Phase 2 - Fifteen

1K 170 24
                                    

"Papaaaa!!!" pekik Ardi kegirangan saat dia melihat AJ ada di rumah menyambut kedatangannya di depan pintu sambil merentangkan tangan lebar-lebar untuk memeluknya.

"Papa kapan datang?" tegur Ardi setelah melepaskan diri dari pelukan papanya.

"Kemarin siang," jawab AJ yang sekarang sedang memeluk Aska dan mencium pipinya berkali-kali. "Miss you all so much!!"

"Kenapa Papa gak bilang? Kan aku bisa minta pulang!" protes Ardi.

"Memangnya kamu gak senang di Gili Air?" tanya AJ.

"Senang, sih... Tapi, Aska nakal! Dia suka lempar-lempar pasir sampai kena mata aku!" Ardi mengadu sambil menunjuk matanya.

"Iya?? Sakit gak? Mau diperiksa aja?"

Ardi menggeleng. "Sudah dibersihin sama Opa... Tapi, Aska nakal, Pa...."

Aska yang sekarang digendong AJ langsung menggeleng. "No... Ka baik... Ka tak nakal...."

AJ menatap Aska. "Aska sudah minta maaf sama kakak?"

"Cudahhhh...." jawab Aska seketika.

"Kakaknya masih marah, loh... Minta maaf sekali lagi ya... Lalu janji gak lempar-lempar pasir lagi. Bahaya, Sayang. Kalau kena nanti iritasi matanya," tegur AJ.

Aska menggeleng. "Kan cudahhh...."

"Sekali lagi minta maafnya ya... Biar kakaknya lega." Lalu AJ beralih ke Ardi. "Kalau Aska sudah minta maaf lagi, Ardi juga gak usah marah lagi ya.... Deal?"

Ardi mengangguk dan AJ kembali membujuk Aska. "Ayo anak baik... Say sorry ke Kak Ardi."

Aska mencondongkan tubuh ke arah Ardi, mengulurkan tangan sambil meminta maaf. "Maap, Kak Aydi... Ka anak baik."

Untungnya perselisihan kecil mereka tak berlarut-larut. Ardi menerima maaf dari Aska dan sekarang berceloteh riang menceritakan petualangan mereka di Gili Air ke papa dan bundanya yang sekarang sibuk mengeluarkan isi koper anak-anak sementara Rasya dan Cassie memerhatikan tingkah mereka sambil duduk dan bergandengan tangan.

"Papa sama mama makan siang di sini, kan? Aku buat lasagna from scratch. Kujamin rasanya enak!" ucap Grace ceria.

"Mama yakin pasti enak...." Lalu Cassie bergegas bangkit dan membantu Grace menyiapkan peralatan makan.

"Kamu dibantu AJ masaknya?" tanya Cassie.

Grace menggeleng. "Untungnya enggak. Kemampuan masak dia sama Shane nyaris gak ada bedanya. Dia cuma pinter manasin makanan pakai microwave aja!"

"Hey! I still can hear that!" protes AJ yang membuat baik Cassie atau pun Grace tertawa.

Saat waktu makan siang, Grace menyendokkan semangkuk besar salad dan menaruhnya di depan AJ dengan pandangan tajam dan nada penuh ancaman. "Eat!!"

AJ menelan ludah, namun pasrah memakan saladnya perlahan dengan ekspresi seakan dia dicekoki sari temulawak.

"Anak-anak ngerepotin gak, Pa?" tanya Grace ke Rasya.

Rasya menggeleng sambil tersenyum. "Nope... Ardi well behave banget. Kalau Aska... Well... Untungnya kami punya pengalaman membesarkan Gemma. So, it's all good."

Cassie mengusap kepala Aska, memandangnya penuh sayang. "Keras kepalanya remind me of his father, tapi gak bisa diamnya sama persis kayak Gemma."

"Tapi, kenapa Aska gak suka veggie? Padahal ayah suka banget, loh...." tegur Cassie.

Aska menggelengkan kepala dengan mulut penuh lasagna. "No... No... No... Gak enyak! Ka no veggie...."

Love You in Silence (New)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang