tiga.

809 85 8
                                    

HAPPY READING!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

HAPPY READING!

***

DON'T FORGET TO VOTEMENT!
( VOTE AND COMMENT ! )

***

Mentari siang hari sangat begitu terik membuat beberapa orang sejenak meneduh, dan beberapa dari mereka pergi membeli minuman dingin. Untuk menuntaskan dahaga yang kering bukan main.

Sementara itu lain halnya dengan sosok pemuda dengan setia berdiri di depan tiang, tepatnya tengah lapangan yang begitu panas karena sinar matahari. Tak jarang juga terdengar dengusan dari dua belah bibir mungil itu. Panas sekali tuhan.

"Kapan beres nya si? Gue bisa-bisa pingsan disini!?" Oceh nya dengan kaki di sentakan keras ke tanah.

Kepala Renjun menunduk mencoba tidak menghadap kan wajahnya kearah langit, bisa saja kulit nya terbakar kalo begini terus.

Shss!

"Akgh!"

Selang beberapa menit setelah itu Renjun dikagetkan dengan hawa dingin yang menyebar melalu pipi kirinya. Sensasi itu membuat Renjun menoleh ke arah pelaku.

Jaemin dengan senyum membentuk kurva itu sungguh mempesona, dengan tangan menyerahkan sebotol minuman dingin kehadapan Renjun.

"Saya bawakan air untuk kamu." Tawar Jaemin memberi botol.

Renjun menoleh sejenak kepada botol dalam genggaman Jaemin, sebelum netranya kembali membuang arah dari hadapannya cowok Na itu.

"Gak butuh."

"Saya udah baik-baik lho, nawarin kamu. Cuacanya ga baik, saya takut kalo kamu sakit"

"Apa peduli lo?" Tanya Renjun ketus, sungguh apa Renjun tidak bisa menghargai usaha Jaemin?

"Saya peduli, karena kamu teman saya Renjun." Singkat, padat dan sangat jelas.

"Gue bukan temen lo !"

Mendengar suara Renjun, yang meninggi kepada Jaemin bukannya membuat Jaemin marah. Malahan si laki-laki akan senyum manis itu tertawa setelah mendengar suara Renjun. Sementara Renjun menaikan kedua alisnya tak terima.

"Dih, kenapa lo ketawa ? Lo ngetawain gue karena dihukum? Puas lo-"

"Saya pikir, kenapa kamu selalu menyendiri? Kamu bahkan gak punya temen. Justru itu saya pengen temenan sama kamu, saya peduli sama kamu."

'bahkan kalo lo tau alasannya, gue gak yakin lo masih nganggep gue temen lo.'

Keduanya masih sama-sama terdiam menatap netra dari masing-masing dihadapannya. Dengan yang satu sedikit membuka mulut seusai berbicara, dan yang satu terpana akan pesona dihadapannya. Renjun langsung membuang muka, memutus kedua netra itu bertemu dengan sang lawan bicara.

YOU CAN BE HAPPY [ JAEMREN ] ✓Where stories live. Discover now