5

488 85 2
                                    

"Ya?" Cassius mengerjapkan kedua matanya.

Apa pula hubungannya pesta dansa dengan penyakit kronis? Dan juga, untuk menanyakan bahwa seorang keluarga kerajaan memiliki sebuah penyakit kronis secara langsung seperti ini bukanlah tindakan yang sopan. Bangsawan akan menghindari pertanyaan yang sensitif dan cenderung menyinggung seperti ini.

Nyvene mengeratkan pegangannya pada pedang di pinggang. "Mengapa menanyakan pertanyaan yang sangat tidak sopan pada Yang Mulia?" Nyvene menggeram, tak lupa bunyi pedang yang ditarik dari sarungnya mulai mengudara di dalam ruangan, membuat suasana makin menegang.

"Oh, tidak ada alasan khusus," kata Camery ringan, seolah tetap merasa baik-baik saja setelah diancam oleh putra dari Count Salvador, pemilik kekuatan militer yang mendominasi Kerajaan Embrose. "Saya hanya merasa penasaran. Jika Yang Mulia tidak ingin menjawab, tidak masalah bagi saya. Hanya saja, saat saya mendekati meja kerja Anda, saya melihat banyak bekas darah di sana, yang telah mengering, warnanya yang cokelat hampir sama dengan pelitur hingga tak akan banyak yang menyadari bahwa terdapat noda darah yang mengering di sana."

Cassius mengangkat sebelah alisnya, merasa kesal. "Aku hanya sering mimisan karena bekerja terlalu keras," katanya, "dan juga, mengapa Nona Camery menghampiri meja kerjaku dan menggeledahnya tanpa alasan? Di saat ada pemiliknya di sini? Saya jadi bertanya-tanya, apakah Nona Camery diajari etiket oleh Clairemont, ataukah tidak?"

"Tentu saja Ayahanda menyewa guru etiket terbaik di Kerajaan Embrose, Yang Mulia."

"Lantas—"

"Saya hanya sedang menyelidiki klien saya sendiri," potong Camery dengan tegas, "sudah tugas saya untuk mencurigai klien saya sendiri dan menyelidikinya sedikit."

"Kau!" Suara Nyvene tercekat. "Beraninya kau bicara seperti itu pada Yang Mulia Cassius. Selama ini aku sudah menahan diri Nona Camery, tetapi kamu telah melewati batasan. Mencurigai Yang Mulia? Apakah maksudmu bahwa kamu tidak memercayai Yang Mulia?! Seharusnya kamu sendiri tahu bahwa perilakumu sudah keterlaluan, Nona Camery."

Nyvene mengangkat pedangnya dan maju, menutupi tubuh Cassius dengan telapak tangan kirinya yang tak memegang pedang.

"Nyvene, hentikan," kata Cassius.

"Tidak, Yang Mulia. Mau bagaimanapun, wanita ini sudah berlebihan dan melewati batas. Anda pula merupakan seorang putra mahkota, Anda seharusnya disegani! Bukan direndahkan harga dirinya seperti ini!"

"Tuan Nyvene Salvador, saya bukannya tidak sedang merendahkan harga diri Yang Mulia, tetapi saya hanya belum memercayai beliau."

"Akan tetapi, kamu telah lancang, Nona Camery! Yang Mulia Cassius memiliki hal-hal privat yang tidak bisa kamu ganggu gugat, tetapi kamu menggeledah meja kerjanya dengan seenaknya saja. Tentu saja hal ini tidak bisa dibiarkan!"

"Nyvene, hentikan." Cassius bangkit dari kursi dan memegang lengan kiri Nyvene. "Aku baik-baik saja, Nyvene."

Nyvene menggeram marah. "Anda baik-baik saja seperti ini setelah harga diri Anda direndahkan?"

"Nona Camery pasti tidak bermaksud untuk merendahkan harga diriku. Hanya saja, walau telah mendapat pelajaran dari guru etiket yang terkenal, tak semua ilmu pengetahuan dapat diserap otaknya." Cassius membalas fasih lidahnya Camery dengan balas menyindir.

Meski telah disindir secara terang-terangan, Camery tetap menampilkan senyuman di bibirnya.

"Ada alasan mengapa saya tidak memercayai Yang Mulia di sini," kata Camery, memotong perdebatan kecil antara Cassius dan Nyvene.

Kalimat Camery menarik atensi kedua laki-laki itu dan langsung menumpukan pandang pada Camery.

"Alasan saya tidak dapat memercayai Yang Mulia adalah karena Anda sendiri yang menciptakan pribadi yang tak dapat dipercaya."

END | Flor de MuertosWhere stories live. Discover now