VI

591 39 0
                                    

Flashback

Setelah bertemu dengan Gevariel, Silviana juga mencari tahu latar belakang anak itu. Hingga ia memutuskan untuk membiayai seluruh hidup Gevariel hingga tamat SMA. Ia juga merasa kasian terhadap Gevariel, anak yang malang menurutnya.

Silviana juga menganggap Gevariel seperti anaknya sendiri, ia melihat anak kesayangan itu diperlukan baik oleh Gevariel walaupun sikap Gevariel yang kadang menjengkelkan. Seperti saat ini ia melihat dua gadis kecil yang sudah beranjak dewasa itu yang duduk di bangku sekolah menengah pertama sedang membuat tugas prakarya dari sekolahnya.

"Aahh Ge itu catnya kena gue!" Pekik Karina kesal.

"Ini cat doang bukan bahan beracun" Balas Gevariel datar.

"Ya tetap aja nanti kulit gue gatel - gatel trus merah deh"

"Lebay jadi cewek"

"Kok lebay? Bener dong" Sewot Karina.

Gevariel malah semakin menempelkan cat ke tangan Karina membuat sang pemilik tangan berteriak keras.

"Mamah tolong iiiih. Gevariel!"

"Mana gatel ga? Merah ga? Ini tuh cuma cat air dan aman makanya jangan manja, cat sendiri punya lo tuh" Gevariel memberikan cat itu ke Karina dan mau tak mau Karina harus mengecat prakarya miliknya sendiri.

"Makanya jangan manja jadi orang. Saat ini masih ketolong aja sama Mamah Silvi sama om, coba misal mereka ga ada? Lo bisa apa?" Kata kata itu cukup menusuk hati Karina tapi itu juga jelas sangat benar.

"Jangan ngomong gitu dong" Karina jadi memikirkannya.

"Mulai dari hal kecil dulu deh, gue juga kapapun akan bantuin lo makanya jangan takut duluan"

"Iya iya"

Silviana tersenyum melihat mereka berdua, Gevariel tumbuh lebih dewasa dari pada umurnya dan itu juga mengajarkan Karina untuk juga ikut berpikir dewasa.

====== • ====

Karina berlari ke arah Silviana, "Mah Mamah!" Teriaknya panik.

Silviana yang berada dikamar langsung keluar dan menuruni anak tangga dengan cepat, "Mah tolongin Mah" Silviana melotot melihat apa yang terjadi di depannya.

Gevariel yang babak belur dengan wajah penuh luka, "Kamu kenapa nak?" Tanyanya sambil melihat wajah itu dengan perlahan.

Ia juga melihat darah yang segar keluar dari hidung Gevariel.

"Tadi sepulang sekolah Ge....."

"Gapapa Mamah Silvi, aku cuma berantem sama teman aku soalnya dia ambil barang aku" Potong Gevariel sambil mengusap darah yang terus mengalir dari hidungnya.

Silviana melihat sesuatu yang aneh dari dua anak itu hingga ia menatap Karina meminta jawaban yang jujur, "Ge bohong Mah. Tadi pulang sekolah ayahnya Ge datang trus narik Ge lalu Ge dipukulin kayak gitu" Jelas Karina jujur dan Gevariel hanya menunduk.

Silviana hanya menghela nafasnya kasar, "Sekarang kita ke dokter ya. Karina mamah ke dokter dulu buat obati Ge. Ayo nak" Gevariel perlahan bangkit dari duduknya dengan sedikit meringis kesakitan pada lengan dan wajahnya.

Setelah kejadian itu Gevariel jadi lebih sering menginap dirumah Karina, satu kamar dan berbagi barang bersama Karina.

"Kenapa?" Tanya Karina saat melihat Gevariel keluar dari kamar mandi.

"Yang bener dong ngasih baju. Masa warna pink gini" Kesalnya.

Karina tertawa geli, "Ya emang baju gue semua warna pink dan ada si warna lain tapi ukurannya kecil emang lo suka make baju ketat hahahaha"

HOPETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang