Phase 2 - The End

1.6K 189 24
                                    

"Kak Grace, kok, gak ikut?" sapa Shane saat dia melihat AJ dan anak-anak masuk ke rumah ayahnya.

Dengan mimik wajah kesal bercampur pasrah, AJ menjawab. "Mau liatin ntah dokter mana yang operasi katanya."

"Dia kalau sehari aja gak ke RS kayaknya badannya langsung gatel-gatel," lanjut AJ lagi.

Shane tertawa. "Darlung! Gaji kakak aku harus kamu naikin pokoknya! Dedikasinya kelewat tinggi!" seru Shane ke Cakra yang sedang menyambut Ardi dan Aska dengan pelukan peremuk iga.

"Kayaknya gak perlu. Aku gak mau harta kita jadi kalah sama harta gabungan mereka," balas Cakra.

AJ terkekeh. "Kok goblog, sih?" celanya. Lalu dia menepuk bahu Cakra dan duduk di sebelahnya. "You know... Alexander Blackwell contacted me...."

Cakra tampak terkejut sesaat sebelum menanggapi. "Really? What did he want?"

"Ummm... prototipe yang aku buat sama Al. I didn't know where he got that information. Kami masih nyembunyiin hal itu soalnya...."

Pembicaraan antara Cakra dan AJ menjadi semakin serius sampai Shane memutuskan untuk mengajak anak-anak untuk bermain bersama opa dan oma-nya saja dan tidak mengganggu mereka berdua walau pembicaraan soal bisnis sempat terhenti saat Jun pulang membawa Gemma yang tampaknya sedang bad mood.

Saat makan siang, sepertinya Gemma mulai merasa jauh lebih baik walau dia memutuskan untuk pergi ke kamar Jun dengan beralasan kalau dia mendadak mengantuk sementara yang lain melanjutkan obrolan sekaligus mengawasi anak-anak bermain.

Sebuah pesan masuk ke ponsel AJ. Dia berpaling sejenak untuk mengecek apa isinya dan wajahnya seketika itu juga berubah pucat setelah membaca isi pesannya.

Gracie
Adrian... Sayang... jangan panik ya... I'm in labor.

Tanpa mengatakan apa pun, dia melonjak dari duduknya dan berlari secepat kilat menuju mobilnya. Meninggalkan semua orang termasuk anak-anaknya yang kebingungan dengan perilaku papa mereka.

"Kak Ardi, papa kenapa? Kok, papa ninggalin kita?" tanya Aska polos.

Ardi menggelengkan kepala sambil mengangkat bahu. "I have no idea, Ka... I think he'll be back soon after he found out we're still here."

Aska mengangguk-angguk. "I hope so... can we asked for new Lego as a compensation?"

"Well... you may asked... but, I don't think bunda will agree...." jawab Ardi.

Raut wajah Aska terlihat kecewa. "Ahhhh... rite...."

Jun yang baru saja bertelepon dengan Grace, segera membuyarkan ide keponakannya. "Bunda mau lahiran. Ayo kalian siap-siap! Nanti aku antar!"

—————————

"You're late!" tegur Gina saat bertemu dengan Grace.

"Oh, I'm so sorry for keep you waiting in about... two minutes??" sindir Grace sambil melirik jam tangan yang dia kenakan. "Kamu tau kan aku, tuh, butuh usaha ekstra buat jalan ke sini dari parkiran!"

Gina tertawa lalu merangkul lengan Grace. "Kangen tauk! Seminggu gak ketemu!"

"Me too! Tapi, tolong dimaklumi... aku bujuk Adrian biar ngebolehin aku dateng ke sini aja butuh waktu seabad!"

Gina kembali tertawa. "Kok, diizinin?"

"Setelah aku janji aku cuma nonton operasi aja, gak ngapa-ngapain, gak ngecek klinik, gak lihat-lihat berkas pasien... baru, deh...." jawab Grace yang terlihat memutar bola matanya.

Love You in Silence (New)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang