Pertemuan Satu Luka

302 37 0
                                    

Siap untuk baca?

Asal kalian dari mana aja?

Selamat membaca,semoga suka^^

***

[Pertemuan Satu Luka]

"Apart lo pelarian ternyaman gue."

***

  Langkah lebar yang  lelaki itu tempuh menghantarkannya pada sebuah apartemen sedang berukuran 5×8 meter.

Pintunya tertutup.

"Biarin mereka ributin hak asuh. Gue udah cukup gila buat bertahan."

T-shirt putih polos dan jeans hitam panjang dari kampus masih melekat. Bahunya menggendong tas coklat tua,
mirip dengan warna bola matanya.

Jayden ex bully

Iden,gue kabur dari rumah

Numpang lagi,gue belum bisa kontrol emosi

Tkut hilang kendali lagi

Masih pagi,dan matahari masih bersinar terang hendak menuju puncaknya. Namun lelaki itu memilih bolos dari kampus seperti biasa.

Cklek..

Knop pintu ditarik,hingga Jay jelas muncul dari daun pintu.
"Masuk,Bang."

"Thanks" lelaki itu menjawab dengan santai. Lalu melangkah masuk.

Mereka duduk dikursi sofa,Jay duduk disebelah lelaki bernama Langit itu.

Anak itu seperti kekurangan gizi,ia terlihat kurus, mempunyai tinggi badan sekitar 177cm. Lebih pendek dari Jayden, namun umurnya terpaut 5 tahun lebih tua.

Namun Jay tidak mempermasalahkan itu. Cowok itu tidak mau dianggap melakukan bodyshaming.

"Bang!" Panggil Jay.

Langit meletakan tasnya sembarang,menghirup napas dalam-dalam dan menghembuskanya pelan.
"Hm."

"Kabur lagi?" Tanya Jay dengan suara lirih dan sangat hati-hati.

Langit menegakkan duduknya,Jay turut bergeser memberikan ruang lebih luas untuk Langit.
" Akhir-akhir ini lagi nggak bisa ngontrol emosi."
"Kabar lo gimana?"

Padahal minggu lalu Langit baru saja kabur,dan menginap tiga hari di sini, "Minggu lalu,lo juga kabur ke sini,harusnya nggak usah tanya-tanya lagi,"

Langit terkekeh pelan,
"Apart lo pelarian ternyaman gue."

***

Dibawah terik matahari,empat siswa berjajar kebelakang sedang melaksanakan hukuman berlari mengelilingi lapangan outdoor SMA En-Hype yang terbilang cukup luas.

Mereka adalah Jay,Juan,Azka,dan Ricky. Empat serangkai pembuat masalah disekolah.

Dengan langkah lebar,keempatnya berlari tanpa henti dengan jarak yang berdekatan.

"JAYYY,SEMANGAT!" Derana tak henti-hentinya meneriakan kata semangat sedari tadi. Ditangannya sudah menggenggam satu botol minum dan roti gulung rasa keju dan coklat.

"Dih,caper banget,nggak malu? Lo kan musuhnya Jay." Komentar salah satu siswi yang Derana yakin merupakan salah satu rivalnya mendapatkan Jay. Karena tatapannya selalu tertuju pada Jay yang tengah berlari.

"Biarin, suka-suka gue,wlee!"
"Lo nggak pernah dengar cerita tentang musuh jadi cinta? Benci sama cinta itu setipis kertas..."

"Gue nggak peduli. Jay itu punya gue! Punya Galvani!"

PENA ASMARA | TAMAT✅Where stories live. Discover now