empat.

752 83 15
                                    


HAPPY READING!

***

DON'T FORGET TO VOTEMENT!
( VOTE AND COMMENT ! )

***

S

eminggu lebih setelah kejadian Renjun pingsan dan berakhir dengan Jaemin yang menggotong Renjun ke UKS. Hubungan mereka sekarang lumayan dekat, seperti sekarang. Renjun sedang sibuk dengan sketsanya, dan Jaemin yang bercerita dihadapannya.

Ya, Renjun dengan tidak sopannya menjadikan pemuda itu objek dari imajinasi nya. Dituang untuk menjadi suatu karya, tanpa diketahui sang pemilik.

"Saya juga gak nyangka, ternyata kamu tuh nomor satu di kelas Renjun." Tangkas Jaemin yang sekarang tengah melirik Renjun.

Renjun hanya berdehem, lalu lanjut ke dalam perkejaan. Eh memang ini perkejaan? Menggambar wajah orang secara diam-diam. Ayolah Renjun,bahkan sekarang Jaemin tengah menatap intens kepada wajahnya !

"Tapi saya heran, kenapa kamu selalu menyendiri. Padahal kalau dilihat-lihat kamu tuh baik. Ya walaupun kamu jutek, pemarah, sensitif, tukang ngomel-ngomel gak jelas-"

"Lo kalo mau ngajak ribut bilang aja Jaemin. Gue bisa lempar sepatu gue ke kepala lo, sekarang juga." Sembari menyelah omongan Jaemin, Renjun mengemaskan barang-barang nya kedalam tas, dengan marah-marah.

"Tuh, kan. Baru juga saya bilang kamu tuh pemara-"

BUGH?!

"AW! RENJUN!"

Baru saja Jaemin ingin bersuara, tiba-tiba sebuah sepatu terbang ke arah kepalanya. Pukulan itu dilayangkan Renjun dengan wajah marahnya.

"Makan noh sepatu terbang gue! Dah ah gue mau cabut. Lama-lama tensi darah gue naik gara-gara Lo!" Renjun yang melihat Jaemin meringis karena ulahnya tentu saja senang bukan main, dengan dada berdebar kencang setiap saat.

Tak suka, Renjun tak suka jika dadanya kembali berdetak tak karuan saat berada di dekat Jaemin, pria itu yang membuat gejolak aneh dalam diri Renjun kembali menjalar pada tubuhnya.

Baru saja sampai ujung pintu kelas, teriakan Jaemin yang memanggil nama nya begitu lantang terdengar di indra Renjun. Astaga pria ini! Bahkan sekarang banyak orang yang menatap kearahnya dan juga Jaemin.

"Lho Renjun, tungguin saya. Renjun! Tungguin saya."

Renjun benci jika menjadi pusat perhatian jika begini. Tapi ia juga senang saat bersamaan, saat Jaemin memanggil nama Renjun, dengan senyum manisnya. Sudut bibirnya kini melengkung ke atas, menciptakan sebuah lengkungan kurva yang indah. Renjun tersenyum, saat Jaemin mengejar nya.

YOU CAN BE HAPPY [ JAEMREN ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang