Fifteen

837 153 40
                                    

Baru kali ini Grace menginjakkan kaki di kantor Ingram yang ada di Jakarta. Walau AJ sempat mengatakan dia hanya membuka cabang kecil di sini. Sepertinya AJ harus mendefinisikan ulang arti kata kecil yang jelas jauh berbeda dengan yang dirasakan oleh Grace. 8 lantai di gedung itu dikhususkan untuk Ingram. Dilihat dari interiornya saat Grace dan Azha diantar ke ruangan tempat AJ dan pengacaranya menunggu, Grace bisa melihat kalau tempatnya sangat nyaman dan mungkin bisa membuat betah karyawan.

"Wah... Ada snack pantry...." celetuk Grace saat melewati ruang terbuka yang mungkin dimaksudkan untuk bersantai karena ada beberapa permainan termasuk TV layar lebar serta konsol game di sana.

Pegawai yang mengantar tersenyum lebar. "Iya, Bu. Bebas ambil. Gratis. Di sini juga ada gym, Bu... Biar balance."

"Kapan ya di Hope ada tempat santai kayak begini," gumam Grace.

Azha memutar bola matanya. "Kapan kita punya waktu buat santai di RS, Grace? Makan aja harus buru-buru."

Grace tertawa. "Yeah, rite!"

Mereka terdiam di satu ruang yang terletak di sudut dengan ukuran yang tampaknya tidak terlalu besar.

Pegawai yang membawa rombongan Azha, mengetuk perlahan sebelum membuka pintu.

"Mr. Ardhani...."

AJ yang tadinya sedang berdiskusi seru dengan para pengacaranya langsung berhenti bicara. Menoleh ke arah pintu... Memberi isyarat agar semua masuk.

"Thank you, Doni...." ucap AJ sebelum Doni undur diri.

"Maaf ruangannya agak kecil. Karena kalian bilang hanya bisa di jam ini, ruang rapat yang agak besar sudah terpakai semua," tambah AJ setelah semua duduk.

"Sorry... Aku ada shift siang ini," balas Azha.

"Oke... Langsung saja ya...." AJ meminta pengacara di sebelahnya untuk memulai.

"Mr. Ardhani sudah menyiapkan dana perwalian sebesar 10 juta dollar untuk Ardian Ardhani Bratayuda. Asuransi untuk kasus penculikan dengan besaran klaim yang sama. 30% dari kepemilikan saham milik Mr. Ardhani di Ingram dan juga Star & co, serta aset-aset lain di LA dan Jakarta yang nanti bisa kita rinci lebih jelas lagi...."

Grace hanya bisa terbengong-bengong mendengarkan pengacara AJ bicara sambil mereka-reka berapa banyak sebetulnya keseluruhan harta milik AJ yang selama ini tidak pernah dia tahu.

"Mr. Ardhani juga meminta hak untuk bertemu Ardi tanpa batas...."

"Of course... Selama Ardi tidak keberatan, Adrian bebas menemuinya kapan pun dia menginginkannya," potong Grace.

"Selama tidak mengganggu jadwal rutinnya Ardi. Kamu bebas menemuinya, AJ," tambah Azha lagi.

Pengacara AJ kembali melanjutkan. "Untuk urusan sekolah Ardi...."

"Aku yang akan membayarnya," potong Azha dengan suara tajam. "Aku ayahnya, aku akan bertanggung-jawab untuk seluruh biaya pendidikannya."

"According to DNA test, he's my son. Not yours," balas AJ dingin.

"Tapi, aku tetap ayahnya!" seru Azha tak kalah dinginnya.

Atmosfer ruangan mulai terasa tidak mengenakkan, namun pengacara AJ kembali melanjutkan. "Mr. Ardhani akan mengajukan permintaan pengakuan sebagai ayah dari anak Ardian Ardhani Bratayuda ke pengadilan juga meminta penggantian akta kelahiran anak Ardi agar nama Azha Arvano Bratayuda dihapus sebagai ayahnya."

Azha tak terima. Dia berdiri tegak dengan wajah merah padam sambil menggebrak meja. "Are you out of your mind! Aku tidak bisa menerima hal itu!" teriaknya kencang.

Love You in Silence (New)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang