Ribut Malu,Nggak Ribut Rindu

181 21 1
                                    

Selamat baca
Jgn lupa voment yyy

***
[Ribut Malu,Nggak Ribut Rindu]

"Kok gue dengernya—'kangen ribut sama gembel'?"

***

Jumat pagi, hampir selesai jam Pelajaran pertama dengan mata pelajaran seni budaya, yang bertempat diruang musik, mereka sedang belajar mengenai gitar dan cara memainkannya.

Karena Derana memang sudah terbiasa bermain gitar,bisa dibilang ia sudah lumayan bagus dibanding yang lain. Berbeda dengan Nanda masih kesusahan terhadap jari-jarinya yang selalu melewati batas kunci-kunci gitar.

"Ini nih karena jari gue kekecilan pasti!" Protes Nanda, disebelahnya Derana terkekeh pelan. Kalau tidak bisa,kenapa harus menyalahkan jari yang tidak tahu apa-apa?

"Ibu jari lo,disini biar ada kekuatan buat tekan," ia menempatkan ibu jari Nanda pada posisi yang benar.

"Susah, tangan gue sakit,males Na!"

Ruang musik mendadak seperti pasar, mereka ribut sendiri dengan duduk lesehan dengan karpet yang cukup luas,ada beberapa yang mengeluh karena mempunyai jari yang pendek,dan sebagian ada yang mencoba bermain gitar meskipun nadanya belum jelas.

" 8 menit lagi," gumam Nanda,menyerahkan gitar kepada Derana dengan sedikit kesal.
"Nih Na! Sakit semua jari gue!"

"Nda," panggilnya pelan. Nanda menoleh dengan tatapan bertanya.
"Lo kemarin—postingan lo—"

Sebelum selesai mengutarakan ucapannya,Nanda sudah terlebih dulu memotong, "Oh kalem Na,yang itu,temen gue ,nggak sengaja ketemu dijalan,"

Senyum Derana mengembang,sembari pura-pura berpikir,
"Cewek atau cowok? Tapi gue yakin cowok ini sih,"

"Masih inget nggak yang gue tolongin waktu mau bunuh diri ditengah jalan?"
Matanya berbinar terang kala mengatakan itu.

"Hah?"

"Penderita bipolar itu," jelas Nanda

Kening Derana makin berlipat disertai raut bingung, namun gadis itu memang benar-benar lupa.

"Kak Langit,"

***
Seluruh siswa menuju kembali ke kelas tepat setelah bel berbunyi, termasuk Derana yang berjalan sembari memikirkan nama Langit yang Nanda lontarkan tadi.

"Kenapa namanya harus Kak Langit? Kenapa nggak Kak Jamal,Bejo,Udin?" Gerutunya kesal.

Sambil menyimpan rasa penasarannya pada sosok Langit yang dimaksud Nanda, Derana menggeleng pelan, berkata tidak mungkin berkali-kali namun, tetap saja pikirannya sudah jauh kemana-mana. Tak lama Kya datang dengan senyum cerah.

Berjalan beriringan dengan tawa yang cukup keras disepanjang koridor kelas 12 IPA , Derana menyenggol bahu Kya saat gadis itu tak sengaja bersebelahan dengan Galang dan teman-temannya.

Yap,benar sekali. Kya telah menyimpan rasa kepada teman sekelasnya,Galang Dirga. Cowok tengil dengan keramahannya kepada seluruh siswi,bahkan tak jarang membuat banyak siswi salah tingkah dan berakhir suka.

Namun seakan sadar diri,Kya memilih diam dan berusaha bersifat biasa saja didepan Galang dan teman-temannya.

"Ky! Kenapa lo nggak ngomong aja, enak tau rasane lega banget!" Bisik Derana tepat ditelinga kiri Kyara.

Kyara sempat melirik Galang yang sedang berjalan lurus disamping kanannya. Lalu bergidik ngeri, "Nggak ah Na, ngungkapin perasaan itu lebih horor daripada ketemu setan tau!" Balas Kya masih berbisik.

PENA ASMARA | TAMAT✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang