Chapter 13

6.3K 662 9
                                    

Jangan lupa Vomen ya
Di follow juga Authornya😚

Suara tawa terdengar di sekitar danau kerajaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara tawa terdengar di sekitar danau kerajaan. Kaki kecil seorang gadis berlarian tak tentu arah karna kejaran dari sang kakak. Terkadang pekikan kecil terdengar dari mulut para kakaknya saat melihat adiknya yang hampir menabrak atau terjatuh, namun tak urung tawa mereka terdengar saat melihat senyum senang diwajah adik kecil mereka.

"Vael, kemari. Istirahat dulu," teriak Alton.

Mendengar itu, Vaela dan Kevan berjalan cepat menuju tempat kakaknya. Setelahnya, mendudukkan dirinya di pangkuan Fabian dan menerima suapa dari Alton. Sesekali memberikan senyuman manis kepada kakak sepupunya itu.

Dari kejauhan terlihat Garret yang berjalan bersama kedua putri dari Kerajaan Atrix menghampiri mereka. Ketiganya memposisikan dirinya di tempat yang sudah di sediakan.

"Vael, maaf kakak lama kali ini," sesal Garret dengan wajah datarnya.

Anggukan kepala Vaela berika tanda mengerti. Kemudian melanjutkan acara makannya yang tertunda.

"Halo, kak Fanya, kak Fania," sapa Vaela dengan senyum manis.

Oh, iya, kesalahpahaman antara Garret, Fanya dan Vaela sudah selesai. Itu, karna Fanya dengan inisiatifnya menjelaskan hal tersebut kepada Garret secara perlahan sehingga dapat di terima. Saat itu, dia tak bermaksud menghina Vaela, dia hanya tak tau saja keadaan Vaela.

"Vael, kelinci bab. Ah, maksud kakak, kelinci biru mu itu mana?," tanya Fania, mencoba mencairkan sedikit suasana yang menurutnya awkward, walaupun hampir keceplosan mengatakan peliharaan Vaela kelinci babi.

"Ah, Blue. Dia sedang bermalas-malasan di rumahnya. Aku ingin menggendongnya, tapi terlalu berat. Sekarang dia mirip kukang," jelas Vaela dengan wajah cemberut.

"Bukan kukang tapi babi tupai kecil," sahut Kevan, mengkoreksi kalimat Vaela, jangan lupakan wajah tengilnya.

Vaela berdiri dari pangkuan Fabian, matanya melotot tak suka akan ucapan sang kakak kemudian menolehkan wajah kesamping tak ingin menatap wajah jahil Kevan. Tingkahnya membuat semuanya terkekeh gemas.

🔸🔶🔸

Senyuman manis dan semburat merah menghiasi wajah cantik Vaela. Kedua tangannya penuh dengan bungkusan coklat yang didapatnya dari para pelayan yang ditemuinya sepanjang lorong. Keimutannya membawa berkah, tanpa memintapun mereka langsung memberi beberapa manisan untukku.

Dari kejauhan Vaela melihat Neil dan Nial yang sedang bersantai di dekat taman istana tempat biasa kedua hewan buas peliharaan ayahnya itu bermain.

Kaki mungil Vaela berlari kecil menghampiri hewan peliharaan ayahnya tanpa rasa takut sedikitpun. Setibanya, dia menyimpan beberapa coklatnya begitu saja di rumput. Tangan mungilnya mengelus lembut bulu halus Nial dan Neil sesekali memeluk erat keduanya yang di balas jilatan-jilatan kecil.

Putri BisuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang