21. Wine.

3.7K 370 101
                                    

Chapter ini agak panjang guys

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Chapter ini agak panjang guys. Semoga nggak nguap bacanya😅. Tetap dukung kisah mereka dengan cara vote dan komen seikhlasnya, ya. Boleh juga share cerita ini ke temen kalian kalau suka dan jika berkenan silakan follow akunku.

Terima kasih dan selamat membaca

_________________

Berhasil melewati malam ini tanpa mimpi ditelanjangi, Migel yang bangun lebih awal dari biasanya memilih setelan jas wanita lengan panjang untuk membungkus tubuhnya, sementara bagian celananya hanya sebatas paha. Untuk dalaman ia memilih croptop berwarna putih yang memamerkan bagian perut rampingnya.

Migel sudah siap dengan tampilan formal yang terlihat modis saat keluar dari kamar. Berjalan dengan gerak elegan seperti biasa untuk mencapai lantai bawah. Hanya saja jika biasanya ia berakhir di meja makan, kali ini Migel membawa tungkainya keluar rumah setelah mengatakan pada pelayan kalau hari ini ia tidak ingin sarapan.

Kinar bilang, kemarin ada customer yang memasan lingerie khusus untuk kado pernikahan. Jadi, daripada berdiam diri di rumah dan meracuni pikiran dengan membayangkan jemari panjang Ozge menggerayanginya, Migel memilih menuang imajinasi liar itu ke dalam buku sketsa yang menjadi wadah fantasinya.

Syukurlah, Migel tidak dicegat kemacetan ibu kota hingga sampai di butik setengah jam lebih cepat dari biasanya. Mengabaikan sapaan Susan dan beberapa pegawai lain, wanita yang memakai glasses berwarna cokelat tua itu terus berjalan menuju kantor di lantai dua.

Baru saja memasuki ruangan bernuansa soft tersebut, getar ponsel dalam genggaman membuat Migel memberi atensi penuh pada benda itu. Memilih duduk di sofa saat mengangkat panggilan dari Ozge, ia mulai kesal karena pria itu rajin sekali menghubunginya. Bukan apa-apa, Migel hanya takut hilang kendali dan memaksa Ozge melakukan video call seks yang pasti membuat pria itu terkejut bukan main.

"Ya."

"Selamat pagi. Kamu sedang sarapan atau masih di kamar?"

"Bukan keduanya, aku sedang ada di butik. Kenapa?"

"Sepagi ini?"

Migel menggumam menjawab pertanyaan itu. "Ada apa?"

"Tidak ada. Hanya ingin menelepon."

Wanita itu mendesah pelan. Manis sekali sikap suaminya ini, saking terlalu manis hingga membuatnya ingin menutup mulut Ozge yang makin lama malah membuat ia makin gila.

"Hari ini aku akan sibuk di butik."

"Ah, begitu? Kemarin kamu bilang tidak bersemangat, bagaimana hari ini? Jika masih sama, jangan memaksakan diri untuk bekerja."

"Jangan mengaturku, Ozge. Aku tidak suka itu."

"Bukan itu maksudku," balas Ozge terdengar panik. "Aku hanya ... sedikit khawatir."

Let's Fall In Love!✔️ Where stories live. Discover now