Ignite ; Sekutu atau Pengkhianat?

Mulai dari awal
                                    

"Nggak, aku nggak tau apapun yang kamu maksudkan dikepala mu." Sahut Doyoung ketus.

"Raoㅡ"

"Kyle bersembunyi sangat amat lama. Dia nggak terlatih dan nggak akan membuatmu aman sama sekali. Ide konyolmu ituㅡ demi Moon Goddes Damiel."

"Apa kamu sadar?" Yedam menundukkan pandangannya, bukan merasa kalah atas perdebatan mereka. "Semenjak kita Matting, kita selalu bertengkar."



•••



























"Sampai kapan aku disini?" Yoonbin menolehkan kepalanya kesamping, menghindari tatapan Yohan yang langsung mendongak mendengar pertanyaan Yoonbin. "Aku bahkan nggak paham apa keuntunganku berada disini."

"Ben, Ayah sudah bilang berkali-kali kalau kita harus terlihat benar-benar memihak Orde. Kamu harus bersyukur karena pihak musuh belum menyadari bahwa orang yang bepergian bersama Elmora adalah kamu." Jelas Yohan penuh penekanan.

Yoonbin merotasikan matanya sebelum menjawab, "Sekarang pun aku bingung siapa musuh kita yang sesungguhnya."

"Bentley! Ingatlah, kamu ini Black. Kamu ini bangsawan, kita memang berbaur dengan Elmora namun kamu harus ingat bahwa di Orde kitaㅡ"

"Akan lebih mudah kalau aku bukan Black." Jawabnya sendu. "...Lebih sangat mudah jika aku bahkan buka Vampire."

"Apa maksud lanturan mu ini?!" Yohan meringis marah.

Kedua kakak beradik itu meneruskan permainan catur mereka. Meskipun sejak awal Yoonbin tidak menaruh minat pada Papan hitam putih tersebut. Pikirannya jauh entah kemana, dan dikepalanya hanya ada banyak pertanyaan perihal bagaimana keadaan si kembar Elmora jauh di sana.

Terakhir kali Yoonbin bertemu Jihoon, anak itu masih pingsan. Nenek Olle menolak menerima tamu Penghisap Darah dan dengan tegas mengatakan sementara waktu Yoonbin harus menjauh dari Jihoon.

Meskipun ada satu hal ganjal lain yang Yoonbin pikirkan selain si kembar Elmora.

'Apa yang kamu minum selama ini, Nak?'

'Darah...?'

'Warna apakah darah yang kau nikmati?'

Yoonbin menjawab dengan mudah, namun perlu beberapa detik dirinya mencerna ucapan Nenek Olle yang sangat membingungkan. Bahkan bayi Siren pun tau kalau Vampire meminum darah, merah.

"Aku dengar Orion mengajukan pertemuan dengan Orde." Guanlin datang dengan tergesa dan terkesan panik.

Yohan membatalkan jalan kudanya dan seketika menatap adik bungsunya. "Pertemuan? Di Castil?"

"Raja pasti gila kalau begitu saja menerima tawaran ini."

Guanlin menggeleng. "Dia menerimanya Ben."

Rahang Yoonbin menggertak. Jemarinya terangkat untuk melonggarkan dasi yang seketika terasa mencekat di lehernya. "Aku bersumpah akan ku penggal kepala Raja dan Orion jika saja mereka bersekongkol."


















































•••

"Masihkah aku punya kesempatan untuk mengetahui hal-hal lain?"

Angin sore menghembuskan dirinya perlahan, menabrak lembut permukaan kulit Jihoon. Matanya bergulir menatap dua gunung, dan kebun bunga mawar yang di tanam Nenek Olle di pekarangan rumahnya.

Dirinya berhasil mengabaikan Jun dan segala percobaan sang serigala untuk memulai percakapan kepada dirinya. Jihoon harus bisa menenangkan dirinya lebih dulu karena beberapa hari ini dirinya terus menangis, dan menangis. Pesakitan atas perbuatan tercela Jun akan menyakitinya seumur hidup dan akibat yang Jihoon terima adalah yang terburuk.

Selama beberapa menit setelah pertanyaan sembrono Jihoon, Nenek Olle menoleh dan tersenyum dengan keriput yang mencuat-cuat di pipinya. "Aku hanya bisa menjawab takdirmu sekali."

"Aku tahu itu, Nenek. Tapi yang ingin aku tanyakan adalah takdir Raonius." Sahut Jihoon terdengar tenang.

"Ketahuilah, Elmora. Terkadang ada hal yang tidak harus kau ketahui."

Jihoon yang sebenarnya ketakutan itu hanya bisa menunjukan senyum simpul.

'Kotor! Menjijikan! Bukan hanya aku yang menyimpan banyak hal darimu, Sayangku. Lihatlah! Lihatlah Raonius dam Samuel, para bajingan yang menyimpan rahasia kotor itu.'

Salah satu pembelaan Jun tempo hari.

'Damiel! Dia adalah Seer. dia bukan manusia Aiur.'

Entah berapa kali harus Jihoon menerima banyak pengkhianatan disini. Setidaknya jika Yedam bukan manusia, Jihoon akan memakluminya. Yedam mungkin memiliki alasan kuat mengapa dirinya menyembunyikan identitas dirinya kepada Jihoon. Namun Doyoung...

"Apa yang kau lihat sewaktu membaca takdir Raonius, Nenek."

Nenek Olle menatap Jihoon sedih. Kedua mata dengan kelopak yang sudah kendur itu menggeleng perlahan. Kemudian menjawab.. "Kau, Aiur."






•••

masih berusaha produktif, tapi susah bgt ya💔

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

masih berusaha produktif, tapi susah bgt ya💔

IGNITE | binhoon ft. dodamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang