Tawaran gila

52 5 0
                                    


Menarik napas dalam, Derana memantapkan diri untuk bertemu Jay dan perempuan yang dikatakan sipir tadi. Sebenarnya teman-teman satu selnya melarang, karena jika benar perempuan itu adalah istri Jay, Derana akan hancur. Semua tahu, alasan 4 tahun ini Derana bertahan adalah Jay.

Namun, gadis itu tetap keras kepala dan mengatakan mau menemuinya kepada sipir.

"waktu anda hanya 15 menit, harap tepat waktu," setelah mengatakan itu sipir tersebut pergi meninggalkan Derana bersama dua orang lain, salah satunya adalah orang yang paling Derana rindukan.

"Kamu—"

"Duduk," perintah Jay dengan raut dingin.

Sangat berbeda. Ini bukan Jay yang Derana kenal dulu.

"Jay..."

Derana beralih melirik seorang perempuan yang menjadi pusat perhatiannya sejak tahu Jay ke sini tidak sendiri.

"Ah—aku Lucy, istrinya Jay,"

Bagai terperosot dalam lubang  sempit yang sangat dalam dan gelap, senyum Derana hilang seketika, mimpi buruknya jadi nyata.

Bagaimana bisa, Jay menikah?

"I-istri?"

"Lucy, dia istri gue, wanita baik, pinter, dan ngga manipulatif." Jay sepertinya sengaja menekankan pada kata terakhir.

Yah. Memang sedari awal Derana tidak pantas untuk Jay. Niatnya saja sudah busuk, Derana mengakui dirinya memang manipulatif. Jay lebih pantas dengan wanita cantik yang sekarang ada disebelahnya. 
"udah berapa lama?"

Lucy tersenyum ramah, hendak menjawab. Namun Jay segera menyangkal.
"Lo ngga perlu tau,"

Sempat hening beberapa saat, Lucy kembali memulai pembicaraan, terlihat serius, satu tangannya meraih tangan Derana.

"Sayang, udahlah kamu jangan lakuin hal gila,"
Jay memang terlihat berbisik-bisik namun Derana masih bisa mendengarnya.

Jadi, Jay memang dari awal hanya menganggapnya teman ya? Itu adalah salah satu pertanyaan yang terlintas di kepala Derana setelah melihat rasa cinta Jay untuk wanita ini sangat besar. Hatinya mendadak sesak.

"Ssttt! Aku mau bicara sama Derana,"
Jay sempat melihat Derana dengan api permusuhan sebelum memilih membuang muka.

"Na, aku mau tanya sesuatu," pantas saja, Jay terpikat dengan Lucy, Derana saja merasakan kelembutan akan setiap kalimat yang terlontar oleh gadis berambut sepunggung itu.

"Kamu mau bantu aku?"

Derana sontak bingung, membantu apa? Dia saja belum cerita apapun.

"Kamu tinggal jawab mau bantu atau nggak,"

Derana melihat Jay, lalu Lucy
"Aku bakal bantu kalo aku bisa, Lucy"

"Nikah sama Jay,"

"Hah?!" Derana terkejut, dia sangat terkejut. Apa Lucy ini sudah gila? Maksudnya bagaimana? Ia menyuruh agar suaminya poligami?

***

Saat makan siang, Derana masih saja melamun, Nanda asik berkomentar mengenai menu makanan yang tidak berganti sejak dua hari lalu, tempe dan sayur bening.

Baju khas narapidana berwarna Oren menyala membuat Derana menghela napas panjang. "andai gue ngga bodoh dari awal ngga ikut Juan," gumam Derana.

"Na? Lo dengerin gue ngga sihh?!" tanya Nanda sedikit emosi.

"iya ambil aja tempe gue, kaya biasanya."

Melihat Derana yang lemas, Nanda menghentikan kegiatan makan siangnya. "Lo ngga diapa-apain kan sama Jay?"

PENA ASMARA | TAMAT✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang