[1] Main Sendiri

190K 812 8
                                    

Masih mengenakan seragam putih abu-abu lengkap dengan dasi dan tali pinggang melilit di rok span yang ia pakai satu harian ini. Ia merubuhkan tubuh pada tempat tidur yang cukup nyaman. Delapan jam di sekolah membuat energinya terkuras habis, sampai ke rumah yang ingin ia lakukan hanyalah beristirahat.

Seperti hari-hari biasanya. Rumahnya sepi, ayah dan ibu bekerja pulang jam lima sore nanti, itupun jika tidak lembur. Ia punya dua saudara, kakak dan abangnya. Yang satu, anak pertama, sudah bekerja ia sekarang merantau di ibukota. Sedangkan Kakaknya sedang berkuliah di kota, kakaknya memilih mengekos untuk mengurangi biaya transportasi jika pulang pergi.

Alhasil Jennie sendirian. Hampir setiap hari.

Kondisi itulah yang membuat dirinya kehilangan kendali. Tidak ada yang tahu anak polos seperti dirinya menyimpan rahasia. Sudah lama tidak ada yang memperdulikan Jennie, semua orang sibuk dengan hidupnya masing-masing.

Ia kesepian.

Jennie juga anak anti sosial. Ia punya teman. Tetapi hanya satu orang, itu pun sama-sama malas berinteraksi.

Masih mengenakan seragam sekolah.

Ia menurunkan celana pendeknya hingga lutut. Delapan jam ia menahan gelora itu, saat sudah di rumah ia tidak sabar lagi untuk melakukannya. Celana dalamnya telah basah.

Bukan. Jennie tidak mengompol.

Itu karena....

"Ahhh.... Sial, bang Galih tampan sekali membuat sange," katanya mulai memasukkan jari tengahnya dalam kemaluan. Sambil memandang potret laki-laki bernama galih di ponselnya. Ia diam-diam mengambil foto tersebut ketika pelajaran olahraga tadi. Galih sedang memakai baju olahraga yang basah oleh keringat sehingga bentuk tubuhnya tercetak jelas. Juga wajahnya yang terlihat semakin ganteng oleh peluh yang membasahi wajah.

Inilah rahasia Jennie.

Orang-orang mengenal dirinya sebagai gadis polos baik-baik. Anak pemalu dan pendiam yang kebanyakan waktunya ia habiskan di dalam rumah.

Bermula dari ia tidak sengaja menonton video syur artis yang sedang viral. Seperti anak muda pada umumnya yang masih suka penasaran. Kemudian ia merasa candu akan video tersebut, karena hidupnya yang monoton dan membosankan ia mencari kesenangan lain.

Sayangnya karena tidak ada orang dewasa yang mengawasi. Ia terjerumus oleh kegiatan tersebut. Kegiatan memuaskan nafsu birahinya sendiri.

Awalnya hanya menggesek selangkangan dengan bantal sambil menonton film biru, lama-lama bantal tidak memuaskan hasratnya. Ia mulai berani menggunakan jari.

Rumahnya sepi, tidak ada yang mengetahui perbuatannya bahkan jika ia mengeluarkan desahan.

"Ahh uhhh... Mau dimasukin punya bang Galih.... Pasti enak banget ahhh."

Otaknya mulai rusak oleh tontonan. Mungkin dulunya hanya artis pria tampan yang bisa menaikkan nafsu. Tetapi akhir-akhir ia mulai semakin liar. Fantasinya semakin gila.

Abang kelasnya yang mempunyai rupa yang lumayan mampu membuat ia horny. Diam-diam ia sering memperhatikan selangkangan Galih, menatap nafsu benjolan yang menonjol, pikirannya menebak-nebak ukuran milik pria itu.

"Besarr. Pasti enak nusuk-nusuk.... Ahhh," ia mengambil timun yang sebelumnya telah ia beli di warung ketika pulang tadi.

"Coba pakai ini gimana rasanya ya?"

Ia cekikikan mendengar pertanyaannya. Melirik jam di dinding, masih ada tiga jam lagi untuk bersenang-senang sebelum orang tuanya datang.

Kali ini ia membuka semua bajunya, ia mengaca tubuhnya di kaca sebelum naik lagi ke atas tempat tidur. Lalu duduk sambil mengangkang.

"Sayang banget gue nggak punya pacar, jadi harus muasin sendiri. Mhhh ahhh, padahal punya gue cakep gini, ughhj." Ia meracau sambil merasakan sensasi timun yang mulai masuk memenuhi liang senggamanya.

Dingin licin dan besar. Lebih besar dari jari lentiknya.

"Mau penis bang Galih ahhh. Besar, panjang ughh ..."

Hanya masuk sedikit, ia merasakan sensasi luar biasa. Miliknya berkendut dan mengeluarkan lendir yang lebih banyak membasahi timun itu sehingga bisa dengan mudah masuk lebih dalam. Tetapi Jennie menahan diri, ia takut perbuatannya itu akan mengoyak selaput darahnya.

"Gue nggak mau diperawanin timun. Minimal pakai kejantanan bang Galih. Gimana caranya yaa."

Untuk kedua kalinya. Jangan salah persepsi.

Meskipun ia amat liar bila sendirian. Jennie sebenarnya sangat pemalu. Jika di luar ia bahkan memakai baju sangat tertutup dan kebesaran. Tubuh seksinya tertutupi sempurna.

Ia juga bukan tipekal cewek gatal pada cowok. Jennie jarang sekali berinteraksi.

Jennie belum pernah punya pacar sebelumnya.

Timun itu berhasil membuat Jennie mendapatkan pelepasan. Bersama keringat yang membasahi tubuhnya dan serangan cairan bening kental yang keluar dari vagina nya.

Tuk tuk tuk..

Tiga ketukan beruntun membuat Jennie membeku. Ia melirik jam dinding. Ketakutan menyerbu tubuhnya.

Orang tuanya sudah pulang kah?

Ia bangkit mengambil tisu dan mengelap selangkangannya dengan cepat. Buru mengambil pakaian dari lemari, pakaian yang bisa ringkas dipakai lalu mengikat rambut menyembunyikan rawutnya akibat aktivitas tadi.

Ia lalu segera membuka pintu depan.

Kembali ia terkejut melihat sosok laki-laki yang mengetuk.

"Bang Galih .....?"

Jennie dan Mas Tetangga Where stories live. Discover now