BC : Penyerangan?

53 4 0
                                    

-Chapter 04-

Setelah mengobati luka di dahinya, Melannie memutuskan untuk tetap kembali ke kelasnya. Tidak, sebenarnya ini paksaan dari sang saudari kembar. Nadine memaksa Melannie untuk kembali masuk kelas karena luka Melannie bukanlah luka besar, hanya goresan kecil yang mengeluarkan darah.

Melannie menelungkupkan kepalanya diatas lipatan tangan, ketua kelasnya bilang guru yang akan mengajar tidak jadi masuk, jadilah Melannie memutuskan untuk tidur hingga jam berikutnya.

Ditengah tidur nyamannya, ia terbangun karena suara rusuh yang berasal dari para murid yang berlari panik.

Melannie mengusap matanya pelan, ia menajamkan penglihatannya pada sekitar. Dapat ia lihat kelas itu sudah kosong, dan sisa beberapa siswi juga siswa yang tengah berlari panik di Koridor kelasnya.

"Kenapa sih?" bingungnya.

Melannie melangkahkan kakinya keluar kelas, ia menoleh ke kanan dan kiri. Dan pada saat itu ia baru sadar sepenuhnya jika seluruh murid di lantai tiga itu sudah tidak ada.

"Lah? Udah balik kah? Kok gada yang bangunin gue sih!" gumamnya kesal.

Dalam keadaan kebingungan dan juga kesal, Melannie melangkah menuju kembali ke kelasnya berniat mengambil tas. Namun sebuah teriakan membuatnya kembali berbalik arah dan melihat ke lantai bawah.

"MAU NGAPAIN LO?" teriakan itu begitu nyaring dan terdengar sangat marah.

Kening Melannie terlihat mengerut, ia dapat melihat dua kelompok lelaki yang menggunakan seragam berbeda. Saat satunya adalah seragam sekolahnya, juga dapat Melannie lihat kakaknya ada diantara siswa tersebut.

"Wah.. Wah..." seringai tipis terukir dibibirnya.

"Hallo.. Apa kabar Eagles Eyes, udah lama ya" kekeh salah satu lelaki yang menggunkan seragam sekolah lain.

"God! Ternyata Ayah menyimpan Eagles Eyes disini" Melannie menggeleng tak percaya, ia mengeluarkan ponsel nya dan mengetikkan sesuatu disana.

Melannie masih santai melakukan kegiatannya, tanpa memperdulikan ketegangan yang sedang terjadi dibawah sana.
Dan saking santainya, ia bahkan tidak menyadari jika ada sebuah batu mengarah kearah dirinya.

"AWS!" teriak Melannie ketika batu tersebut mengenai dirinya.

Mendengar teriakan tersebut membuat mereka yang berada dibawah sana langsung menoleh kearah Melannie.

Melannie menatap kearah bawah dengan sengit, "LO PADA KALO MAU BERANTEM YA BERANTEM AJA NGAPA! KAGAK USAH LEMBAR BATU SEGALA, CUPU LO!" teriak gadis itu marah.

Sial sekali dia hari ini, pagi tadi kepalanya terkena ujung meja karena si ular, dan kini terkena batu salah sasaran dari bawah.

Lagipula, kenapa batu ini bisa sampai ke lantai tiga?!!!

"Melannie" gumam Arzen dari bawah sana, ia sudah memelototi adiknya itu dan mengisyaratkan Melannie agar segera pergi dari sana.

Melannie menyadarinya namun ia mengindahkan kakaknya itu, ia malah semakin menatap galak kedua geng tersebut.

Dengan smirk yang tercetak di bibirnya, ia mengucapkan sesuatu yang membuat mereka seketika terkejut.

"TERUS LO JAGAR, NGAPAIN LO KESINI HAH?! ALIGATOR GAK BAKAL BISA NGALAHIN EAGLES EYES!" teriak Melannie sebelum akhirnya ia kembali ke dalam kelas untuk mengambil tasnya, dan langsung pergi menuju ke UKS.

Bagian lengan atasnya lebam karena batu tadi.

Sedangkan dibawah sana, mereka masih saling diam namun sudah kembali menjadi dua bagian seperti semula.

"Kali ini lo aman" sinis Jagar--ketua Aligator, "Cabut!" serunya membawa semua anggotanya pergi.

"Lah? Udah gini aja?" celetuk Silas terperangah.

Arzen langsung berbalik dan pergi mencari adiknya itu, banyak pertanyaan yang berputar di kepalanya saat ini.

"Loh Ze kemana lo?!" teriak Silas.

"Ikut?" tanya Seno yang dibalas anggukan oleh Devano.

"Tunggu" seru Hyugo tiba-tiba yang membuat mereka menoleh, "Dari mana Melannie tau mereka Aligator?"

Pertanyaan tersebut membuat mereka menyadari hal tersebut.

"Susul dia dulu" seru Devano yang langsung pergi lebih dulu, diikuti oleh Gion dan Seno dibelakangnya.

"Mending ikut mereka dulu" seru Silas dengan tangan yang merangkul Hyugo yang masih kebingungan, "Kita bisa nanya ke anaknya langsung nanti"

❆❆❆

Beberapa waktu lalu sebelum sebuah batu melayang kearah Melannie.

•💬•

Bitches Adora💅

Sanjaya diserang, cari tau

Lyncantik :
Baru hari pertama lo sekolah udah ada yang nyerang? Wah wah wah..

Anettttttte :
Oke, wait

Keykiyowo :
Anak SMA gue

AlenCool :
Aligator

Anettttttte :
Ketuanya si Jagar, mantannya Key

Keykiyowo :
Gak usah bawa-bawa gue!

Ok, thanks

💬•

"Lo ngapain sih disana tadi hah?!" tanya Arzen marah, ia menatap tajam adiknya yang kini tengah diobati oleh petugas UKS.

"Lo- ck! Lo bisa dalam bahaya Mel!" Arzen benar-benar marah sekarang, air matanya bahkan sudah hampir tumpah dari sudut matanya.

Melannie menyadari itu, ia meminta petugas UKS itu untuk meninggalkan mereka berdua.

"Bang" Melannie meraih tangan kakaknya untuk mendekat, ia memeluk Arzen dengan begitu erat.

Arzen membalas pelukan tersebut tak kalah erat, ia tidak ingin terlihat lemah didepan adiknya tapi mau gimana lagi? Ini sudah terjadi kan?

"Gue bakal tetep baik-baik aja bang, gue gak bakal terluka. Lagipula gue yakin lo gak bakal biarin gue terluka, kan?" tanya gadis itu sembari mengusap lembut punggung sang kakak.

Arzen dia ia masih setia memeluk adiknya itu, seakan takut adiknya ini akan pergi jauh dan meninggalkan nya.

"Gue bakal ngelakuin apapun buat lo" bisik Arzen dengan sangt pelan.

○◔◑◕●◕◑◔○

Bad CoupleWhere stories live. Discover now