"Kak Al kalau mau buka warung rokok jangan di rumah, dong!" seru Asya lalu berbalik. "Nanti---"

Asya terdiam saat melihat pemandangan laki-laki tampan yang berdiri di depannya dengan bertelanjang dada dan hanya mengenakan handuk putih yang melingkar di pinggangnya.

"N-nanti," ulang Asya tanpa mengalihkan pandangannya.

"Nanti?" Alga sedikit memiringkan kepala menatap Asya bertanya. "Kenapa diam?"

"Nanti mati!" ucap Asya asal. "Jangan ngerokok banyak-banyak!" ucapnya, lagi-lagi matanya tidak mengalihkan pandangan sedikitpun. Asya menatap lurus perut sixpack Alga yang begitu padat dan bagus seolah dipahat seindah mungkin.

Bahkan saat Alga sudah berada di depannya pun Asya sama sekali tidak sadar. Dia bahkan belum berkedip. Melihat itu, tawa rendah Alga mengudara. Laki-laki itu sedikit menunduk dan mengikis jarak mereka hingga membuat Asya refleks menjauhkan wajahnya.

"Kak Alga mau cium aku?" tebak Asya.

Alga semakin terkekeh, aroma mint dari pasta gigi bisa tercium jelas oleh hidung Asya karena jarak yang hampir tidak ada. Alga mengulurkan sebelah tangannya ke depan, bertumpu pada lemari di belakang Asya sembari terus menatapnya.

"Kenapa ke kamar gue?" tanya Alga. "Gue kan udah bilang, jangan masuk sesuka lo."

"Pintunya dikunci, tolong bukain," jawab Asya. "Aku mau pergi sekolah."

Alga menaikan alisnya. "Naik apa?"

"Ojek online."

"Berangkat sama gue," perintah Alga mutlak. "Mulai sekarang, dilarang pergi sekolah kalau bukan sama gue ."

"Tapi---"

"Gak mau nurut?" tanya Alga membuat Asya menggeleng pelan. Alga tersenyum lalu mengusap puncak kepala Asya dengan tangan satunya dan berbicara rendah. "Pinternya."

"Kak Alga gak jadi cium aku?" tanya Asya penasaran.

Masalahnya dia sudah terganggu dengan mimpi berurutan belakangan ini yang isinya sama. Asya ingin memastikan mengapa ia terus memimpikan itu, karena Asya biasa hanya memimpikan sesuatu yang memang terjadi padanya.

"Lo minta dicium?" tanya Alga dengan alis dinaikan.

Asya mengangguk tanpa sadar seolah terhipnotis dengan tatapan Alga. Aroma segar sabun yang menguar dari Alga juga membuat Asya tidak fokus. Sangat wangi sampai membuat Asya bernafas putus-putus entah karena apa.

Cup!

"Udah, sekarang keluar, gue mau ganti baju," Alga menjauh setelah memberikan kecupan singkat di kening Asya.

Asya mengangguk tapi masih berdiri di sana. Hal itu membuat Alga bertanya lagi. "Kenapa? Mau ikut gue ganti baju?"

Asya langsung menjawab. "Nggak, tapi Kak Alga mau?" tanyanya balik.

Laki-laki itu terdiam lalu menggeleng. "Belum saatnya," ucapannya membuat Asya sedikit bingung. "Tunggu sini, gue ganti baju dulu," ujar Alga meraih seragam di ranjang lalu memasuki kamar mandi.

Asya mengerutkan keningnya. "Emang ada saatnya?"

*****

"Kak Alga udah nggak marah?" tanya Asya saat berjalan bersisian bersama Alga menuruni tangga. "Udah gak marah kan?" tanya Asya lagi karena belum ada jawaban.

"Gue nggak akan cium lo kalau masih marah," jawab Alga sambil memasang dasi di lehernya.

Asya tersenyum lebar mendengar itu.

"Jangan marah-marah lagi ya?" pinta Asya. "Nanti cepet tua. Jelek. Aku gak suka cowok yang jelek."

Alga langsung menatapnya. "Menurut lo gue gimana?" tanya Alga iseng. "Jelek?"

"Ganteng," Asya menjawab jujur. "Kak Alga salah satu yang paling ganteng dari cowok-cowok yang pernah aku lihat."

Bukannya senang, pandangan Alga malah meredup mendengar jawaban gadis itu.

"Siapa lagi selain gue?" tanyanya tidak suka.

"Kakak ganteng yang waktu itu datengin aku ke lapangan!" jawab Asya ceria. "Kak Ethan sama Kak Aji! Tapi kata Gisella aku gak boleh deket-deket mereka," suara Asya melemas. "Padahal ganteng banget."

"Gue ganteng nomor berapa?" tanya Alga dengan raut tidak terima. "Dari Aji dan Ethan."

Asya tampak berfikir, lalu menjawab terang-terangan. "Kak Aji, aku suka. Dia nomor satu! Kak Ethan nomor dua, dan Alga nomor tiga!"

Alga tidak terima. "Kenapa gue terakhir?"

"Soalnya Kak Alga kakak aku," jawab Asya. "Keluarga itu belakangan, calon pacar yang terdepan!"

Sialan. Aji dan Ethan akan senang jika mendengarnya. Ini adalah alasan utama mengapa Alga tidak mau ada yang mengetahui hubungannya dan Asya. Aji dan Ethan akan maju dengan keras jika tau Asya adalah adiknya. Kemungkinan Asya menerima mereka juga besar karena nyatanya dua pria itu memang luar biasa. Hanya saja rumor jelek mereka benar-benar parah.

Alga mengenal Aji dan Ethan. Jika mereka tau Alga menyimpan rasa untuk adik tirinya, mereka akan maju paling depan untuk memisahkan Asya dan Alga. Karena menurut mereka itu adalah larangan keras!

Tidak ada yang tau soal pikiran sehat dua pria itu jika menyangkut sahabatnya. Mereka jelas tidak akan mengizinkan Alga melakukan sesuatu pada Asya. Apalagi jika mereka tau tindakan Alga ke Asya selama ini?

Mereka berdua sama-sama punya adik tiri, jadi mereka tidak akan membiarkan Alga mencintai adik tirinya sendiri.

Saat ini hanya Aji dan Ethan yang mampu mengendalikan Alga karena hanya mereka yang telah Alga anggap sebagai keluarga. Apapun yang terjadi, mereka berdua tidak boleh tau hubungannya dan Asya!

"Jadi menurut lo gue gak seganteng itu?" tanya Alga kesal.

Asya menggeleng. "Bukan gitu, tapi Kak Alga tenang aja. Darren ada di nomor dua ribu. Kak Alga jauh lebih depan dari dia!"

Alga menghela nafas.

"Aku udah masak," ucapan Asya menghentikan langkahnya. "Mau sarapan sama aku?" tawar Asya dengan senyum manis.

Benar, walau Aji dan Ethan adalah nomor satu dan dua. Tapi tetap hanya Alga yang menerima perlakuan spesial Asya yang seperti ini.

Pada akhirnya mereka berdua duduk bersebelahan di meja makan. Asya tidak bisa menahan senyumnya, ini sarapan pertama mereka setelah sekian lama.

Sama dengan Asya, Alga juga merasa puas. Bangun pagi adalah kesulitan untuk Alga, saat bangun pasti Asya sudah selesai dengan semua aktivitasnya. Menyebalkan karena Alga selalu tertinggal.

Alga memperhatikan Asya yang makan dengan tenang. Ide bagus mengurung dan mengunci rumah agar gadis itu tidak pergi tanpanya. Diam-diam Alga meraih ponselnya dan mengirim sebuah perintah pada Damian, orang kepercayaannya.

Ganti jenis kunci di kamar Asya sebelum saya pulang sekolah. Tapi jangan sampai Asya tau.

*****

GAK BAHAYA TAH?! (>▂<)

Double update? 1k komen dulu>>>>

ALGASYA ; STEP BROTHER Where stories live. Discover now