Bagian 11 📜 : Sosok dalam mimpi dan bayangan yang mengusik

16 5 1
                                    

11. SOSOK DALAM MIMPI DAN BAYANGAN YANG MENGUSIK

Sakusa membuka kedua matanya ketika merasa tidurnya tidak nyaman. Tapi saat sekalinya membuka mata seluruh pandangannya langsung berbeda. Ini bukan langit-langit kamar yang dia tiduri.

Clakk...

Suara langkahan kaki di atas air terdengar jelas oleh indera pendengaran milik Sakusa. Ia mulai tersadar jika dirinya kini tengah berdiri di atas air berwarna merah darah dan dimana-mana ada kerangka manusia maupun hewan. Sekitarnya terlihat sangat gelap. Kecuali di tengah-tengah depan sana hanya ada cahaya kecil.

"Dimana ini? " Dengan perlahan Sakusa menolehkan kepalanya. Melihat apa yang sebenarnya terjadi sekarang.

"Hanya ada kita berdua di ruangan gelap ini. "

"Siapa? " Wajahnya terlihat begitu tenang saat mendengar suara yang tiba-tiba terdengar.

"Tunjukkan wujud mu. " Sakusa mendongak keatas, menoleh kesamping kanan dan kiri, menengok kebelakang dan kedepan, bahkan celingak-celinguk untuk melihat siapa yang sudah berbicara tadi.

"Kau ini benar-benar sesuatu ya? Tapi sayangnya... kau bukanlah Kageyama. "

Katanya semakin aneh. Dari caranya berbicara dari nada penuh tekanan, ceria dan kembali penuh tekanan. Sebenarnya ada apa ini? Siapa dia yang sudah berbicara?

Sakusa hanya diam. Matanya melirik ke sekitar dengan tajam siapa tau akan ada serangan mendadak kearahnya.

"Tenang saja aku tidak akan menyakitimu. Aku juga menumpang di dalam tubuhmu itu tidak lah gratis. "

"Apa mau mu denganku? " Sakusa berteriak lantang. Dia tidak takut jika hanya diancam seperti ini. Ini sama saja seperti permainan uji nyali baginya.

Pria bersurai Oranye muncul dari kejauhan. Pemuda itu tidak memakai pakaian apapun selain sayap hitam besar yang menutupi sebagian tubuhnya yang kecil dan rapuh.

Posisi si surai Oranye itu memang terlalu jauh. Tapi Sakusa bisa merasakan jika pemuda itu meneteskan air matanya. Angin dingin yang berhembus bisa Sakusa rasakan dengan tatapannya. Semua rasa sakit yang mengalir melalui pembuluh darah terasa ketika kedua tangan itu terikat.

"Pinjamkan aku tubuhmu... "

****

Sakusa membereskan semua pakaian Kerajaan nya dengan rapih. Pagi setelah Sakusa terbangun dengan nafas yang terengah-engah Suna muncul dari balik pintu dan berkata jika Suna sudah tau dimana tempat agar mereka bisa menjual bajunya.

Sebenarnya saat itu Suna sedikit terkejut ketika melihat Sakusa bangun dari tidurnya dengan perasaan resah. Rambutnya berantakan tak kalah dengan wajahnya yang sama berantakan nya.

Lengan Sakusa berhenti beraktifitas ketika melihat sebuah kalung liontin yang dia pegang di tangannya. Tanpa berfikir panjang dia langsung memakai benda itu di lehernya. Sakusa segera berdiri dari duduknya dan menenteng pakaiannya yang dirinya di bungkus dalam kain besar.

Ketika Sakusa berjalan lemas kearah pintu keluar. Mendadak dia berhadapan dengan Atsumu yang tengah berlari kecil dari arah berlawanan ke pintu yang sama dengan Sakusa. Keduanya sama-sama terdiam. Apa lagi Sakusa yang sedikit tertegun melihat wajah Atsumu sedang tidak dalam mode anak-anaknya.

Tidak butuh waktu lama Sakusa langsung menyingkirkan dirinya sendiri memberikan jalannya untuk Atsumu lewat. Saat ini dirinya sedang tidak ingin mencari ribut dengan siapapun. Mengigat soal mimpi tadi malam. Sakusa menjadi tidak nyaman setelah bangun dari mimpinya.

UNIVERSE【 HAIKYUU】Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin