BC : Sirkuit 048 - I -

43 4 0
                                    

-Chapter 07-

Sirkuit 048, nama dari arena balap yang sering di gunakan anak muda untuk sekedar nongkrong atau mengadakan ajang balapan.

Arena yang tidak begitu besar namun tidak kecil juga, sangat tidak setara dengan berbagai hadiah taruhan yang pernah turun di sana. Namun entah mengapa itu menjadi sebuah kesenangan tersendiri bagi mereka.

Kelima gadis cantik itu turun dari mobil, dan sedetik kemudian mereka menjadi pusat perhatian orang-orang yang sudah berada di sana.

"Rame juga, udah lama gak kesini!" pekik Zerlyn ketika melihat banyaknya orang yang ada di sana.

"Taruhannya gede, ditambah ini comeback nya LDN. Pasti lah mereka penasaran tentang siapa yang bakal turun" seru Keyla.

"Taruhannya apa?" tanya Netta.

"Ducati, yang ngadain anak Sultan Kalimantan soalnya" jawab Keyla.

"Ducati apa?" tanya Zerlyn.

"Biasa sih, Panigale V4 katanya" Keyla kembali menjawab.

Netta dan Zerlyn kompak berdecak sembari menggeleng kecil, "Emang dasar Sultan"

"Udahlah, ayo ke mereka" seru Melannie yang kemudian melangkah lebih dulu diikuti Alen.

"Kalo misal Jav or Luke menang, gue bakal minjem tu motor duluan!" seru Zerlyn semangat, ia kemudian langsung berlari kecil menyusul Melannie dan Alen.

Keyla menggeleng kecil, "Dasar maniac motor, padahal di markas Melannie ada satu" cibirnya yang disambut kekehan oleh Netta.

"Dahlah, yok!"

Mereka berdua berjalan dengan santai, sesekali tertawa karena obrolan ringan mereka, menghipnotis banyak pasang mata yang melihat mereka.

❆❆❆

"Hai!!" sapa Zerlyn dengan girang, senyuman bahkan tidak luntur dari bibirnya sejak tadi.

"Baru dateng?" tanya seorang lelaki dengan cincin yang melingkar di jari telunjuk kirinya.

Melannie mengangguk sedangkan Zerlyn sudah menempeli kedua lelaki yang akan mengikuti balapan.

"Kenapa dia? Ada niat terselubung apa?" tunjuk Rey pada Zerlyn.

"Ngidam kali pengen naik Ducati nya" sahut Keyla.

Rey mengangguk paham, "Padahal mereka belum tentu menang" seru lelaki yang memiliki piercing ditelinga kirinya, dia Gama.

Keyla mengedikkan bahu acuh, "Ada makanan gak Rey? Laper gue" ujar Keyla mengalihkan pembicaraan.

Rey mengangguk, ia kemudian menunjuk kearah dalam tenda yang merupakan ruang tunggu untuk peserta.

Keyla menarik Netta yang sedang mengobrol dengan Gama untuk masuk kedalam, sedangkan Melannie dan Alen masih diam menyaksikan tingkah para sahabatnya.

"Bu bos dicari Pak Bos tuh" ujar seorang lelaki dengan cincin yang melingkar dijari telunjuk kirinya, dia Yuan.

"Theo? Dimana?" tanya Melannie.

Yuan menunjuk kearah pintu tenda, Melannie mengangguk menanggapinya.

"Gue kesana dulu, lo ikut atau gimana?" tanya gadis itu pada Alen.

"Gue ke tempat kita dulu, mau liat anak yang bakal ikut turun" jawab Alen yang diangguki oleh Melannie.

Melannie berpamitan kepada Alen dan melenggang masuk ke tenda tunggu milik LDN, sedangkan Alen melenggang pergi menuju tenda milik anggota FL yang tak jauh dari sana.

❆❆❆

"Gimana?" tanya Melannie sembari mendudukkan diri didepan seorang lelaki yang tengah membenarkan letak cincin pada jari telunjuk kanan.

Sang lelaki menatap Melannie dengan tajam, ia menatap pakaian yang dikenakan perempuan dihadapannya itu.

"Seksi bener lo? Mau jadi giliran disini lo?" sinis lelaki itu.

Melannie memutar matanya malas, ia kemudian menghela napas kencang.

"Ngomong atau gue pergi" serunya mengancan.

Lelaki itu berdecak, "Lo gak kangen gue?"

Melannie sontak menggeleng, ia memilih untuk mencomot sebuah donat yang ada dimeja depannya.

"Yang.. Ck!" rengek Sang lelaki.

"Theo cukup, lo gak malu diliat sama mereka" seru Melannie sembari menunjuk ke sekitar, ada beberapa anggota LDN juga Keyla dan Netta yang tengah memakan donat dimeja lain.

Theo, lelaki itu kembali berdecak kesal.

"Yang kita udah gak ketemu dua bulan loh!" seru Theo yang masih belum menyerah.

Melannie meminun sebuah minuman kaleng milik Theo, setelahnya gadis itu mengangguk santai.

"Terus? Kita sering video call, buat apa gue kangen lo?"

Theo kembali berdecak, "Bodo amat lah" gumamnya sembari mengalihkan pandangannya.

Melannie terkekeh dengan bibir yang sudah melengkung keatas.

"Gue bercanda Lex" ia bangkit dan kembali duduk disebelah lelaki yang tengah merajuk itu.

Melannie melebarkan tangannya, "Gak mau meluk gue?" ledeknya.

Lagi dan lagi, The berdecak. Namun setelahnya menatap kearah Melannie dan sedetik kemudian memeluk erat gadis itu.

"Lo ngeselin ya!" sinis Theo yang dibalas kekehan oleh Melannie.

"Udah ah, gue mau nonton Jav sama Luke" Melannie melepas pelukan mereka dengan paksa.

Ia kemudian bangkit dari duduknya, "Ayo nonton!"

Dengan malas, lelaki itu bangkit dan merangkul gadisnya dan berjalan keluar dari tenda.

"Javeer sama Lucas mana?" tanya Melannie pada Zerlyn yang sudah duduk manis disamping Yuan.

Zerlyn menunjuk kearah arena balap, Melannie langsung mengangguk paham setelah melihat kearah arena tersebut.

"Kapan-kapan lo harus turun Lex" ucap Melannie dengan mata yang masih menatap kearah arena.

Theo mengecup puncak kepala gadisnya, "Bosen gue yang, lagian musuhnya itu itu mulu"

Melannie mengangguk, "Kalo gitu lo tanding sama gue, gimana?"

"Gue langsung nyerah deh" jawab Theo setelah terdiam cukup lama.

○◔◑◕●◕◑◔○

Bad CoupleWhere stories live. Discover now