12.

128 16 2
                                    




__________________________________________________

Kalo cari lawan tuh liat-liat dulu kemampuannya!!! Kalo nggak bisa ngimbangin mending mundur aja ya Neng! kasian wajah dempul lo jadi banyak darah! Malah jadi kaya ondel-ondel!
__________________________________________________

Happy Reading

Hari Atara berjalan baik. Sekolah, bertemu Nadia. Mendengar segala ocehan Nadia membuat telinganya berdentum. Setelah kejadian beberapa hari lalu Atara absen sekolah 3 hari, menyembuhkan luka fisiknya.

"Lo udah sembuh?? "

"Lo emang kenapa kemarin? Apa yang lo rasain? Sakit nggak? Kok masih diperban tangan lo!! "

"Sory banget gue kemarin nggak bisa nengokin loo, Tu si Sifa (guru MTK) Kuekeh banget sama nilai susulan ulangan gue yang jauh dari rata-rata... "

"Tapi lo nggak papa kan... "

Atara menutup telinganya dengan kedua tangan.

"Ihhh si bego malah lo tutup telinga lo... Jawab atara..... " Gemas Nadia.

"Bangsat lo!! " Murka Atara.

"Mana bisa gue jawab pertanyaan lo yang cepatnya ngalahin kereta listrik... "

Nadia yang sadar memiliki bakat bicara cepat pun cengengesan.

"Lo ngebacot sekali lagi, gue patahin leher lo! "

Nadia mengangkat tangannya tanda menyerah. Ya kali Nadia rela lehernya patah cuma mau nanyain keadaan Atara.

_________________________________________________

Kantin.

Tempat ini berganti jadi tongkrongan anak buah Dirga. Bukan apa-apa, tapi kalau sedang ada problem, seluruh atek-atek Dirga berkumpul disini. Mengusir semua murid yang ingin istirahat.

Ardian " Gue bangga banget, Saat semua lagi kumpul kaya gini, Nggak nyangka banget kalo gue masuk ke pentolannya!"

Bams " Cot bacot bacot cottt!!! "

Cakra geleng-geleng mendengar jawaban bams pada Ardian.

"Lo hargain dikit kek temen lo lagi berpuisi! Malah lo katain bacot... " Tambah Cakra.

Ardian yang sudah masang kuda-kuda ingin menyerang bams atas ketidak perikemanusiaan mencela omongan orang. Langsung diam kala cakra bilang kalo dirinya sedang berpuisi.

"Lo berdua emang anjing!! " Tukas Ardian menggebu-gebu.

Cakra yang tak Terima karena di posisinya sekarang adalah membela Ardian malah ikut dianjing-anjingin.

"Ardian babi lo.... Gue belain lo bego! "

"Lo taik nya... " Kata Bams dengan menunjuk wajah Ardian yang sudah merah padam.

Saka mengambil pisau lipatnya, bermain-main sedikit untuk memperlihatkan keahlianya dalam menggunakan senjata tajam itu pada teman-temanya.

"Coba bacot lagi... Kayaknya kalo buat ngulitin kalian bertiga bakal asik deh... Tinggal tunggu tanggal mainya aja... "

Semua langsung kicep. Kalo sudah berurusan dengan Saka, mereka langsung luluh. Karena setiap apa yang dikatakan Saka bukanlah main-main.

Dirga yang baru datang melihat satu per satu temen laknatnya.

"Lo apain sak, kok bisa pada pucet banget.... " Tawa Dirga pecah.

Saka melempar pisau lipatnya ke tengah meja tempatnya duduk.

Dirgantara (REVISI) Место, где живут истории. Откройте их для себя