31. Come Back Home. (I)

3.2K 355 29
                                    

Tetap dukung kisah mereka dengan cara vote dan komen seikhlasnya, ya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tetap dukung kisah mereka dengan cara vote dan komen seikhlasnya, ya. Boleh juga share cerita ini ke temen kalian kalau suka dan jika berkenan silakan follow akunku.

Terima kasih dan selamat membaca.

_______________

"Mau makan siang apa hari ini?"

Tidak mendapat jawaban dari penghuni ruangan yang pintunya baru saja didorong, Kinar berakhir mendesah pasrah. Lantas mulai memasuki tempat produksi yang menyimpan tiga mesin jahit, beberapa patung manekin, juga lipatan kain satin dan sejenisnya yang tertata rapi dalam lemari.

"Migel?"

"Kinar, sepertinya aku butuh swarovski untuk bagian pinggang dan dada. Mutiara tidak cocok dengan warna gaun ini."

Kinar kembali mendesah. "Jangan gila, Migel! Event dua Minggu lagi," serunya sambil memunguti beberapa lembar kertas desain yang berserakan di lantai.

"Kenapa? Kamu meragukanku? Aku bahkan bisa membuat gaun dalam waktu semalam, dua Minggu cukup untukku membuat yang spektakuler."

Berdiri dengan gerak malas seraya menatap Migel yang malah santai membenarkan gulungan rambut, Kinar berdecak kasar sambil meletakkan lembaran kertas di atas meja yang kerap dijadikan untuk membuat pola. Ia sedikit melompat untuk menduduki meja setinggi pinggang tersebut.

"Dua Minggu cukup untukmu membuat gaun spektakuler, tapi saat otakmu waras. Kamu sadar sudah mengganti tiga desain gaun, merusak satu manekin karena menjadi korban uji cobamu, dan membuang bahan yang rata-rata sudah 85% jadi. Dan sekarang masih meminta material lain? Dua lingeriemu belum dapat giliran, Migel!"

Seolah omelan Kinar hanyalah angin lalu, Migel yang kembali mencabut tusuk konde di rambutnya masih anteng memperhatikan manekin yang sedang memakai gaun berwarna magenta. Setelah selesai menahan asal-asalan gulungan rambut itu, ia mulai melipat tangan di depan dada untuk melihat apa saja yang perlu dibenahi selain mengganti manik-manik mutiara di gaun tersebut.

"Aku salah pilih warna sepertinya. Magenta sedikit sulit diberi warna-warna lain."

"Terserah sajalah!"

"Suruh Susan mencari swarovski! Aku ingin semua warna dan pastikan yang kualitasnya bagus."

Tepat setelah ucapan itu selesai, ponsel di dekat mesin berdering sekali. Menarik atensi dua wanita di sana sebelum salah satunya mendekat untuk memeriksa pesan yang baru saja masuk.

Ozgehara.
Jangan lupa makan siang.

Senyum tipis di wajah Migel muncul saat membaca pesan tersebut. Ia menoleh pada Kinar yang malah memutar bola matanya malas sebelum turun dari atas meja.

"Suruh Susan pesan makanan. Aku ingin makan di kantor saja."

Kinar mengangguk. "Baiklah. Kalau tidak mau keluar dari goa ini, aku yang akan beli makanannya sendiri. Ada yang kamu inginkan lagi?"

Let's Fall In Love!✔️ Where stories live. Discover now