"Gue berani sumpah, satupun nggak ada orang disana pas gue sama Rafin nyulik Alna!" jawab Rifan yang memang benar adanya.

"Apa jangan-jangan Alna diculik waktu kita nyari dia disekitaran cafe Moonlight?" celetuk Lingga.

Arkan, Adlan, dan juga Arda menghampiri kelima inti Tyhrgang.

"Gue sama yang lain udah nyari keliling markas, tapi kak Alna nggak ada, bang!" ucap Arkan memberitau.

"Markas Pandewa sekarang!"

Dengan emosi yang masih belum reda, Gavi berlari kebawah diikuti oleh keempat inti Tyhrgang dan juga Triple A.

—tyhrgang—

Mengendarai motornya dengan ugal-ugalan, hingga mereka sampai didepan markas Pandewa. Bangunan menjulang tinggi, dan juga tampak seram.

Sekitaran delapan puluh anggota Tyhrgang berada disana. Mereka semua masuk, dengan Gavi yang memimpin. Jangan tanya lagi, wajah cowok itu tampak seram sekarang auranya begitu berbeda, tidak ada lagi Gavi yang suka bercanda ataupun receh.

"Mana nih, si perta Max sama Alaskaki?" celetuk Kenzo sambil menengok sana sini.

Tampak tidak ada orang disana, hingga Gavi memutuskan masuk kedalam dapat mereka lihat beberapa anggota geng Pandewa berada disana, yang kini tengah duduk santai disofa.

Gavi berlari kearah Max yang notabenenya adalah ketua geng Pandewa, cowok itu menarik kerah baju milik Max, hingga membuat cowok jangkung itu berdiri begitu saja.

"Woi bangsat! Ngapain lo anjing dateng-dateng nyari ribut?" tanya Max dengan penuh emosi, bahkan cowok itu tampak kesusahan bernafas.

"DIMANA ALNA BANGSAT?" teriak Gavi menggema dengan emosi yang sudah meledak.

Dugaan yang tepat, Max tersenyum miring mendengar itu. "Ohh jadi itu cewek lo?"

Melihat senyum milik Max membuat Gavi semakin emosi, cowok itu melayangkan pukulannya kearah pipi Max membuat cowok itu terpental hingga menabrak salah satu anggota Pandewa yang berada dibelakang tubuh Max.

"Dimana dia?" tanya Gavi dengan datar.

Masih belum ada jawaban dari Max, membuat Gavi dengan cepat menghampiri cowok itu yang kini dibantu berdiri oleh temannya.

"Dimana dia? Bisu lo gabisa jawab? Dimana dia bangsat? Alna dimana?" bentak Gavi bertanya masih dengan emosinya.

"Bukannya lo nggak suka dengan keberadaan dia? Kenapa lo sekarang nyari dia? Bukannya lo yang nyulik cewek itu?" tanya Max dengan senyum miring diwajahnya.

"Jadi boleh dong gue jadiin mainan, mumpung gue gabut," sambung Max terkekeh.

Mendengar perkataan yang membuat Gavi semakin emosi, cowok itu kembali memukul ketua geng Pandewa itu dengan membabi buta, bahkan Max sampai kesulitan menghindari serangan yang Gavi layangkan pada dirinya.

Tampak Alaska yang ingin menghampiri Max, tapi dengan cepat Kenzo menarik baju belakang Alaska membuat cowok itu mundur seketika. Alaska menoleh kearah Kenzo dengan tajam.

"Santai bro! Ngapain lo ikut-ikutan hah? Biarin itu jadi urusan mereka berdua!" ujar Kenzo dengan tegas.

"Lo nggak liat temen gue bonyok gara-gara ketua lo yang brengsek itu hah?" tanya Alaska dengan kesal.

"Justru ketua lo yang brengsek bukan ketua kita!" celetuk Lingga, cowok itu maju selangkah kemudian melayangkan pukulan kearah wajah Alaska.

"Wiuhhh waduhh pla an pla an pak sopir!" celetuk Rion yang malah asik duduk tanpa mau mengganggu. Jangan sampai ia bonyok juga nanti, jadi mending cari aman.

GAVIANO [hiatus]Where stories live. Discover now