23

177 50 2
                                    

Antonie tertawa melihat medan pertempuran di pelabuhannya.

"Pasukan Caelan, Lucilius Caelan, bahkan Cassius Embrose. Mereka adalah para bajingan," ujar Antonie sambil menyelinap. "Namun, maaf saja. Aku tidak mau terlibat di dalam permainan anak-anak ini."

Antonie bersembunyi di balik bahan baku yang belum dinaikkan ke dalam kapal yang dekat dengan dermaga, lalu memperhatikan situasi, memastikan bahwa pasukan Caelan tak melihatnya sebelum buru-buru memasuki kapal layarnya yang besar, kapal mewah yang didapatnya dari kerajaan yang bertransaksi dengannya.

Antonie menyeringai senang setelah menaiki anak tangga menuju kapalnya. Kemewahan selalu menenangkan Antonie, itulah sebabnya dia mencintai harta dan akan melakukan apa pun untuk tenggelam dalam gelimangnya kekayaan.

"Cassius, Cassius. Aku tak peduli apakah kau menyerang atau tidak. Aku sudah lebih dulu kaya, aku akan pindah ke kerajaan lain, dan tinggal di sana. Para pekerja? Persetan dengan mereka."

Bahkan hanya mementingkan dirinya sendiri.

Antonie tiba di geladak, tetapi tak menemukan siapa pun yang seharusnya masih tersisa beberapa pekerjanya untuk menetap di geladak. Mereka akan bertugas untuk melayani Antonie dan menjalankan kapal layar. Namun, di sini sunyi, membuat Antonie merasa sedikit waspada.

Antonie menjelajahi geladak kapal sebelum dia merasakan sebuah sensasi dingin yang sedikit perih menyentuh lehernya, membuat cairan merah pekat mengucur dari luka yang dihasilkan. Kala Antonie menyadari bahwa terdapat sebilah pedang yang melukai lehernya, Antonie berteriak histeris.

"Berisik!" potong Nyvene sembari menekan pedang pada leher Antonie, membuat luka di leher lebih dalam dan suara Antonie tercekat.

Sepasang pupil Antonie menatap Nyvene dengan sorot ketakutan, seakan dia melihat hantu yang mengerikan.

"K-Kau! Kau adalah pengawal Cassius!"

Nyvene mengerutkan dahinya tak suka kala Antonie menyebutkan nama Cassius tanpa membubuhkan gelar kehormatan di dalamnya. "Ya, aku adalah ksatria pribadi Yang Mulia Cassius," ujarnya sambil menekan tiga kata terakhir dalam kalimatnya.

Saking takutnya Antonie pada kehadiran Nyvene, dia tak menyadari bahwa para pekerja yang seharusnya sedang menjalankan tugasnya masing-masing di dalam kapal sudah diikat dengan kuat pada pilar raksasa. Mereka semua dijaga oleh pasukan Caelan yang bergabung dengan Nyvene untuk menjalankan misi khusus, yaitu merebut kembali bahan baku.

Sebelumnya, Cassius sudah menduga bahwa Antonie akan kabur. Ada dua jalur yang Cassius prediksikan akan menjadi tempat pelarian Antonie. Pertama, adalah sebuah jalur rahasia yang diberi tahu oleh Pierce. Beberapa ksatria sudah ditempatkan di sana. Kedua, adalah kapal layar yang akan membawa bahan baku menuju Kerajaan Soleil.

Rupanya prediksi Cassius yang kedua merupakan kebenaran. Maka dari itu, Nyvene ditugaskan untuk menghentikan pergerakan di kapal layar, menahan seluruh pekerja, dan melumpuhkan Antonie. Cassius sudah menekankan pada Nyvene bahwa dia tak bisa gagal dalam menangkap Antonie. Nyvene yang tak ingin mengecewakan Cassius, pasti akan melakukan yang terbaik dalam tugasnya.

Nyvene menarik pedangnya. Sebagai gantinya, dia menahan kedua pergelangan tangan Antonie di punggungnya lalu menyuruh pasukan Caelan untuk mengikat pria itu.

Setelah Antonie didudukkan dengan paksa di lantai, Nyvene menatap Antonie dengan pandangan arogan.

"K-Kau!" Antonie tak lagi merasa takut. Kini, hanya ada amarah di dadanya, begitu membara hingga kedua mata memerah dan otot saling bersahutan untuk melepaskan diri dari ikatan yang menyesakkannya.

Duk! Nyvene menendang perut Antonie dengan sangat kuat hingga mengeluarkan bunyi yang memuakkan, membuat Antonie langsung memuntahkan isi perutnya.

END | Flor de MuertosWhere stories live. Discover now