1. Anetta

284 6 2
                                    

JANGAN LIAT BAB 1 AJA, KELANJUTAN NYA LEBIH SERU!

GAYS! FOLLOW DONG AKUN AKU! VOTE DONG YANG BACA CERITA INI! KOMEN DONG YANG BACA CERITA INI! AKU SUSAH PAYAH BIKIN CERITA INI, TAPI KALIAN KAYA GAK NGEHARGAIN BANGET!
SERIUSAN KALIAN CUMA MAMPIR BACA DOANG?
.
.
.
.
.
~°°°°°°°°°°°°°°°°°°°~

Anetta memasuki kelas dengan malas dan dengan wajah cemberutnya, Farzan yang melihat sahabatnya seperti itu pun lantas bertanya.

"Kamu kenapa?"

"Aku gak papa." Jawab nya yang sudah terduduk di samping sahabatnya Farzan.
Setelah terduduk, Anetta pun menenggelamkan wajahnya diantara kedua tangan nya yang bertumpu diatas meja. Tak lama kemudian terdengar suara isakan tangis serta punggung yang sedikit bergetar.

"Net??" Panggil Farzan sembari mengangkat bahu Anetta agar duduk dengan tegak, Farzan pun melihat sahabatnya yang menangis.

"Kamu kenapa nangis?" Tanya Farzan dengan nada lembut dan penuh perhatian, Anetta yang tak kuasa menahan tangis lantas memeluk Farzan dan menangis dalam pelukan Farzan, tangan Farzan terangkat untuk membelai kepala dan punggung Anetta.

"Kenapa hm? Cerita sama aku."

"Aku ga-gak m-mau pindah..hiks..hiks..."

"Pindah?"

"Semalam ayah bilang mau pindah."

Flash back on

Tok...tok...tok...

"Ayah...bunda.." Panggil Anetta sambil mengetuk pintu ruang kerja ayahnya.

"Buka aja sayang." Jawab Kinan-bunda Anetta dari dalam dengan suara yang sedikit berteriak.

Ceklek.. Anetta pun masuk ke dalam ruang kerja ayah nya dan terlihat lah ada ayah dan bunda nya yang tengah terduduk di sofa.

"Bunda sama ayah mau ngomong apa sama Anet?"

"Kamu duduk dulu." Ucap Angga-ayah Anetta yang langsung dituruti oleh Anetta.

"Sayang, ayah harus handel perusahaan yang ada dijakarta."

"Iya gak papa kalo ayah sama bunda mau ke luar kota, Anet disini aja sama Tante Gita dan om Devan."

"Bukan itu yang mau ayah ngomongin sama kamu."

"Terus?"

"Ayah harus terus di Jakarta untuk menghendel perusahaan ayah yang di Jakarta, jadi kita harus pindah."

"Pindah?!" Kaget Anetta sehingga membuatnya terdiam beberapa saat sampai akhirnya kembali berbicara... "Anet gak mau pindah Yah, Bund."

"Sayang kita harus pindah." Ucap Kinan dengan nada lembut.

"Anet gak mau pisah sama Enjan, Anet udah nyaman tinggal disini Bund."
'Enjan' adalah sahabat Anetta sejak SMP yang tak lain adalah Farzan.

"Iya bunda tau, tapi ayah kamu harus stan bay terus dijakarta."

"Kalo ayah ngehendel perusahaan yang di Jakarta, terus yang ngehendel perusahaan ayah yang disini siapa?"

"Ayah udah ngasih perusahaan ayah ke om Rama." Rama adalah adik Angga.

"Kenapa ayah gak kasih perusahaan yang dijakarta aja?"

"Perusahaan yang dijakarta terlalu besar jika diberikan pada om Rama, dan pasti itu akan rugi untuk ayah."

"Terus sekolah Anet gimana?"

"Ayah udah daftarin kamu di sekolah Star High School."

"Tapi Anet gak mau pindah Yah, Anet mau disini."

"Sayang, kalaupun kita disini, kita gak akan ada uang untuk makan, karena perusahaan ayah kamu udah diberikan kepada om Rama." Ucap Kinan.

"Yaudah bunda sama ayah aja yang pindah, Anet disini aja."

"Gak bisa sayanggg, resiko nya terlalu berat."

"Apa yang berat bund? Bunda tinggal transfer uang buat Anet makan kan?"

"Kamu anak satu satunya bunda dan ayah, jadi mana mungkin bunda sama ayah tega ninggalin kamu sendiri disini, sedangkan jarak dari sini ke Jakarta itu jauh."

"Bunda gak usah khawatir, disebrang kan ada Tante Gita sama om Devan yang jagain Anet, Enjan juga." Ya memang rumah Anetta dan Farzan bersebrangan.

"Gak bisa sayang, bunda gak mau ngerepotin mereka."

"Kalo Anet pindah siapa yang bakal berangkat bareng sama Anet? Terus pulangnya sama siapa?"

"Ayah bakal sewa supir buat antar jemput kamu."

"Pindahnya kapan yah?"

"Hari Minggu"

"Kok hari Minggu, kan ayah harus nyiapin semuanya, gak mungkin kan dalam waktu dua hari semuanya beres?"

"Ayah udah nyiapin semuanya dari satu Minggu yang lalu jadi harus berangkat hari Minggu."

"Jam berapa?"

"Sekitar jam empat sore."

"Kamu setuju kan sayang?" Tanya Kinan pada putri semata wayang nya. Mau tidak mau Anetta pun mengangguk, melihat putri nya setuju, Kinan dan Angga pun tersenyum.

Flash back off

"Udah jangan sedih." Ucap Farzan setelah Anetta selesai bercerita.

"Aku sedih, aku gak mau pindah Enjan, aku mau nya di sini sama kamu... hikss."

"Aku juga sedih Net, tapi mau gak mau kamu harus ikut sama om Angga dan Tante Kinan."

"Kalau aku pindah ke Jakarta, siapa yang bakal nemenin aku ke kantin, siapa yang bakal jagain aku kalo lagi diluar..hikss.."

"Nanti disana kamu bakal ketemu sama temen baru."

"Terus kalo aku kangen sama kamu gimana?"

"Sekarangkan canggih, kita bisa chat Tan, telpon-an, bahkan kalo kamu mau liat wajah aku, aku tinggal kirim foto aku ke kamu, atau kita bisa video call-an."

"Udah jangan sedih lagi Oky?" Ucap Farzan sambil mengusap kedua pipi Anetta yang basah.

"Kamu berangkatnya besok sore kan?" Anetta pun mengangguk.

"Kan besok Minggu, dan kamu berangkatnya sore, jadi ada waktu setengah hari buat kita ngabisin waktu sama sama." Mendengar hal itu Anetta pun tersenyum.

"Jadi sebelum kamu berangkat kita jalan jalan dulu, sebagai tanda perpisahan.. kamu mau kan?"

"Boleh, gimana kalo kita pake hodi capple?"

"Yang warna pich?"

"Iya.. yang kita beli di pasar malam itu lohh."

"Oky kita pake itu, karena rumah kita Deket, aku ke rumah kamu jam setengah delapan ya."

"Iya, nanti aku ke rumah kamu."

~°°°°°~
••••••••••••••••••
~°°°°°~

GIMANA BAB PERTAMA KALI INI? SERU KAN? JANGAN CUMA NGINTIP BAB 1 DOANG! BACA SETERUSNYA! DI BEBERAPA BAB PERTAMA MEMANG PENDEK, TAPI DI BAB SELANJUTNYA PANJANG KOK!

JANGAN LUPA VOTE, KOMEN AND FOLLOW
NEXT...


HAPPY READING!




LAUTAN ALBIRU (On Going)Where stories live. Discover now