Chapter 7 : Whatever He Wants

Start bij het begin
                                    

Kelsey membalikkan tubuh, menatap tajam suaminya. "Mengapa kau berisik sekali?"

"Bagaimana tidak? Kau sibuk dua hari terakhir dan tidak memberiku jatah." Luke tersenyum nakal. "Bungkam aku dengan selangkanganmu, sayang."

"Kau—" ucapan Kelsey tertahan lantaran terdengar samar-samar suara private jet di sekitar mereka. Kelsey tersenyum lebar. "Itu pasti mereka!"

Kelsey bergegas menuju lapangan penerbangan yang letaknya sangat jauh dari kamar Gabrielle lantaran kamar itu terletak pada lantai puncak bangunan yang memiliki duapuluh lantai, sementara lapangan penerbangan terletak pada lantai dasar di belakang kastil. Namun, mereka tidak berjalan kaki dengan jarak segila itu, Luke telah menciptakan alat transportasi seperti lift khusus yang digunakan di rumahnya sendiri.

Kelsey terpaku menatap anak tunggalnya turun dari private jet sambil menatap dirinya dengan tatapan yang benar-benar memusuhi. Namun, Kelsey terharu anaknya setelah sekian tahun memijakkan kakinya di rumah mereka lagi. Airmata Kelsey menelusuri pipinya.

Letizia berdecak kagum melihat bangunan kastil yang layaknya di negeri dongeng tersebut. Ia benar-benar tidak bisa berhenti menatapi bangunan khas kerajaan Eropa klasik dengan taman yang luas disertai lapangan penerbangan. Letizia tidak ingat sedikitpun bahwa ia pernah tinggal di rumah itu sebab ia sangat kecil sekali.

"L," panggil Kelsey yang mendekati anaknya ingin memeluk.

"Berhenti di situ," ucap Gabrielle tajam yang membuat sang ibu berhenti bergerak. "Jangan mendekat lebih dari dua meter." Gabrielle semakin menajamkan netra birunya. "Baik aku maupun Lily."

Kelsey merasakan sakit di hatinya. "Aku bersumpah tidak akan melakukan apa pun, L."

"Aku tidak peduli dengan sumpahmu," balasnya. Gabrielle merasakan cengkraman Letizia di lengannya mengeras.

"Jangan seperti ini kumohon," bisik Letizia dengan nada pelan. "Kau menakutiku." Letizia menarik Gabrielle untuk mendekat pada ibunya yang menangis dengan menutup wajahnya sendiri. Namun, Gabrielle tidak bergerak mengikuti, ia malah menatap tajam Letizia.

"Kau mendengarku, Lily."

Letizia meneguk saliva, mengedarkan pandangan dan mendapati Luke mematung di tempat seakan shock akan kedatangan putranya. Letizia mendekatkan bibirnya pada telinga Gabrielle meski tidak bisa karena pria itu benar-benar tinggi. "Berbicaralah dengan ayahmu dan kumohon aku ingin berbicara dengan ibumu."

"Tidak."

"L," pinta Letizia pelan. "Aku sudah bilang kedatangan kita ke sini untuk memperbaiki hubunganmu dengan orang tuamu. Percayalah padaku semuanya akan baik-baik saja."

"Jika kau ingin menghadiri itulah syaratnya," ucapnya final sebelum pergi masuk meninggalkan mereka.

Letizia menghela napas berat. Ia mendekati Kelsey dengan jarak yang ditentukan Gabrielle. "Maafkan aku. Aku malah membawa luka untukmu."

Kelsey mengangkat tangannya. "Maaf, aku tidak ingin bicara sekarang." Kelsey beranjak ke taman bersama suaminya, namun berbalik dan tersenyum pada Letizia. "Terima kasih telah membawanya."

Letizia tersenyum pahit, ia merasa amat bersalah dan ia tidak mau seperti ini terus. Letizia tahu bagaimana perasaan Kelsey, ia akan benar-benar menderita jika Gabrielle bersikap seperti itu padanya, terlebih wanita itu adalah perempuan yang melahirkan Gabrielle. Ia tidak bisa membiarkan hal ini.

Letizia mengejar Gabrielle. Ia menarik lengan suaminya. "L, kumohon jangan lukai ibumu. Aku—"

"Jangan membuatku kehabisan kesabaranku padamu, Lily."

Monster's Wife [Gabrielle's Season 2]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu