Touch - Bagian 12

7.9K 651 31
                                    

Kehadiran tiga anak kucing yang Yardan titipkan berhasil mengubah suasana dalam rumah Ara. Dimana yang awalnya selalu terasa dingin menjadi lebih hangat karena ketika Ara pulang bekerja, ketiga ekor kucing itu akan menyambutnya dengan ngeongan heboh. Awalnya Ara pikir Mamanya akan keberatan menampung tiga ekor sekaligus anak kucing yang masih menyusui, karena terbilang merepotkan. Tapi ternyata Adel justru kelihatan sangat senang, katanya jadi ada yang meramaikan rumah pun ketika Adel mengerjakan hampers pesanan pelanggan ketiga anak kucing itu akan menemaninya dengan bermain disekitar ataupun sekadar tidur.

Seperti yang sudah Yardan janjikan, pria itu menanggung jawabi semua kebutuhan kucing-kucingnya dan Ara hanya sekadar menampung saja. Untuk urusan makanan, kasur, serta tetek bengeknya itu menjadi tanggungan Yardan. Karena hal tersebut juga intensitas kedatangan Yardan ke rumah Ara semakin sering, seperti hari ini contohnya.

Ara bersandar didaun pintu seraya melipat kedua lengannya didepan dada, tengah memerhatikan Yardan yang sedang asyik memberikan susu melalui botol pada ketiga kucingnya. Yang membuat Ara merasa tergelitik adalah, Yardan tidak malu memasang ekspresi lucu dan suara-suara ketika memainkan kucingnya seperti sedang bermain dengan seorang bayi.

"Ada Mama anak-anak!" Seru pria itu saat menyadari kehadiran Ara disana dan langsung dilempari boneka kecil oleh wanita tersebut, Yardan cekikikan lalu menyebarkan ketiga kucing itu ke atas kasur.

"Lo gak mau ngasih mereka nama?" Pertanyaan tersebut keluar begitu saja dari mulut Ara, membuat Yardan menoleh kepadanya dan terlihat berpikir.

"Bener juga, ya? Nama apa yang bagus kira-kira?"

Ara menggedikan kedua bahunya. "Lo bapaknya, ya lo yang kasih mereka nama lah!" Yardan kembali terdiam, pria itu menempelkan jemarinya diatas dagu dan kembali memutar otak mencari nama yang bagus bagi ketiga kucingnya.

Sampai detik selanjutnya pria itu menjentikan jari dengan senyuman cerah menghiasi wajahnya. "Yang kuning karena dia betina namanya Yara, yang putih matanya sipit Ardan, dan si putih yang cebol ini namanya Arya." Kedua alis Ara menukik seketika.

"Secepet itu? Dapet inspirasi dari mana lo?" Ara bertanya karena penasaran bagaimana secepat itu Yardan memutuskan.

"Dari kita."

"What?"

Yardan melipat lengannya diatas lutut lalu menatap Ara dengan lekat. "Ketiga nama itu gabungan dari nama kita berdua, Ra."

"Emang iya?" Yardan mengangguk.

"Yara, Yardan-Ara. Ardan, Ara-Yardan. Arya, Ara- Yardan juga. Cakep kan? Gue sengaja kasih nama itu supaya mereka tau kalo orang yang bawa mereka dan urus mereka adalah gue sama lo. Saking sayangnya sampe ngasih nama perpaduan kita berdua," jelasnya panjang tanpa melunturkan senyuman diwajahnya, tak menyadari bahwa sikapnya itu membuat jantung Ara kembali berontak tak karuan.

Ara menipiskan bibirnya, dengan cepat dia memalingkan wajah ---kemana saja asal tidak beradu tatapan dengan Yardan. Sayangnya Yardan terlalu peka dengan perubahan tersebut hingga pria itu menarik bahunya sampai Ara tersentak.

"Muka lo merah, lo sakit?"

"H-hah? Enggak, kok. Disini panas, gue mau keluar dulu."

Yardan menarik pergelangan tangan Ara bermaksud untuk menahannya namun justru membuat tubuh Ara oleng dan tanpa sengaja terjatuh ke atas pangkuan Yardan, tubuh Ara dalam seketika kaku. Pria itu menatap wajah Ara hingga napasnya menyapu pipi wanita itu dengan hangat.

"Lo ... gugup, ya?"

"Enggak!" Yardan menghembuskan napas dengan kasar. Dia melingkarkan lengannya pada perut Ara dan menyandarkan begitu saja dagunya pada pundak si wanita.

TOUCH (TAMAT)Where stories live. Discover now