XII

503 26 0
                                    

Malam ini Gevariel dan Karina berada dikamar dengan tubuh yang sama - sama tidak mengenakan pakaian apapun. Setelah pembicaraan yang serius itu akhirnya mereka memutuskan kembali ke Villa dan kini mereka saling memandang satu sama lain, Karina yang berada di pelukan Gevariel itu menyimak semua ucapan Gevariel.

"Gue mohon lo mengerti Rin untuk satu hal yang ini. Dan gue janji ga akan nyakitin perasaan lo lagi sedikit pun. Mungkin, hubungan ini memang ambigu menurut lo. Gue selalu menganggap hubungan kita ini sudah terikat dengan benang merah Rin, jadi gue akan selalu jadi milik lo dan lo harus percaya karena takdir lah yang membawa kita sampai detik ini" Gevariel mengelus orang rambut Karina lembut.

"Gue ga suka Ge ketika lo lebih dekat dengan orang lain dan gue ga suka lo mengabaikan gue, gue selalu ngerasa lo cuma mempermainkan gue apa lagi lo selalu bilang nyaman dengan hubungan yang kayak gini, gue cuma mau penjelasan doang" Balas Karina.

"Dan sekarang lo udah sedikit mengerti kan Rin. Gue harap kedepanya kita akan selalu baik - baik aja"

Karina berpikir ini adalah hal yang tergila di dalam hidupnya, mencintai sahabatnya hingga melakukan having sex seperti saat ini. Akan tetapi ia tidak pernah merasa ragu dan menyesal atas apa yang ia lakukan. Perasaannya itu begitu kuat hingga ia melupakan ketakutan akan yang terjadi ke depannya.

Karina mencium Gevariel tanpa nafsu hanya menyalurkan apa yang ia rasa, setelah itu ia langsung memendamkan wajahnya di ceruk leher Gevariel dan Gevariel pun memeluk Karina hangat.

Minggu pagi yang cukup cerah, suara berisik begitu mengisi villa yang cukup besar itu. Kini mereka semua sedang menyiapkan makanan untuk sarapan. Gevariel dan Karina yang sudah dulu bangun lebih pagi untuk mengenakan pakaian dan Karina langsung kembali ke kamarnya secara diam - diam.

Gevariel yang sedang mengupas kulit telor itu pun langsung di hampiri oleh Dito, "Wey. Lo berantem ya sama Karina?" Bisik Dito sambil berpura-pura membantu Gevariel.

"Ga. Kata siapa?" Gevariel memasang wajah yang datar seperti biasa.

"Kemarin malem lo ngejar Karina, itu dia kenapa. Soalnya aneh banget tiba-tiba cabut"

"Oh itu. Dia dapet telfon dari ortunya mungkin ada problem yang bikin dia badmood" Balas Gevariel bohong.

Dito mengangguk mengerti sedangkan Karina yang sedang menumis sayuran itu sedikit memperhatikan Gevariel dan Dito yang sedang berbisik-bisik.

"Guys habis ini kita main keluar yuk. Di dekat sini ada permainan kayak outbound, ATV gitu. Seru kayaknya" Marsha terlihat bersemangat sambil melihat ponselnya.

"Oh iya diatas ada wahana alam gitu, sekalian kita ke kebun teh juga disana ada warung yang jual pisang goreng enak banget. Lo pada harus nyobain" Balas Dito dan mereka semua pun setuju.

Kini mereka sedang asik bermain sambil berbagi tawa dan canda. Tingkah konyol pun mereka keluarkan, tak jarang mereka melakukan lelucon yang sedikit aneh tapi hal itu sangat menyenangkan bagi mereka. Gevariel dan Karina pun terlihat biasa saja saling tertawa, walau ada sedikit rasa cemburu ketika Karina melihat Gevariel yang dekat kembali dengan Amira.

Setelah lelah bermain mereka langsung masuk ke kamar mereka masing - masing untuk mandi dan siap - siap kembali pulang. Karina yang sudah mandi dan rapih itu sedang merapikan barang - barangnya. Tere yang keluar dari kamar mandi pun mulai mendekati Karina sambil merapikan barangnya juga.

"Rin" Suara itu mengisi keheningan diantara mereka berdua.

"Hm"

"Gue boleh nanya sesuatu ga?"

"Tanya aja kayak sama siapa lo" Balas Karina santai.

"Ini soal hubungan lo sama Gevariel" Karina langsung terdiam, jantungnya berdetak lebih cepat, Ia sedikit gelisah. Karina bergerak menghadap ke arah Tere yang sedang menatapnya itu.

HOPETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang