sepuluh.

765 89 15
                                    

hi, guys.

happy reading okay?

***

DON'T FORGET TO VOTEMEENT

( VOTE AND COMMENT ! )

***

(n) warning; scene mengandung
unsur kekerasan

***

Dua hari sudah berlalu, sepertinya kehidupan Renjun kembali pada awal cerita. Pelajaran yang dulu selalu dirinya minatin sekarang hanya angan baginya, karena pikiran nya kini tertuju kepada sosok yang telah mengubah titik hidup Renjun saat ini.

Pandangan yang biasanya berbinar kini redup terganti dengan sembab, menatap ke arah lapangan melalui jendela kelas. Renjun menjadi teringat kenangan-kenangan saat Jaemin baru saja masuk kedalam hidupnya.

Ketika Renjun dihukum pria itu lah yang memberikan sebotol air untuknya, walaupun sosok itu mendapatkan perlakukan tidak mengenakan dari sang empunya tapi itu tak masalah bagi Jaemin. Atau mungkin ketika Jaemin mampir ke kelasnya menceritakan semua hal random, dan Renjun yang diam-diam mencuri pandang kemudian menuangkan goresan-goresan arsir ke dalam sketbook yang ia gunakan untuk menggambar rahang tegas milik Jaemin. Itu hal yang menjadi favorite Renjun.

Setetes air mata kembali mengalir. Membasahi kedua pipi Renjun. Mengingat hal-hal tentang Jaemin membuat dadanya kembali merasakan sesak, entah kapan hal itu akan kembali terulang atau mungkin semua itu hanya akan menjadi kenangan indah, yang Renjun simpan apik dalam ingatan mereka atau mungkin hanya Renjun.

Sosok penting yang berpengaruh dalam hidupnya, sosok Jaemin lah yang selalu ada disampingnya. Perhatian kecil yang Jaemin berikan itu dengan tak sadar membuat hati Renjun terbang karena bahagia yang bukan main. namun sosok itu kini menjauh, bahkan Renjun tidak pernah melihat Jaemin dikelasnya. Harapan Renjun sempat putus, mungkin Jaemin enggan untuk bersikukuh menatap Renjun. Jaemin menghindari sosok Renjun, setelah mengetahui fakta tentang nya. Renjun terlalut atau kalut, memikirkan semua yang terjadi.

Bel berbunyi, tanda bahwa pelajaran telah usai. Dengan sangat antusias Renjun merapikan tasnya, menghapus jejak di pelupuk matanya. Renjun tak akan putus asa begitu saja. Setidaknya Jaemin harus mendengarkan penjelasan nya terlebih dahulu, seterah apa respon yang akan didapat dari pria itu.

Dengan motor kesayangan nya Renjun menuju ke apart milik Jaemin. Kini dihadapan pintu berwarna putih Renjun termenung sebelum menghela nafas dan mengetuk pintu itu perlahan-lahan.

Tok! Tok! Tok!

Diketukan ketiga Renjun menghentikan tangannya, dan beralih memencet tombol disamping pintu. Kembali memejamkan mata merapalkan apa yang kini berada di otak nya sesaat mendengar suara langkah kaki mengarah semakin dekat kearah pintu.

Dengan perlahan suara pintu terbuka, dan mendapati sosok lelaki yang menggunakan piama. Membuat nafas Renjun tercekat dan dengung jantung yang kembali terpacu.

"Renjun? Kenapa lo kesini. Wajah lo kenapa njun?"

Itu Jeno, kakak dari Jaemin.

"B- bang Jeno. Sebelumnya maaf kalau gue ganggu waktu istirahatnya, tapi gue kepengen ketemu sama Jaemin. Jaemin, nya ada kan?" Nada Renjun terdengar sedikit gugup.

Pandangan Jeno terfokus kepada penampilan orang dihadapannya. Mata sembab, hidung yang memerah, dan juga berantakan. Renjun seperti nya benar-benar berantakan.

YOU CAN BE HAPPY [ JAEMREN ] ✓Where stories live. Discover now