Chapter 18

0 2 0
                                    

Haloo gaiiss tolong ajak siapapun untuk baca cerita aku yaaa....

Pagi hari yang cerah, tapi entah mengapa membuat alina sedih. Ia sedang mengamati halaman rumahnya sambil menunggu bapaknya bersiap.
"Linnn, yuk berangkat" ajak bapak
Alina diam belum menjawab.
"Alinaaaa" panggil bapak lagi.
"Eh, maaf pak, alina ga denger, udah siap? Mau berangkat sekarang?", Tanya alina balik.
"Kamu yakin? Bapak gapapa kok kalo kamu ga ikut juga," kata bapak.
"Aku yakin aku gapapa, jadi let's go berangkat" ajak alina. Mereka pun berangkat menggunakan motor. Nanti mbaknya menyusul.
Sesampainya di kantor perceraian, alina, bapak dan mbaknya masuk kedalam. Di dalam sudah banyak orang termasuk alfan dan melan yang duduk di barisan ibu nya. Sedangkan alina duduk di barisan bapaknya.
Acara berjalan lancar sebagaimana mestinya.
Hakim memutuskan bahwa hak asuh anak kedua yang bernama alina maulida jatuh kepada bapak syarif dan anak ketiga dan anak kesatu yang bernama melan putri dan alfan maulana jatuh kepada ibu indah. Tok tok tok. Ketuk palu tiga kali tandanya sudah disetujui. Dan acara pun selesai. Bapak dan ibu bersalaman, lalu ibu menghampiri alina dan memeluknya.
"Ibu pamit ya lin,maafkan ibu, kamu tetap anak ibu, ibu sayang alina, alina boleh main ke rumah ibu, nomor ibu masih sama, kamu kesayangan ibu, jangan jadi kayak ibu ya linn" begitulah kata ibu seraya berderai air mata, alina hanya diam, ia tak bisa menangis. Alina hanya menjawab
"Maaf, alina selalu bikin ibu susah"
Ibu semakin terisak, tak bisa ia pungkiri bahwa ia sangat sedih meninggalkan putri gadisnya itu,alina  itu baru beranjak dewasa pasti membutuhkan ia, tapi ia malah meninggalkannya.
"Alinaa gak salah, ibu yang salah, ibu minta maaf,ibu sayang alina selalu, jadi anak baik dan pintar ya nak, ingatkan bapak tentang kesehatannya, ibu selalu bersyukur punya anak kamu" kata ibu lagi.
"Ibu janji akan sering tengokin kamu, kamu kalo mau pulang boleh pulang ke rumah ibu juga ya" lanjut ibu.
"Iya buu" hanya itu yang bisa alina katakan jujur hatinya amat sakit, tapi kenapa ia tak bisa menangis padahal sudah di paksa.
Ibu melepaskan pelukannya dari alina, lalu aalfan memeluk alina sambil bilang.
"Aa ada selalu buat alina, kita cuma pisah rumah, kamu tetep adik aa yang paling galak"
"Mmm settoorr" jawab alina. Alina sedih seperti ada yang menjanggal di hatinya tapi tak bisa diutarakan. Alina melepas pelukannya lalu beralih ke adiknya. Rasanya alina tak sanggup harus pisah rumah dengan adiknya itu, adik yang selalu menjadi babu nya, adik yang selalu ia buat nangis. Melan pun memeluk alina.
"Maafin teteh ya lan, teteh sayang melan" hanya itu yang mampu terucap dari mulut alina.
Melan pun menjawab
"Sayang teteh banyak banyak"
Yah suasana disitu sangat sedih, mbak yang melihat keluarga kakanya hancur pun tak percaya,
"Yaudah aku sama anak anak pamit ya pak, bapak jaga kesehatan" kata ibu.
"Ibu pulang naik apa?" Tanya bapak.
"Bawa motor pak" jawab ibu.
Lalu keluarga yang sudah tak cemara itu keluar dari kantor dengan perasaan yang sulit diartikan. Satukata untuk perasaan mereka yaitu sedih.
Ibu, melan dan alfan sudah pergi ke rumahnya. Tinggallah alina, bapak dan mbaknya.
"Alinaa, pulang ke rumah mbak dulu yu," ajak mbak.
"Boleh pak?" Tanya alina pada bapaknya.
"Boleh" jawab bapak.
Alina pun pulang bersama mbaknya, dengan pulang ke rumah mbaknya seengganya ia tidak kesepian.
Sesampainya di rumah mbaknya, ternyata ramai orang.
"Assalamualaikum" ucap mbak
"Waalaikumsalam"
"Gimana? Lancar mi?" Tanya mbak siti. Tetangga sebelah rumah mbak.
"Alhamdulillah lancar" jawab mbak.
"Kamu masuk kamar dwi aja dulu ya" kata mbak.
Oh ya mbak ini namanya mbak tini dan dwi itu anak mbaknya, satu tahun diatas alina.
"Iya mbak" jawab alina.
Dikamar dwi alina merasa sedih, ia heran kenapa ia tidak menangis seperti ibu, melan dan mbaknya. Padahal alina itu tipe cewek yang cengeng, tapi kenapa tadi ia tidak menangis,alina bingung dan heran. Disaat sibuk memikirkan itu, hp alina berbunyi.
Risa cantekk calling
Alina: kenapa ris?
Risa:you okey?( Kamu gapapa)
Alina:i think no ( saya pikir tidak)
Risa: gue ada di depan rumah lo, tapi kata bapak, lo lagi nginep di rumah mbak lo
Alina: omaygatt ris, maaf gue gatau lo mau ke rumah, gue pengen disini karna bapak mau kerja pasti sampe malem dan gue lagi ga mau sendiri. Maaf ya risaaa
Risa: gapapa beib, santuy gue cuma hawatir sama lo, pas ortu gue cerai, rasanya gue mau bundir, makanya gue mau mastiin lo, takutnya sama kaya gue, kan mau gue kasih tau kalo mendingan bundir pake pisau jangan silet. Hahaha
Alina: bisa juga candaan looo, gue bayarin dah, gope
Risa: asuuuu
Alina: iya gue tau gue lucu hahha
Risa: gue tenang kalo udah denger lo ketawa linn, jujur gue ngerasa temenan sama lo itu klop bangett, kita harus sampai tua ya linn?
Alina: iya ris
Risa: yaudahlaaa, gue pamit, bye
Sambungan terputus,alina menghela nafasnya panjang, rasanya seperti mimpi, keluarga cemaranya hancur, ia bingung tak bisa berfikir jernih, pusing memikirkan itu, alina akhirnya memutuskan untuk keluar mencari udara segar sekaligus menjernihkan otak dan perasaan.
"Loh, alina mau kemana?" Tanya mbak.
"Aku mau keluar sebentar ya mbak, nanti aku pulang langsung ke rumah" kata alina.
"Ya tapi mau kemana? Ini udah sore loh" kata mbak.
"Pliiss mbak, sebentar aja ga jauh kok paling jalan jalan naik motor doang" jawab alina.
"Yaudah deh, tapi hati hati ya, jangan ngebut, bawa motornya"kata mbak memperingati.
"Siaappp mbak" jawab alina.
Alina pun pergi menaiki motornya dan langsung ke tempat yang ia tuju yaitu taman. Sebelumnya alina sudah mampir dulu ke alfamart buat membeli makanan dan ice crem. Lalu ia akan memakannya di taman itu.
Sesampainya di taman, ia langsung duduk dan membuka makanannya, sambil memandangi orang orang yang sedang berlalu lalang, tertawa bahagia, dan juga sesekali ia melihat ke arah bunga bunga yang cantik, ia memandangi itu semua sambil memakan makanan yang sudah ia beli. Di dalam hati ia berkata'hufftt kenapa jadi gini ya, kenapa keluarga gue berantakan, gue bisa ga ya tinggal berdua sama bapak, baru sehari aja gue udah ngerasa kelaparan, ga sarapan, makanan selalu beli, huffttt'
Saat sedang asyik melamun, terdengar notifikasi pengingat bahwa sebentar lagi maghrib akan datang, dan alina pun bergegas untuk mencari masjid untuk sholat, ia bertekad akan pulang nanti setelah ia tenang. Setelah menunaikan sholat maghrib di masjid yang ia temui, ia lanjut perjalanan, dan sekarang tujuannya adalah kafe. Kenapa kafe, karna ia lapar, ia juga ingin duduk tenang sambil mendengarkan musik, sesampainya di kafe, ia duduk dan memesan minuman matcha,setelah minuman datang, ia nikmati kesendiriannya, sambil mendengarkan musik yang sedang dimainkan oleh sang musisi diatas panggung. Sedang asyik melamun tiba tiba punggungnya di tepuk.
"Alinaaa"panggilnya. Alina pun menoleh,
"Eh, aldrian, ngapain lo?" Tanya balik alina.
"Ada geh, gue yang nanya elo, ngapain lo malam malam disini, mana ga ngaji," kata aldrian.
"Gapapa lagi pengen aja" jawab alina.
Aldrian pun duduk di kursi depan alina.
"Lo ngapain disini al?" Tanya alina.
"Ya, gue niatnya mau nongki ama temen gue, tapi ya gitu, mereka malah ngebatalin" jawab aldrian.
"Kasian banget lo" ledek alina.
"Yeeeeee ngeselin lo" jawab aldrian.
"Lo mau ikut gue ga lin?" Tanya aldrian.
"Ngga" jawab alina singkat.
"Busett emang lo tau gue mau ngajak lo kemane, sampe langsung ngomong ngga gitu" kata aldrian sewot.
"Gue ga minat, kalo lo mau pergi, pergilah sendiri, ga perlu ajak gue" jawab alina.
"Busettt, tapi gue maksa dan lo harus ikut" kata aldrian, sambil membawakan minumannya alina dan menyeretnya.
"Iiihhh rese banget sii lo, gue bilang kan ngga, ya berarti ngga" bentak alina.
"Lo mau ngapain disitu terus,lo ga liat jam, ini udah jam 10 lin, mereka mau tutup" jelas aldrian.
"Ya lo bilang kek" sungut alina.
"Nyenyenyeeee, batu" ledek aldrian.
Alina pun berjalan menuju motornya dan diikuti oleh aldrian.
"Stoooopppp, ngapain sii lo ngikutin gue?" Tanya alina marah.
"Dih, gue tuh jagain lo tau, lo udah nongki disini dari jam 7 sampe jam 10,lo kalo galau serem juga ya" kata aldrian.
"Lucu lo mbek" jawab ketus alina.
"Hehehe emang"
"Linn, gue emang gatau apa yang lo alami sekarang, tapi gue yakin lo hebat, lo kuat,lo pasti bisa ngelewatin ini semua" kata aldrian.
Alina hanya diam.
"Sesekali lo perlu berbagi keluh kesah lo, lo perlu berbagi segala hal yang bikin lo ga nyaman, berbagi cerita ga akan buat lo, dianggap lemah kok lin" lanjutnya.
"Gue tau lo emang se introvert ini, tapi gue gamau lo tetep diem di segala masalah yang ngehampiri lo tanpa lo berbagi tanpa lo cerita, lo cewek jangan terlalu kuat linn" lanjut aldrian.
"Makasih ya al, gue pamit" hanya itu yang bisa alina katakan karna jujur, ucapan aldrian sangat menohok hatinya. Ia memang selalu bersikap bisa melewati semuanya. Tpi kenapa ketika mendengar aldrian ngomong gitu, alina jadi berfikir kalo dia capek, dengan segala yang terjadi, ia rindu keluarganya, ibunya, adiknya dan juga aanya.
"Hufffttt, gue bisa" ujar alina dalam hatinya.
Alina sudah sampai dirumahnya,disambut dengan adanya alya, lili, tegar, nanda juga risa. Ia kaget. Kenapa bisa teman temannya ada disini.
"Abis kemana lo?" Tanya alya.
"Rumah mbak" jawab alina.
"Boong lo, kita udah ke rumah mbak, tapi kata mbak lo pergi dari sore" kata risa.
"Huffttt, abis jalan jalan, kenapa emangnya?" Tanya balik alina.
"Alinaaa" panggil lili.
"Kalian jangan marahin alina dong, ya gapapa alina jalan jalan tanpa diketahuin kita, yang pentingkan selamet, ya kan lin?" Tanya lili.
"Iya li" jawab alina.
"Yaudah ayo masuk" ajak alina.
"Bapak lo gada ya?" Tanya tegar.
"Gada, masuk siang" jawab alina.
"Yaelaah gar, kalo ada bapak, mana boleh kita masuk" kata nanda.
"Pinterr" jawab alya.
Alina pun mengambilkan makanan untuk teman temannya.
"Dimakan" kata alina mempersilahkan.
"Tadi gimana sidangnya lancar?" Tanya risa.
"Lancar kok" jawab alina.
"Lo tidur di rumah gue aja yuk lin" ajak nanda.
Oh ya nanda sama alina ini sepupuan yaaa. Karna mamanya nanda sama ibunya alina itu kakak beradik.
"Gausah laah nan, gue berani kok" jawab alina.
"Yaudah kita pamitlaah udah malem, kalo lo kenapa napa telp gue yaaa" kata tegar.
"Iya siiippp"
Bye mereka pun pulang ke rumah masing masing, dan alina pun masuk ke kamarnya. Sebelum tidur ia melihat hp nya yang berisi chat dari aldrian, entah kenapa orang itu rajin sekali memberikan pesan kepadanya.
'jangan begadang lin, apapun yang udah lo laluin sekarang, pasti bakal ada hikmahnya dan lo bakal bahagia di kemudian hari'
Itulah isi pesannya yang hanya dijawab oke oleh alina.
Alina pun tidur

Garis TakdirWhere stories live. Discover now