Past

893 136 3
                                    

Mata mengedarkan pandangan berkeliling. Menelisik lebih jauh ruangan besar yang kini terasa nyaman. Ranjang yang diletakkan di tengah ruangan membuatnya leluasa melihat aktivitas di kamar ini.

Kaca tinggi yang mengelilingi kamar memberi kesan tidur di alam terbuka. Suasana malam akan terlihat begitu indah namun tak menghilangkan aura kengerian.

Tak jauh dari pintu utama, terdapat jejeran lemari yg mungkin berisi pakaian. Sofa lengkap dengan mejanya terletak di sebelah kanan ranjang, tak jauh dari sana ada sebuah pintu menuju balkon. Balkon yg sama dimana Jaehyun pernah membawanya.

5 hari Taeyong beradaptasi dengan semua hal yg berbau kerajaan ini. Taeyong mengira ini akan mudah karena dia tau beberapa hal hanya karena membaca novel. Namun, nyatanya dia masih terheran heran ketika melihat benda yg dunia ini gunakan dan bahkan salah mengartikan fungsinya.

Dia seringkali menggumamkan kekagumannya tanpa sadar setiap waktu. Padahal dirinya belum sepenuhnya mengetahui kehidupan Devansha seperti apa. Ini hanyalah bagian kecil darinya, dia belum mengetahui aturannya. Belum melihat hal hal janggal semacam sihir dan mahluk selain bangsa peri.

Maka wajar bila dirinya tak menyadari kekuatan besar yg tersembunyi dalam jiwanya, serta bahaya yg mengancamnya. Taeyong memiliki sesuatu yg bisa menjadi anugerah atau malah mala petaka.

Dia terlena dengan kehidupan barunya yg selama ini ia dambakan. Sampai melupakan beberapa hal penting yg harusnya ia prioritaskan.

Begitu pula sang raja, terlalu gegabah memilih keputusan. Pikirannya di penuhi ambisi menyelamatkan sang kekasih. Hingga langkahnya kali ini membawanya menuju jurang kematian di masa depan.

Taeyong sedang berada di balkon ketika suara pintu utama terdengar. Kaki putih tanpa alas menjejakkan langkah kembali ke kamar, memastikan siapa pelaku yg berani masuk tanpa mengetuk pintu.

" Jaehyun?" Panggilnya sembari melongokkan kepalanya. Detik berikutnya tanpa aba-aba, Taeyong lantas berlari dan menabrakkan diri pada orang yg baru saja masuk.

Orang itu terhuyung ke belakang akibat pelukan Taeyong yg tiba tiba. Dia tersenyum hangat, mengelus belakang kepala Taeyong sayang.

" Kenapa lama sekaliii. Kau bilang akan segera datang. Pembohonggg" rengeknya tanpa melepaskan pelukan.

Wanita paruh baya itu tertawa ringan," ada beberapa hal yg harus bibi urus, yongie nyaman disini?"

" Iyaa, Devansha sungguh luar biasa. Setelah ini kita akan tinggal dimana bibi? Apa kita akan kembali ke rumah?" Ujarnya antusias.

Bibi melepas pelukannya sebelum menjawab pertanyaan tersebut," tidak ada yg tersisa di Altaras. Disana hanya ada reruntuhan bangunan dan memori kelam. Aku harap kau tidak kembali kesana yongie"

Taeyong menunduk lesu. Setidaknya ia ingin melihat bagaimana tempat tinggalnya dulu. Dimana orang tuanya meninggal, dan bukankah itu berarti mereka terkubur disana? Di dalam reruntuhan?

" Ceritakan padaku bibi. Apapun itu yg memang harus ku dengar. Aku siap. Jangan sembunyikan apapun lagi" pintanya, kemudian ia dan bibi Anne beralih duduk di sofa.

" Jika kau tidak mengingat apapun setelah aku bercerita, jangan kecewa. Jangan paksakan ingatanmu, karena itu malah akan berdampak buruk. Bibi tidak tau seberapa banyak Ibunda ratu menggunakan sihirnya untuk membuatmu lupa" peringat bibi Anne yg disambut anggukan patuh dari Taeyong.

Bibi Anne memulai bercerita tentang asal usul taeyong dan kedua orang tuanya. Bibi Anne atau Annette merupakan pengasuh Ibu taeyong dari kecil. Gadis yg sudah mewarisi posisi ratu sejak ia lahir, Ratu Ravenna. Tanggungan besar ini membuat Ravenna menjadi gadis yg tangguh dan cerdas. Membuat siapapun tak lagi meremehkan wanita yg menduduki kuasa tertinggi kerajaan.

Dark Elf [JAEYONG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang