Chapter 9

8.3K 854 22
                                    

Jangan lupa vomen

Klik tanda 🌟 ya, jangan lupa😉

Kejadian di pesta pekan lalu membuat Vaela murung, bahkan dia tak ingin berkunjung ke istana utama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kejadian di pesta pekan lalu membuat Vaela murung, bahkan dia tak ingin berkunjung ke istana utama. Dia takut ke sana, lebih tepatnya dia takut jika ayahnya memarahinya karna mempermalukan kerajaan. Perkataan ayahnya dulu terngiang di kepalanya.

"Gadis bisu sepertimu hanya akan mempermalukan kerajaanku. Jadi jangan menampakkan dirimu dipesta." "Dasar bisu."

Ah, kenapa kata-kata menyebalkan itu terus mengusik dirinya. Dia tak suka ini.

Bunyi ketukan pintu membuyarkan pikirannya. Dia menyuruh nera mempersilahkan orang itu masuk. Di sana berdiri Nera bersama dengan Fabian, keduanya masuk menghampiri dirinya. Fabian duduk di sampingnya, tersenyum manis ke arah adiknya. Hah, lihatlah wajah datarnya tadi seketika berubah lembut saat berhadapan dengan adik manisnya itu.

"Jadi, kenapa adik manisku ini tidak ingin bermain bersama ibu dan kakaknya? Hmm," tanya Fabian berusaha memancing Vaela untuk bersuara. Tangannya menoel-noel pipi tembem milik Vaela.

Diam, Vaela masih tak mau membuka suara untuk menjawab pertanyaan yang di lontarkan kakaknya itu. Membiarkan Fabian bermain dengan pipinya. Tangannya saling bertaut, menandakan betapa gugupnya dia saat ini.

Fabian menghela napas, dia meraih kedua tangan adiknya. "Hey, dengarkan kakak. Kau tak melakukan kesalahan apapun, kenapa kau harus merasa takut? tak akan ada yang memarahimu. Kau tau, kak Garret mengkhawatirkanmu. Ayo temui si jelek itu," hibur Fabian.

Tatapan Vaela mengarah pada manik teduh milik kakaknya. Bibirnya perlahan melengkung ke bawah, tangisnya pecah saat itu juga. Merasa gemas dengan tingkah adiknya membuat Fabian tak bisa menahan tawanya. Kenapa adiknya ini begitu mengemaskan.

Fabian menggendong Vaela untuk menenangkan adiknya itu. Perasaan Vaela menjadi lebih baik dan sekarang tangannya sibuk memainkan rambut panjang milik Fabian.

"Lebih baik? hm," tanya Fabian lembut yang diangguki oleh Vaela sembari tangan besar Fabian mengelus surai halus milik Vaela.

🔸🔶🔸

Kini Vaela dan Fabian berjalan menuju istana utama dengan Vaela yang masih berada di gendongan Fabian yang tengah sibuk bermain dengan rambut panjang kakaknya itu. 

"Hey, ponakan kecil," gema suara membahana Liandra.

Tatapan Vaela terarah kearah Liandra yang berjalan kearahnya bersama dengan suaminya, setelahnya dia kembali sibuk dengan rambut kakaknya. Dia sama sekali tak berminat berurusan dengan bibi menyebalkannya itu. Fabian yang melihat kelakuan adiknya tersenyum tipis. Gemas dengan tampang malas adiknya.

"Apa-apaan tatapan malas itu? Hey, Vael kau tak ingin bertemu bibi?," tanya Liandra tepat di dekat kedua keponakannya itu.

Putri BisuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang