Eleven

814 153 37
                                    

Hari ini adalah acara perayaan kelulusan Al. Nyaris semua undangan hadir kecuali Angkasa dan Maya yang saat ini sedang berada di Azerbaijan untuk berlibur. Jadi, hanya Cakra yang menolak pergi bersama ke-dua orang tuanya yang datang sebagai perwakilan. Dan sekarang pria itu sedang sibuk bermain kejar-kejaran di area pantri bersama Ardi yang dari tadi tak henti-hentinya tertawa kencang sampai Grace yang mengawasi merasa khawatir kalau asma Ardi akan kambuh.

"Cakra, slow down a bit! Nanti asmanya bisa kambuh!" tegur Grace yang akhirnya tak tahan lagi.

Cakra tertawa, menggendong Ardi di bahunya. "No he's not! He's a strong man! He's superman!!" lalu berlari membawa Ardi berputar-putar.

Grace menghela napas. Kadang memang seperti itu. Tak kelihatan bedanya mana yang balita dan mana yang sudah dewasa.

Grace berjalan kembali ke tempat semua berkumpul yang berserakan antara ruang makan, ruang keluarga dan ruang tamu. Dia duduk di sebelah ayahnya yang dari tadi sedang mengobrol bersama Azha.

Sedang seru-serunya bercakap-cakap. Tiba-tiba saja terdengar pekikan Shane saat gadis itu menengok ke arah foyer.

"Oh, my God! Kak AJ!!!" Shane melompat memeluknya erat. "I miss you sooooo muuuchhh!!"

AJ tertawa, balas memeluk Shane erat. "I miss you too, little miss sunshine!" ucapnya merujuk ke arah rambut Shane yang sekarang berwarna kuning-oranye.

Shane memeluk AJ sekali lagi sebelum melepaskannya. "Kok, akhirnya bisa pulang? You said you don't wanna come again."

AJ mengacak puncak kepala Shane. "I heard my boy graduated today. I won't missed it," ucapnya sambil tersenyum ke arah Al yang berseri-seri saat melihatnya.

Mereka berpelukan sejenak. "Congrats, bro. Lulusan terbaik, eh?? Gak pernah nyangka kalau kamu ternyata pintar juga.... Kirain produk gagal keluarga," ledek AJ.

"Boleh minta hadiah mobil baru, gak?" pinta Al.

"Sure... Setelah kamu kerja di Ingram selama 5 tahun."

Al menggeleng. "Nahhh, aku kerja sama daddy aja. Lebih gampang bujuknya."

"Yang bilang gampang siapa??" gerutu Zain tak terima. Menjitak kepala Al lalu ganti memeluk AJ. "Welcome home, Son!"

"My big boy!! Good to see you home, AJ!!" Chika yang tak sabar menunggu giliran langsung mendorong Zain menjauh agar dia bisa bebas memeluknya.

"Yeah, mom... It's good to be back," balas AJ sambil mengecup puncak kepala mommy-nya.

Azha dan Grace saling beradu pandang. Lalu Azha bergumam pasrah. "It's about time...."

Meskipun dia tak ingin ada di situasi seperti sekarang. Azha tahu, pertemuan AJ dengan Ardi tak akan bisa dihindari selamanya walau tentu saja dia merasa cemas dengan apa yang akan terjadi ke depannya.

Hubungannya dengan Grace saat ini berjalan amat baik. Walau mereka masih tidur di kamar terpisah, akhirnya Azha diperbolehkan 'berkunjung' ke tempat tidur Grace jika ada kesempatan. Mungkin saat ini masih terlihat jauh dari kata ideal, tapi mereka semua sudah berusaha sebaik mungkin dalam menjalankan rumah tangga.

AJ melihat berkeliling, alam bawah sadarnya tanpa sadar mencari Grace yang dia yakini pasti hadir di acara tersebut, namun pandangannya terpaku pada anak kecil yang sekarang ada di bahu Cakra. Ardi tersenyum cemerlang ke arahnya dan mata mereka bertemu. Mata coklat-hazel yang sama.

Seketika itu juga AJ membeku.

"Shane, kapan Ardi lahir?" tanyanya dengan suara parau dan otak yang kacau.

Love You in Silence (New)Where stories live. Discover now