[FOLLOW SEBELUM BACA]
Bagaimana jika introvert memiliki kelas sendiri?
INTROVERT CLASS, seperti namanya, kelas ini berisi sekumpulan siswa-siswa yang memiliki jiwa introvert. Kelas yang berdiri selama 30 tahun lamanya, namun keberadaannya tak diketa...
[Misal, di depanmu ada dua pilihan. Bunuh diri atau bertahan hidup dalam tekanan para ekstrovert. _Belle]
Nuzello mengedar sekelilingnya. Hanya ada satu orang di tempat ini. Seorang gadis dengan gaun setengkuk dan mahkota yang menghiasi rambut hitamnya. Tak salah lagi, pasti ia orang yang dimaksud anak kecil itu. Nuzello pun memandang jeli untuk memastikannya.
Gadis bergaun warna kuning telur yang semulanya hanya menatap kosong hamparan danau itu berbalik badan. Nuzello pun refleks kembali ke posisi awalnya. Dalam kamus hidupnya, dirinya berprinsip tidak boleh ikut campur terlalu banyak mengenai urusan hidup orang lain.
Tetapi, suara langkah kaki dari belakang membuat tubuh Nuzello ikut bergetar. Tak berselang lama, seseorang menepuk dari belakang. Tidak ada pilihan lain, Nuzello pun membalikkan tubuhnya.
Nuzello melirik ke arah gadis bergaun kuning di hadapannya sekarang. Dilihat dari ujung kaki yang terbalut sepasang sepatu indah, indah. Hingga ujung rambutnya yang mengenakan mahkota, dan pita kuning untuk menguncir rambut belakangnya.
Gadis itu menatap dalam wajah Nuzello. Lantas, ia menggerakkan kedua tangannya untuk berbicara empat mata dengan Nuzello. Kini terlihat jelas sarung tangan dan kuku pasangan yang bercorak kuning dengan pernik-pernik yang bersinar di kedua jemarinya.
(Kenapa aku terlahir dengan kepribadian yang aneh?)
Awalnya Nuzello kaget saat gadis itu tidak berbicara dengan suara mulutnya, tapi dengan gerakan kedua tangannya. Itu adalah bahasa isyarat, sepertinya gadis itu menggunakan bahasa isyarat BISINDO. Nuzello pernah mempelajari SIBI untuk omnya yang tunarungu. Namun, akibatnya ia jadi tidak susah payah untuk mengeluarkan suaranya.
Nuzello cukup tahu mengenai bahasa isyarat. Bahasa isyarat di dunia ada banyak jenisnya, tetapi ada 2 bahasa isyarat yang sering digunakan di Indonesia. Pertama, yaitu bahasa isyarat SIBI, merupakan sebuah sistem bahasa isyarat yang dibentuk oleh mantan kepala Sekolah Luar Biasa (SLB)-merupakan orang dengar. Pembuatan SIBI diadopsi dari bahasa isyarat Amerika (ASL) dan telah diresmikan oleh pemerintah Indonesia. Sedangkan satunya, BISINDO-bahasa isyarat yang terbentuk secara alami dalam komunitas Tuli.
(Kamu siapa?)
(Dari kedua pilihan itu, mana yang lebih baik?)
(Apa maksudmu?)
Nuzello kembali mengerutkan keningnya, kebingungan. Kemudian, ia segera bertanya dengan isyarat tangannya.
(Kamu yang memberikan kertas ini?)
Senyuman tipis terbit pada bibir gadis bergaun anggun, lentik mata yang cantik, dan wajah kuning langsat yang manis itu.
(Kalau kamu tidak bisa memilihnya, saya akan memilih pilihan yang pertama)
Nuzello kaget, lantas segera membalas dengan isyarat juga.
(Apa yang kamu maksud?)
Tidak ada aba-aba. Kedua kaki gadis itu langsung naik pembatas kayu balkon kastil ini.
"Kamu mau ngapain?" Ingin berusaha mencegat pergerakan gadis itu. Tetapi, terlambat gadis itu sudah lompat dari balkon ini menuju danau yang tak berarus itu.
Nuzello terperangah berhadapan dengan situasi menegangkan itu. Tubuhnya terpaku di tempat. Pandangannya terus mengikuti arus danau yang begitu tenang. Nuzello berharap sosok perempuan bergaun itu muncul dari air danau tersebut. Antara khawatir, takut, bingung, dan kacau. Perasaannya kini bercampur aduk.
Nuzello memandang sekitarnya. Tidak ada seorangpun di tempat ini. Tidak ada tanda-tanda kemunculan gadis itu. Sunyi dan sepinya malam membuat dia semakin kalut.
Akhirnya setelah beberapa menit berpikir, Nuzello pun ikut terjun ke dalam danau itu mencari gadis berpakaian ala puteri kerajaan-Princess Belle-yang misterius itu, walaupun ia sadar dirinya tidak bisa berenang.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
[Ilustrasi Gadis Bergaun Kuning di Kastil Belakang Sekolah]
_____
Mata hitam milik Nuzello perlahan terbuka, sayup-sayup menangkap objek sekitarnya. Ia sadar ini bukan kamarnya, apalagi asrama di sekolahnya. Tempat ini sangatlah asing.
Badannya bergerak, bangun dari posisi berbaringnya. Kamar bernuansa coklat dengan satu lampu corong di nakas dan dinding berkayu itu membuat ia teringat dengan sahabatnya, Cakra. Setiap Hari Minggu di kost-kostannya pasti menggunakan lampu corong, dan mereka sering berbagi cerita sambil bermain bayang-bayang, hampir sering ditegur, bahkan dihukum oleh keamanan sekolah yang ronda malam.
Tanpa sadar, senyuman teduh terbit di wajahnya. Dan tak terasa, Nuzello mengakuinya jika ia rindu dengan sahabatnya.
Setelah itu, telinganya mendengar dentuman suara petasan kembang api yang saling bersahut-sahutan. Saat melihat jam weker di atas nakas-samping ranjang-ternyata sudah pukul dua pagi. Itu artinya, sudah 2 jam yang lalu menyambut tahun baru 2025.
"Pukul 2 am adalah peringatan wajib untuk memulai hari esok. Sebelum tepat pukul 2 lebih 20 am. Ada 2 pilihan yang diberikan untuk class-Tentrovert, salah satunya adalah kamu, Nuzello."
"Satu, absen class pada hari pertama. Atau ..."
"Bapak siapa?" tanya Nuzello spontan. Kemudian ia menggosok-gosokkan kedua matanya untuk memastikan ini semua bukanlah imajinasinya.