Chapter 12

7.4K 706 17
                                    

Jangan lupa Vomen nya biar tambah semangat buat up
Authornya juga di follow ya😘

Jangan lupa Vomen nya biar tambah semangat buat upAuthornya juga di follow ya😘

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dengan wajah yang di tekuk, Vaela jalan menyusuri koridor istana. Dia berjalan menghampiri gazebo tengah taman istana tempat biasa ibunya menjamu tamu penting kerajaan.

"Huh, dasar ayah. Padahalkan dia sudah berjanji akan membiarkan Niel dan Nial pergi berkebun denganku. Tapi tadi, aku malah di usir." Vaela mengomel dalam hati.

"Wah, tupai kecil ibu sudah datang rupanya. Kemarilah, ayo gabung dengan bibi Lella dan kak Fanya, Fania," ujar Gania dengan senyum keibuannya.

Vaela berjalan menghampiri ibunya, kemudian memposisisikan dirinya untuk memberi hormat kepada anggota kerajaan Atrix dengan kaki sedikit disilangkan dan posisi tangan di dada, kemudian membungkuk.

"Salam semoga dewa alam melindungi yang mulia dan tuan putri."

Tersenyum senang, permaisuri Lella segera menyuruh Vaela untuk duduk di kursi kosong tepat diantara dirinya dan permaisuri Gania tentunya dibantu oleh sang ibu karna tinggi Vaela dan kursi yang jauh berbeda.

"Heh, kenapa wajah anak ibu yang cantik ini di tekuk? Siapa yang mengganggumu? Katakan pada ibu," ujar permaisuri Gania.

"Ayah. Ibu harus memarahi ayah. Vael tidak suka ayah sekarang dan paman Javi juga," adu Vaela pada ibunya dengan bibir di tekuk kebawah membuat orang yang melihatnya terpekik gemas.

"Kenapa dengan ayahmu Vael?," tanya permaisuri Lella yang kini memangku Vaela karna sudah tak mampu menahan gemas akan tingkah anak sahabanya itu.

Perlahan air mata turun membasahi pipi gembulnya. Ingatannya kembali berputar pada kejadian beberapa saat yang lalu saat ayahnya mengusirnya dan paman Javi mengejeknya. Dasar, drama sekali si bocah nakal itu.

Fanya menghapus lembut air mata Vaela. "Puk puk, jangan menangis. Coba ceritakan pada kakak apa yang terjadi."

Tatapan Fanya dan Vaela bertemu, keduanya saling menatap satu sama lain.

"Itu, ayah sudah berjanji akan membiarkan Niel dan Nial pergi berkebun dengan Vael hari ini. Tapi tadi, saat Vaela menjemput mereka, ayah mengusir Vael. Dia mengatakan tidak pernah bernjanji padahalkan ada. Paman Javi juga ejek Vaela gendut," Jelas Vaela pada mereka.

"Vael tidak gendutkan bu?," tanya Vaela dengan wajah penuh harap kepada ibunya.

Tersenyum, Gania menjawab pertanyaan Vaela. "Hum, tentu anak ibu tidak gendut hanya sehat saja."

Jawaban Gania membuat permaisuri Lella dan kedua putrinya menahan tawa. Perkataan Gania sama saja mengatakan bahwa Vaela itu gendut hanya saja dengan bahasa yang halus dan tidak menyinggung.

Menganggukkan kepalanya, Vaela menyetujui perkataan sang ibu. "Ya, aku anak ibu yang cantik dan montok," ujar Vaela dengan bangga membuat yang berada di sana tak kuasa menahan tawa.

Putri BisuWhere stories live. Discover now