Chapter 3

9.8K 960 6
                                    

Jangan lupa vomen

Jangan lupa vomen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🔸🔶🔸

Vaela terlihat cantik dengan dress cantik yang diberikan ibunya, permaisuri Gania. Dia terlihat manis memakai dress tulle bergradasi dengan warna navy yang dipadukan warna perak. Cocok dengan warna rambut dan matanya. Orang yang melihatnya pasti akan berteriak gemas.

"Putri anda sangat cantik dan menggemaskan disatu waktu," ungkap Nera dengan senyum diwajahnya.

"Hm, tentu. Haruskah kita pergi sekarang?," sahut Rania yang diakhiri dengan pertanyaan.

Anggukan kepala Vaela berikan pada kedua pelayan itu tanda setuju. Dia hanya harus menampakkan dirinya dihadapan ibunya setelahnya dia bisa kembali dan menunggu ibunya keesokan harinya seperti yang dia lakukan sebelumnya. Vaela benar-benar takut, dia berharap tak bertemu ayahnya nanti tapi sepertinya itu harapan yang mustahil karna kaisar pasti selalu ada disamping permaisuri.

Mereka berjalan menuju pesta, terlihat dari jauh gemerlap aula perayaan dengan tamu yang berdatangan. Bahkan ada beberapa yang membawa anak mereka, hal itu dilakukan untuk mendapatkan relasi yang baik saat anak-anak itu nantinya mewarisi kekayaan dan kedudukan orang tua mereka. Akal orang dewasa benar-benar mengerikan.

Saat akan melewati pintu utama, tiba-tiba Vaela menghentikan langkahnya. Dia menarik tangan kedua pelayannya, membuat Rania dan Nera bingung.

"Ada apa tuan putri?," tanya Rania lembut tapi diberikan gelengan kepala ambigu oleh Vaela.

Nera yang mengerti dengan tingkah Vaela tersenyum pedih. Putri kecilnya ini sedang ketakutan, dengan lembut Nera mengelus pucuk kepala Vaela memberikan ketenangan untuknya.

"Apa kita lewat pintu samping saja, hm? Disini terlalu ramai, putri kecilku ini pasti akan terjepit diantara para bangsawan lainnya," ujar Nera menampakkan senyum terbaiknya yang langsung disetujui Vaela.

Vaela yang sudah masuk ke aula perayaan dapat melihat ibunya yang sedang tersenyum kearah tamu sembari melihat sekitarnya. Dia sedang mencari keberadaan Vaela diantara para tamu. Saat tatapan keduanya bertemu senyum diwajah Vaela terbit, dia ingin berlari kearah ibunya kemudian memeluknya erat tapi tatapan tajam dari laki-laki disamping ibunya membuatnya terdiam kaku. Selalu tatapan tajam itu dia dapatkan.

Karna rasa takut dan enggan, akhirnya Vaela berdiam diri dipojokan sembari melihat ibunya. Dia tau ibunya ingin menemuinya sama sepertinya tapi sang kaisar tak membiarkannya.

"Sendiri?," tanya sebuah suara tepat disamping Vaela membuatnya terkejut. Dia memang sendirian karna Nera dan Rania sudah pergi beberapa menit yang lalu.

"Kau terlihat menyedihkan," lanjutnya saat tak mendapat respon dari Vaela.

Senyum mengembang diwajahnya, Vaela kenal laki-laki disampingnya ini. Laki-laki yang ditemuinya beberapa hari yang lalu saat mengejar blue, kelinci biru yang sekarang menjadi peliharaannya.

Putri BisuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang