Page 6 [Malam menyenangkan]

102 25 0
                                    

   Malam telah semakin larut dan seharusnya Jeremy saat ini berada di kamarnya Zenith, tapi ternyata Athanasia serta gadis berambut pink tadi pagi, sampai sekarang masih menetap di rumah nya Zenith. Alhasil saat ini Jeremy hanya bisa berdiam diri di ruang tengah sambil Mengamati Zenith yang sejak tadi tertawa kecil ketika mendengar cerita yang di lontarkan Athanasia. Jeremy ingin ikut bergabung, ah tidak-yang sebenarnya adalah Jeremy ingin sekali menyeret Zenith untuk pergi dari sana dan menguncinya di kamar bersama dengan dirinya sendiri agar Jeremy bisa menikmati waktu bersama dengan gadis nya itu tanpa ada gangguan sedikitpun. Tapi boro-boro dia bisa melakukan niatnya, untuk sekedar menatap Zenith saja, Putri berbau bedak bayi itu menatap nya dengan tatapan membunuh. Ini bukan sifat Jeremy sebetulnya, jika Jeremy ingin sesuatu maka dia akan mendapatkannya tanpa memedulikan apapun, tapi entah kenapa disini Jeremy tidak bisa bertindak gegabah mengingat status Athanasia yang merupakan crown princess di Obelia. Jeremy masih punya sedikit akal sehat untuk tidak memulai pertikaian kecil karena tingkah egois nya yang bisa membuat dua kekaisaran besar berperang. Sangat konyol jika itu betul-betul terjadi, bisa-bisa kakaknya jadi membencinya karena ulahnya. Jeremy paling tahu kalau kakaknya itu menginginkan hidup damai meskipun dari luar Kakaknya terlihat mengerikan dimata orang. Lagi pula Jeremy tidak mau menambah daftar masalah untuk kekaisaran nya sendiri karena mungkin itu bisa membuatnya dalam masalah juga.

   "...kan Tuan?"

   Jeremy yang saat itu sedang memakan cookies sambil melamun tidak mendengar kan Zenith yang berbicara padanya. Tentunya hal itu membuat Zenith bingung.

   "Tuan?" Zenith memanggil lagi, namun Jeremy masih tidak meresponnya, pria itu baru menyahut begitu Zenith memanggil nya cukup keras. "Tuan!"

   "Ya?" Jeremy sedikit terkejut namun sepersekian detik langsung kembali netral.

   "Apa ada sesuatu yang membebani anda?" Zenith jadi khawatir.

   "Orang sepertinya mana mungkin punya beban" Athanasia mencibir dengan side eyes khasnya.

   "Tidak ada nona" Jeremy membalas pertanyaan Zenith sambil tersenyum manis, dia sama sekali tak mempedulikan Athanasia yang sedang mengejeknya meskipun jujur, dia sendiri juga kesal.

   "Benarkah?" Zenith tampak khawatir.

   Merasa jika gadisnya khawatir pun membuat Jeremy berjalan mendekati Zenith, tentunya ketika dia melakukan itu Athanasia kembali menatap nya dengan tatapan seperti ingin mengulitinya hidup-hidup. Tentunya Jeremy mengabaikan nya, dia terus berjalan dan berakhir berlutut di depan Zenith yang saat itu duduk di sofa bersama dengan Athanasia dan gadis gulali yang Jeremy tidak ingat namanya siapa karena tidak penting.

   "Nona," Jeremy berbicara sambil menatap lurus kedalam manik hijau segarnya Zenith.

   "Iya tuan?" Jawaban polos khas dari seorang Zenith membuat senyum lembut kembali terukir di kedua sudut bibirnya Jeremy.

   "Aku lelah" Kata Jeremy yang membuat Zenith bingung.

   "Lelah? Apa anda melakukan sesuatu yang berlebihan?" Zenith bertanya, tatapannya terlihat mengamati Jeremy di berbagai tempat untuk memeriksa pria itu.

   "Bukan itu" Jeremy menggeleng, "Aku ingin tidur Nona, jadi ayo ke kamar"

   Athanasia yang mendengar itu refleks melempar bantal sofa yang sejak tadi di peluknya menuju kearah Jeremy dengan sangat kuat, tapi tindakan Athanasia berhasil di hindari Jeremy. Pria itu sangat tidak Sudi jika ada benda asing yang mendarat di wajah tampannya.

   "Kau gila hah!?" Athanasia meradang, dia merasa kalau Jeremy ini benar-benar predator berbahaya untuk sepupunya yang sangat lugu.

   "Nona?" Jeremy mengacuhkan Athanasia, dia saat itu justru mengambil tangan kanan Zenith untuk di tempelkan di pipinya sambil memasang wajah memelas nya yang jarang di tampilkan kecuali untuk Roxana.

   "WOI B-"

   "Baiklah, ayo tidur."

   "-ha?"

   Athanasia yang nyaris mencakar-cakar Jeremy seketika cengo ketika mendengar Zenith yang dengan entengnya menyetujui permintaan Jeremy. Mata berlian nya yang selalu terlihat bersinar seketika mati ketika merasa ruhnya hampir keluar karena syok mendengar penuturan Zenith.

   "Zenith..." Athanasia memanggil Zenith dengan tatapan tidak percaya nya.

   "Maaf Tuan Putri, tapi sepertinya saya harus mengakhiri perbincangan malam ini, anda juga harus istirahat Tuan putri" kata Zenith.

   Athanasia menyahut dengan suara gemetarnya, "bukan itu... Aku-"

   "Nona benar, anda perlu istirahat, ayo ke kamar Yang Mulia" gadis berambut pink menyahut.

   "Tidak! Tunggu Casia, bukankah ini akan menjadi bencana!? Tunggu dulu hei!" Athanasia memberontak ketika gadis gulali itu membawa pergi Athanasia dari ruang tengah.

   Zenith yang melihat Kepergian Athanasia sempat merasa tidak enak karena Athanasia tampak tidak menyukainya. Tapi disisi lain Zenith sendiri tidak tega dengan Jeremy yang ingin tidur. Sejujurnya Zenith merasa tidak enak tidur bersama Jeremy tapi entah kenapa nalurinya bertindak sendiri ketika mengambil keputusan. Toh sebenarnya di setiap Jeremy yang tidur bersama nya, Jeremy tak melakukan apapun pada Zenith. Jeremy hanya sebatas Memeluk nya seperti anak kecil. Jadi Zenith rasa itu akan baik-baik saja.

   "Nah ay- ah! Tuan apa yang anda lakukan!?" Zenith terkejut ketika tiba-tiba badannya melayang karena di gendong oleh Jeremy.

   Jeremy yang melihat wajah terkejutnya Zenith pun tertawa kecil, "Aku akan membawa nona kekamar seperti ini supaya nona tidak lelah."

   "Apa yang anda bicarakan? Kamar saya tidak jauh, saya tidak akan merasa lelah" Zenith tidak habis pikir dengan tingkah Jeremy.

   "Tapi aku tidak mau nonaku berjalan selagi aku sendiri bisa membawa nona" kata Jeremy. "Saya iri dengan lantai yang nona pijak, jadi simpan saja kaki nona untuk saat ini."

   "A-apa?" Zenith melongo dengan ucapan absurdnya Jeremy.

   "Jangan di pikirkan" Kata Jeremy yang kemudian mulai berjalan pergi.

   Zenith menghela nafas beberapa saat setelah nya. Dia ini benar-benar tidak bisa melawan Jeremy, pemuda ini terlalu Menggiurkan untuk di lawan.

   Malam itu pada akhirnya Jeremy bisa menghabiskan waktunya bersama dengan Zenith seperti rencananya tadi pagi. Dia bermain dengan Zenith sesuai keinginannya. Selain itu dia juga mendengar banyak cerita dari Zenithnya yang menggemaskan. Malam itu untuk pertama kalinya Jeremy tidur dengan Zenith bukan dalam posisi diam-diam tapi secara terang-terangan. Dan ini betul-betul sangat menyenangkan. Sepertinya tidak buruk juga ketika dirinya di ciduk telah melakukan tindakan seperti itu pada Zenith. Dia jadi bisa lebih leluasa memuaskan keinginannya sendiri. Malam ini akan menjadi malam terbaik bagi Jeremy setelah hampir satu bulan dirinya tinggal bersama dengan Zenith.

***

Note: saya unpub tadi soalnya salah name Chapter, jadi gak rapi

Jeannette: Jeremy's ViewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang