Pertemuan Galang Dengan Ali

Start from the beginning
                                    

"Jessica!"

"Salwa, bisa gak sih jangan ngegetin gue kayak gitu? Gue tuh lagi ketakutan terus lo datang sambil teriak bikin jantung gue mau copot, tau!" balas Jessica geram, sedangkan Salwa hanya terkekeh saja.

"Tapi, bentar! Lo kok udah pulang sekolah?" Tanya Jessica menyadari jika Salwa tidak mengenakan seragam.

Salwa jadi gelagapan mendengar pertanyaan itu. Bagaimana caranya menjelaskan tentang apa yang terjadi saat di Sekolah pada Jessica? Atau lebih baik dia tidak menceritakannya?

"Itu Jes, guru-guru lagi ada rapat. Makanya kita disuruh pulang lebih awal," kilah Salwa. "Lagian kok lo tanya gue segala, sih? Kan si Pangeran juga udah pulang. Gue tadi ninggalin dia di depan sama Bang Ali, tuh. Kocak banget dia pake baju kayak Tarzan!"

"Sal, lo pasti gak akan percaya sama apa yang bakal gue bilang. Tapi, Pangeran yang lo temuin itu bukan Pangeran!" Ucap Jessica dengan raut wajah panik.

"Lo ngomong apaan, sih? Kalo bukan Pangeran terus siapa? Lo marahan lagi ya sama dia kayak semalam?" Salwa mengabaikan ucapan Jessica, tak percaya.

"Gue serius, Sal! Tadi dia emang datang kesini. Dan lo tau? Dia manggil gue dengan sebutan Nay! Siapa coba Nay? Dan yang bikin gue yakin dia bukan Pangeran, dia nanyain kenapa tangan gue terluka. Buat apa coba dia tanya? Padahal kan dia tau alasan tangan gue bisa kayak gini! Terus, dia kabur pas gue bilang kalo dia bukan Pangeran."

Salwa terdiam mendengar penjelasan Jessica. Tapi, dia belum bisa percaya. Masa iya yang dia temui di Depan Rumah tadi bukan Pangeran? Kalau bukan Pangeran, lalu siapa?

"Argh!"

Di saat suasana sedang hening, tiba-tiba saja Jessica dan Salwa mendengar teriakan Ali.

Rasa khawatir langsung menyerang batin dua gadis itu. Apa yang terjadi dengan Ali hingga dia berteriak keras seperti itu?

"Sal, Abang lo! Ayo kita lihat!" Ajak Jessica dan diangguki oleh Salwa.

"Bang Ali!" Salwa bergegas keluar Rumah bersama Jessica.

.

Di luar Rumah, Jessica dan Salwa menemukan Ali sudah tergeletak di tanah sambil mengerang kesakitan. Keduanya buru-buru menghampiri, membantu Ali untuk duduk.

"Bang, Bang Ali kenapa?" Air mata Salwa sudah tak bisa di bendung lagi melihat keadaan Ali.

Ali tak menjawab, dia terus mengerang kesakitan. Kedua tangannya menutupi sesuatu di lehernya. Jessica yang menyadarinya lebih dulu.

"Sal, leher Abang lo!" Ujar Jessica.

Salwa segera menyingkirkan tangan Ali. Dia seketika terkejut melihat luka gigitan disana.

"Jess, luka apa ini?" Tanyanya cemas.

"Gue juga gak tau. Mendingan sekarang kita bawa Abang lo ke Rumah Sakit aja. Ayo!"

Salwa mengangguk. Dia cepat-cepat membantu Ali berdiri, lalu membawanya masuk ke dalam mobil.

"Jess, lo ikut gue, ayo!" Ajak Salwa.

Jessica menggelengkan kepala. "Nggak, Sal. Gue gak bisa. Lebih baik lo bawa Abang lo ke Rumah Sakit sendiri aja. Gue harus cari orang yang mirip Pangeran. Gue yakin dia yang udah lakuin ini sama Abang lo!"

"Tapi, Jess, keadaan lo juga lagi gak baik-baik aja. Gue khawatir, gimana kalo orang yang mirip Pangeran nyakitin lo juga?"

"Kalo dia emang mau nyakitin gue, dia pasti udah lakuin itu pas di dalam Rumah. Lo tenang aja, gue bakal hati-hati sama dia. Mendingan sekarang lo pergi sekarang!"

Salwa mengangguk cepat. "Gue pergi dulu, ya, Jess! Lo harus hati-hati!"

"Iya!"

Salwa segera masuk ke dalam mobil. Tak lama kemudian, mobil pun melaju meninggalkan Jessica sendiri di pekarangan Rumah.

"Gue harus cari dia sekarang!" Gumam Jessica. Ia lantas berlari ke sembarang arah untuk mencari Galang.

Saat Jessica pergi, Galang muncul. Di bibirnya ada bercak darah. Tentu saja darah itu milik Ali karena memang dia yang sudah menggigit Ali untuk menjadikannya manusia serigala seutuhnya.

Sebenarnya Galang tidak ingin menjadikan Ali serigala sekarang. Tapi, mendengar perkataan Ali, dia dari terpaksa melakukan itu.

Memangnya apa yang sudah Ali katakan?

Saat itu, setelah Ali turun dari mobil dan menghampiri Galang yang dia pikir Pangeran, Ali menceritakan tentang pengalamannya di tempat Penelitian.

Sambil memperlihatkan foto abu kepada Galang, Ali mengatakan, "Vampir itu udah mati jadi abu."

Perkataan Ali tentu membuat Galang terkejut. Galang bertanya-tanya, bagaimana Ali bisa tau tentang vampir? Apa naluri serigala di dalam tubuhnya memang sudah bisa mengetahui keberadaan vampir?

"Lo tau apa yang terjadi sampai vampir itu berubah jadi abu?" Tanya Ali namun tak ditanggapi oleh Galang. Galang sengaja tak menjawab karena ingin tahu apa saja yang Ali ketahui tentang vampir.

"Dia terlepas dari ruang lockdown karena kelalaian salah satu dokter penelitian. Semua orang saat itu menjauh. Gak ada yang berani mencegah. Cuma anehnya, gue kayak ada keberanian buat hentiin dia. Dan gue berhasil menghadang dia saat dia mau keluar."

Ali menunjukkan sebuah vidio yang berhasil di rekam oleh salah satu dokter saat dirinya menghadang vampir itu.

"Saat itu gue bener-bener gak ngerti sama apa yang terjadi. Vampir itu terus lihatin gue dengan tatapan tajamnya dan dia nyebut gue serigala,"

Galang melotot kaget. Ternyata vampir juga bisa mencium aroma serigala di dalam tubuh Ali meskipun tidak sedominan aroma manusia di tubuhnya.

"Jujur, denger dia nyebut gue serigala, gue ngerasa ada sesuatu yang memberontak di diri gue. Gue ngerasa emosi, tubuh gue merasa panas, perih, pokoknya gue gak bisa gambaran gimana keadaan gue saat itu. Terus, vampir itu berhasil ngelewatin gue dan kabur. Sayangnya, belum lama kabur dari sana, dia udah terbakar sama matahari dan jadi abu."

Ali menghela napas setelah bicara panjang lebar tentang yang dia alami kepada Galang. "Lo tau gak sih apa yang terjadi sama gue waktu itu?" Tanyanya.

"Karena lo memang manusia serigala."

Ali melirik Galang. "Maksud lo?"

"Lo adalah Digo!" Galang langsung mengigit leher Ali membuat Ali berteriak kesakitan.

Itulah yang terjadi pada Ali. Galang harus menjadikan Ali serigala lebih cepat. Karena apa yang diceritakan Ali sudah menjadi pertanda bahwa Ali memang sudah ditakdirkan untuk menjadi manusia serigala.

Galang tiba-tiba termenung. Semua terjadi begitu cepat.

"Di hari ini, Tristan membawa Nayla ke Rumahnya, dia pasti semakin berusaha mengambil darah suci Jessica. Dan dihari ini juga, gue menemukan Digo dan menjadikannya sebagai serigala. Sepertinya peristiwa besar bakalan terjadi gak akan lama lagi. Bangsa serigala harus mempersiapkan diri untuk peristiwa itu,"

Galang menyeringai, lalu dia melolong keras.

***

Di sisi lain, Erik tampak sedang melaksanakan tugasnya melatih Pangeran dan Adhitya di tengah hutan. Dua pangeran serigala itu juga terlihat khidmat dalam berlatih.

Namun, kegiatan mereka harus terhenti karena lolongan Galang.

"Lolongan Ayah? Kenapa Ayah melolong keras seperti ini?" Bingung Adhitya.

"Panglima, ada apa ini?" Tanya Pangeran.

"Lolongan ini adalah lolongan pertanda bahaya," sahut Erik seraya menatap langit.

"Bahaya? Bahaya apa?"

"Peperangan besar akan terjadi,"

Bersambung

GANTENG GANTENG SERIGALA (2)Where stories live. Discover now