beberapa pelayan untuk mengikutinya pergi. Bahkan mereka mengosongkan lorong kerajaan menuju kamar utama.

Elvern kembali menumpukkan kepalanya ke perut datar Taeyong. Kepalanya miring, sehingga leluasa melihat wajah manis itu. El yg awalnya datar kini mulai mengerucutkan bibir. Mata nya kembali sendu.

Tangan besar itu meraih tangan taeyong yg dingin. Ia kecup sebentar sembari memejamkan mata. Lantas melarikannya ke pipinya sendiri.

Pikirannya dipenuhi dengan kejadian di ladang rumput tempo hari. Ia memejamkan mata. Berusaha menghilangkan nyeri dari rasa bersalah.

" I must teach you to protect yourself"

.
.
.

" Use your stupid brain honey. Aku tau diriku tampan. Tapi cobalah fokus"

Taeyong memerah padam. Alisnya bertaut. Tidak terima akan ejekan si pria aneh dalam tubuh Jaehyun itu. Jemari saling mengerat di gagang pedang. Rahangnya mengeras sembari menggertak maju sang lawan.

" Lamban. Kau bisa mati dalam dua detik jika gerakanmu gemulai. Kau memang manis, tapi kau ini punya penis sayangku" Kelakar nya sembari mengayunkan pedang menghalau hunusan.

" SHUT THE FUCK UP!" Taeyong meradang. Buku jarinya memutih, kencang memegang senjata besi itu. Ingin rasanya menyobek mulut raja angkuh di depannya ini. Persetan jika dia adalah tunangannya sendiri.

Taeyong kembali maju menyerang penuh emosi namun mengikuti insting. Membaca gerakan cepat Elvern. Pria itu licik. Sungguh.

Denting besi berdesing mengisi taman bunga sepanjang hari ini. Pertemuan kedua pedang itu bengis,tak ingin kalah. Persis seperti ego sang pengendali.

Taeyong sendiri beberapa kali tersungkur. Bahkan raja tak segan menendang atau memukulnya. Tak ada belas kasihan. Sama sekali tak memandang taeyong sebagai kekasihnya.

Taeyong menatap berang pada wajah tengil itu. Dia kesal. Seakan ia benar benar dipermalukan sebagai manusia lemah. Sepanjang hidup taeyong harus mengakui kenyataan miris ini. Dia tidak mau dianggap sebagai gadis.

Dark Elf [JAEYONG]Where stories live. Discover now