20. Menghadapi Kenyataan

91 1 0
                                    

"Kisah cinta adalah adegan-adegan mendebarkan dalam hidup. Setiap episodenya ada suka maupun duka. Yang diauthori langsung oleh Tuhan Sang Pembuat Cerita."

***

Waktu itu, Arya yang tengah berjalan di jalanan kampus, merasa terpanah mendapati keberadaan Kamelia dan Vidya yang tengah ngobrol di kantin biasanya.

Dari kejauhan, wajahnya tampak penasaran dengan perbincangan kedua wanita tersebut. Ingin sekali Arya menghampiri mereka. Apalagi ketika didapati, wajah Kamelia yang tampak gusar kemudian menyenderkan punggung di kursi.

Ia tahu itu. Ia begitu hafal dengan kebiasaan Kamelia yang satu itu. Menyenderkan punggung di kursi dengan ekspresi wajah yang gusar. Pasti ada masalah. Setidaknya, ia berharap bisa menjadi solusi bagi Kamelia ketika menghadapi masa-masa sulit.

Dengan langkah perlahan, ia mendekati kedua wanita yang tengah mengadukan nasibnya itu. Semakin dekat, keberadaannya semakin jelas. Begitu juga dengan suara mereka.

"Kamu udah istikharah belum?" tanya Vidya.

Seketika itu, Arya langsung menghentikan langkah. Pertanyaan yang dilontarkan Vidya kepada Kamelia membuatnya terhenti dan menyembunyikan diri. Suara mereka begitu samar, namun masih dapat terdengar.

Arya masih belum mengerti inti dari perbincangan mereka. Tentang istikharah? Yang jelas kalau ada nama sholat itu disebut, kebanyakan akan mengarah ke pilihan jodoh.

Ia pun menunda untuk menghampiri mereka. Memilih untuk kembali dengan membawa sejuta penasaran di benaknya mengenai perbincangan mereka. Sejuta rasa bercampur aduk. Hatinya begitu cemas. Segala pikiran negatif mulai melanda dirinya. Namun, sebisa mungkin, ia redam perasaan itu sehingga ia mengetahui kebenarannya.

Sepanjang perkuliahan hari itu, ia begitu tak bisa fokus karena teringat perbincangan mereka. Seolah suara mereka selalu terngiang di telinga. Bahkan hingga malam tiba menjelang tidur. Ia begitu cemas. Akhirnya ia pun memutuskan untuk menghubungi Vidya.

Arya bukanlah tipe yang suka menyimpan nomor perempuan lain. Sebab Vidya masih kerabat jauhlah, ia menyimpan nomor tersebut. Sebenarnya ia juga menyimpan nomor Kamelia karena sejak menjalankan proyek album baru, ia menjadi butuh komunikasi dengan Kamelia. Namun, sejak semua itu usai, dirinya jarang sekali chatting meski hanya sekadar menanyai kabar.

"Assalamualaikum Vidya. Boleh nanya sesuatu?" Arya memencet tombol kirim. Pesannya itu bercentang dua, namun belum biru.

Beberapa detik kemudian, ia mendengar notif masuk. Segera ia membuka ponselnya itu. Ia tahu itu dari Vidya.

"Wa'alaikumussalam Mas. Mau nanya apa Mas?" jawabnya.

"Tadi waktu di kantin, tidak sengaja aku mendengar perbincangan kalian mengenai istikharah. Boleh aku tahu ada apa dengan Kamelia, Vid?" Arya memencet tombol kirim. Dan langsung saja centang dua itu berwarna biru. Ia tahu Vidya sedang menunggunya mengetik.

"Jangan Mas! Aku takut kamu sedih."

"Memangnya kenapa? Justru jawabanmu itu yang membuatku sedih Vid."

"Tapi, tolong kuatkan hati Mas ya!"

Membaca itu, Arya semakin cemas. Ia khawatir dugaannya tidak meleset.

"Langsung saja, Vid!"

"Kamelia dilamar seseorang Mas."

Derita Asmara Tiga Hati (DATH) TERBIT✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang