Deru jantung Vaela yang bertalu panik mungkin bisa terdengar jelas oleh pelindung kakak keduanyanya ini. 'Hm, Felis bisa kau bantu Vael?,' tanya Vaela ada pelindung milik Fabian yang dipinjam Kevan itu dengan menggunakan telepati. 'Bocah nakal. Kali ini tidak bisa terimalah amarah ibumu,' balas Felis yang diakhiri ejekan.
Mendengar itu rasanya Vaela ingin menjatuhkan dirinya dari atas sini. Ya, itu pasti lebih baik. Melihat ke wabah. Sekujur tubuhnya tiba-tiba merinding membayangkan dirinya menjadi remuk tak berbentuk.
'Hm, tidak-tidak. Mari cari cara lain saja,' kilahnya saat melihat daratan yang tidak bisa terlihat oleh matanya.
"Diam dan jangan memikirkan hal untuk kabur Vael," ujar Kevan yang tepat sasaran. Dia sepertinya tahu akal bulus Vaela yang tidak pernah benar.
Pikiran Vaela yang kemana-mana atau bagaimana hingga dia tak sadar kini sudah berada di hadapan ibunya yang memasang wajah menyeramkan menurut Vaela dan yang lain, sedangkan untuk Leander dia merasa itu menggemaskan.
Berkacak pinggang, Gania menatap tajam Vaela yang sedang bersembunyi dibelakang Kevan.
"Jadi, tupai nakal ibu ini mengganggu acara kencan Andy," penyataan yang dilontarkan Gania itu di balas gelengan dan anggukan oleh Vaela. Dia tak ingin membenarkan tindakannya atau tidak. Lagipula dia hanya ingin membantu dan numpang makan sih.
"Kevan menyingkir," pinta sang ibu yang membuat Vaela tambah mengeratkan pegangannya pada jubah yang dikenakan Kevan dia bahkan mengikuti gerakan Kevan yang menghindar.
Tak ingin kena masalah juga. Akhirnya Kevan melepaskan pegangan Vaela dan meningkalkan Vaela berdiri dengan tangan tertaut gugup.
"Astaga, imut sekali. Matanya, pipinya. Arggg, sadarlah Gania," ronta batinnya saat menatap Vaela. Jika terus menatap wajah itu rasanya dia akan goyah.
"Tau kesalahanmu, Vael?," tanya Gania yang jawab anggukan. "Bagus, jika kau tau apa kau akan melakukannya lagi?," kembali Gania bertanya.
Vaela mengangkat wajahnya menatap wajah ibunya yamg sedang marah dengan raut sedih, jangan lupakan tautan tangan gembulnya. 'Vael, tidak janji ibu. Takut lupa,' balasnya yang membuat Gania kesal.
YOU ARE READING
Putri Bisu
Historical FictionTumbuh menjadi putri yang cerdas dan cantik tak mengubah apapun. Semuanya tetap sama, Vael lagi-lagi tumbuh tanpa kasih sayang keluarga yang lengkap. Bahkan jika itu rasa sayang yang ibu asuhnya berikan tetap tak cukup, dia ingin keluarganya. Yang p...