Page 1 [Pertemuan]

435 72 1
                                    

  Gordonia adalah Kekaisaran yang letaknya cukup dekat dengan kekaisaran Arlanta dan Juga Obelia. Wilayah kekaisaran Gordonia cukup strategis, oleh karena itu di di setiap sudut kotanya sangat lah ramai karena kedatangan tamu-tamu asing dari luar kekaisaran. Namun di balik ramainya kota-kota di kekaisaran yang memancarkan aura kedamaian dari luar nyatanya ada banyak cerita kelam di dalamnya. Satu dari banyaknya kekaisaran yang ada di benua ini, Gordonia termasuk kedalam Kekaisaran yang memiliki banyak catatan kejahatan, karena disana sarangnya para pembunuh tinggal. Wilayah Gordonia yang cukup strategis membuat para pembunuh yang suka mencari kesenangan untuk dirinya sendiri ataupun melakukan sesuatu atas dasar perintah seseorang pun berdatangan kesana dan menjadikannya sebagai tempat kejadian. Dan salah satu dari banyaknya pembunuh itu—Jeremy Agriche— juga mendatangi tempat tersebut dengan tujuan serupa.

  Bosan dengan beberapa masalah yang berdatangan di dalam keluarga nya, Jeremy memutuskan untuk pergi kekaisaran Gordonia. Dia berniat mencari mangsa disana untuk memuaskan kesenangannya. Namun tujuannya sedikit Berubah ketika dirinya bertemu dengan seorang gadis di tengah kota.

  "Tuan? Anda baik-baik saja?"

  Gadis berambut coklat dengan netra berwarna hijau cerah itu membungkuk ketika Jeremy tanpa sengaja terjatuh karena kecerobohannya sendiri.

  Jeremy yang sedang menahan emosinya agar tidak memaki jalanan yang tak bersalah itu pun mendongak keatas, dan melihat gadis yang sedang membungkuk di hadapannya. Wajahnya sangat cantik, auranya terlihat hangat dan menyenangkan. Entah kenapa melihat gadis tersebut membuat perasaan Jeremy jadi menghangat.

  "Aku baik-baik saja" Jeremy membalas sembari berdiri dari posisi jatuhnya.

   Gadis itu tersenyum sekilas, lalu kemudian mengambil sesuatu dari balik gaunnya, "Tuan boleh saya lihat kedua tangan anda?"

  Jeremy merasa bingung dengan pertanyaan gadis itu, namun dia menurutinya. Jeremy menjulurkan dua tangannya di depan gadis tersebut, lalu tanpa di duga Gadis itu membersihkan noda darah yang ada di kedua tangan Jeremy.

  "Maaf jika saya lancang, namun tangan anda berdarah tuan. Bukan maksud saya menceramahi anda, tapi ada baiknya jika anda berhati-hati" Ujar Gadis itu.

  Jeremy tidak menyahut, dia malah tertarik melihat gadis tersebut yang sedang membersihkan lukanya dengan sapu tangan putih bercorak kelinci kecil. Gadis itu sangat kecil di dalam pandangan Jeremy, tapi entah kenapa aurnya memancarkan hal yang sebaliknya, itulah yang membuat sosoknya terlihat amat sangat cantik bagi Jeremy. Jeremy jadi bertanya-tanya mengenai siapakah gadis yang ada didepannya ini.

  "Sapu tangan mu jadi kotor" kata Jeremy yang melihat sapu tangan putih itu berubah warna menjadi kemerahan akibat noda darahnya yang menempel disana.

  "Tidak masalah, saya punya cukup banyak saputangan seperti ini" katanya.

   "Kalau begitu berikan itu padaku" Ucap Jeremy spontan.

  Gadis itu terlihat terkejut, alis nya saling bertaut ketika Jeremy meminta sapu tangannya. Dia bingung mengapa Jeremy menginginkan sapu tangannya.

   "Kalau anda menginginkannya saya akan memberikannya" Tapi pada akhirnya gadis itu tak ambil pusing dengan rasa bingung nya akan Jeremy.

  Senyum lebar pun terbit di bibir Jeremy, mata birunya seketika terlihat berbinar saat perasaannya merasa senang. Ketika gadis itu selesai membersihkan darah di kedua tangannya, Jeremy pun langsung mengambilnya. Tak lupa dia juga berterimakasih.

   "Kalau begitu saya pamit"

  Gadis itu mulai berbalik badan dan pergi meninggalkan Jeremy, hal tersebut tentunya membuat Jeremy merasa panik entah karena apa. Tidak ingin kehilangan sosoknya secara tiba-tiba Jeremy pun meneriakkan pertanyaan  pada gadis tersebut tentang siapa namanya hingga akhirnya membuat gadis itu berhenti melangkah sebentar.

  "Zenith."

  Senyum lebar kembali tersungging di bibir Jeremy begitu mendengar namanya. Pandangan matanya pun tak bisa terlepas pada gadis tersebut meskipun sosoknya telah hilang di telan jarak.

  Zenith, namanya terdengar indah di telinga Jeremy, dia akan mengingat nya dan bersumpah akan mencari tahu keberadaan Zenith. Jeremy melakukan itu karena dia tahu kalau dia telah jatuh hati pada gadis tersebut.

  Dia tidak akan kembali dalam tiga hari terakhir, dia akan pulang usai menemukan Zenith lagi. Tak peduli jika nanti ayahnya marah, bagi Jeremy menemukan Zenith adalah sebuah hal paling penting.

  Selama ini Jeremy tak pernah merasakan hal semacam ini, bahkan meski dia sendiri juga memiliki seorang teman perempuan. Namun Zenith berhasil memikat nya hanya dalam sekali pertemuan. Ini konyol, tapi Jeremy mengakuinya.

  "Aku rasa aku aku harus mulai mencari nya dari sekarang."

  Kemudian hari-hari Jeremy di Gordonia pun di habiskan dengan mencari Zenith.

.
.
.

Note:

Hallo, sebenarnya saya tidak berniat menaruh note di Chapter 1 ini, tapi saya rasa saya perlu menyampaikan sesuatu disini.

Cerita ini tidak panjang tapi juga tidak pendek, saya perkirakan mungkin duapuluhan sudah ending, entahlah saya kurang tahu juga karena saya sendiri baru menulis sampai 6 chapter. Karena pendek, Jadi ceritanya gak akan ganggu cerita sebelah yang habis saya anggurin kurang lebih 7 bulanan.

Di cerita ini nama dari beberapa tokoh jika ada kesalahan dalam penulisan nya saya mohon maaf karena saya lupa, jujur saya sudah berhenti baca ceritanya TWTPTFL, dan seingat saya waktu itu saya berhenti di chapter Roxanna bertemu dengan Cassis di pesta atau apa ya itu saya lupa. Intinya pas itu kalau gak salah Dion datang.

Saya tidak menulis nama nona Margarita dengan nama Jeannette karena saya lebih enakan pake nama Zenith. Saya pake nama Jeannette cuma untuk judul.

Lalu disini Kekaisaran Gordonia itu buatan saya Sendiri, dan saya rasa kalian tahu, jadi itu gak ada di Manhwa TWTPTFL ataupun WMMAP.

Sekiranya itu saja, ada yang mau tanya?

Omong-omong sekali lagi namaku Zyn, itu hanya nama pena. Dan saya punya banyak nama pena seperti Nizayon sama Leto. Terserah mau panggil apa, asal jangan Kak. Saya tidak suka di panggil kakak.

Oh ya maaf bahasa saya berbeda dari yang sebelumnya. Akhir-akhir ini saya sering berbicara seperti ini jadinya kebawa Sampai sini.

Chapter 1 hanya berjumlah sekitar 678 sangat sedikit, tapi chapter selanjutnya tidak. Jadi jangan heran kalau kalian merasa cuma sebentar bacanya.

Oke segitu aja yang mau saya sampaikan, sampai jumpa di chapter selanjutnya.

Jeannette: Jeremy's ViewWhere stories live. Discover now