Nine

741 142 29
                                    

Grace dan Gina sedang duduk-duduk di brankar, mencuri waktu untuk beristirahat sambil makan roti, kacang almond, dan juga susu kotak.

"Azha ikut operasi ya?" tanya Gina setelah menelan sepotong besar roti.

"Iya, ayah... Err, dokter Ken yang minta."

"Dia kenapa tau-tau ambil spesialis jantung, sih? Bukannya dulu dia pengin ambil bedah syaraf?"

Grace meremas bungkus rotinya, melemparkan ke tempat sampah. "Karena Ardi. Dia mau nolong Ardi-Ardi lainnya."

Gina tersenyum. "Khas Azha banget...."

Mengangkat bahu, Grace menambahkan. "Yah, begitu lah...."

"Ardi sehat, kan?" tanya Gina lagi.

"Bulan ini, sih, asmanya belum kambuh. Semoga gak kambuh-kambuh lagi dulu, deh. Jadwal kita lagi gila-gilaan gini. Aku ada banyak studi kasus yang harus dipelajari."

Gina manggut-manggut. "Loe sama Azha gimana?"

Menatap Gina keheranan, Grace balas bertanya. "Gimana apa maksudnya? Baik-baik aja, kok."

"Errr, gue sebetulnya bingung kenapa loe nerusin pernikahan loe. I mean, Ardi juga udah nyaris dua tahun gini. Hubungan kalian masih statis aja, kan?"

"Loe pernah...." Gina menangkup kedua tangannya, membuat gerakan naik turun yang membuat Grace terbelalak.

"What kind of question is that?? Gak sopan tau gak!!" ucapnya berang.

"Ya kan penasaran. Dulu pas gue tanya, loe having sex sama AJ ya? Loe langsung jawab, iya...."

Grace menatap Gina sinis. "I was young... And naive... Jadi bodoh aja pas jawab pertanyaan privat begitu ke kamu!"

Gina tertawa kencang. "Oke, dari ekspresi sama omelan loe, gue bisa ambil kesimpulan kalau loe gak pernah ngapa-ngapain sama dia. Azha gak impoten, kan?"

"I surely won't answer that!!" omel Grace sambil memukul bahu Gina kencang.

Gina menaikkan alisnya dengan ekspresi menggoda. "So, you never...."

"Oh, shut your mouth!!" geram Grace kesal.

"Buahahaha!! Kalian, tuh, main rumah-rumahan apa nikah beneran, sih?" ledeknya.

"I'm not ready yet! Okay!!! Lagipula setelah Ardi lahir kami malah sibuk memastikan dia baik-baik saja. You know Ardi yang bisa lari ke rumah sakit dua minggu sekali! Beberapa bulan pertama, aku sama Azha sampai harus bergantian tidur di bawah baby crib dia untuk memastikan kalau dia masih bisa napas dengan baik. Aku baru bisa pindah ke kamarku lagi itu baru-baru ini aja. We were exhausted, Gin... Belum lagi kita baru mulai jadi residen. I have no time and desire just to think about that!" seru Grace berapi-api

Gina mengerutkan kening. "Tapi, kalau begitu bukannya gak adil buat Azha?"

Grace terdiam, menghela napas panjang. "Well, he never asked anything from me...." gumamnya ragu-ragu. "Kami memang fokus memerhatikan Ardi aja selama ini. He's a great father, tho... Sayang banget sama Ardi."

Gina mengangguk menyetujui. "Iya, keliatan, kok. Loe gak akan bisa pura-pura tulus ke anak dan Azha kelihatan banget sayangnya ke Ardi. Fiuhhhh.... Padahal dulu gue sempet meragukan dia, but he proves me wrong."

Grace tersenyum tipis. "Aku gak bisa ngitung berapa jam yang Azha lakukan untuk gendong Ardi muter-muter rumah saat koliknya kambuh, berapa lama waktu dia begadang, bantu ganti popok, cuci pompa ASI, mandiin Ardi, dan nyuapin dia. Kadang kayaknya di luar menyusui, Ardi lebih sering menghabiskan waktu sama Azha. Kalau gak dibacain buku sama Azha, Ardi suka susah tidur. Makanya kalau dia jaga malam sekali pun, Azha akan video call untuk bacain Ardi. He never missed Ardi's book in his bag."

Love You in Silence (New)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang