Page 7 [Hujan Petir]

77 21 0
                                    

  Saat itu tengah malam telah tiba, Hujan lebat di sertai petir yang mengguyur kekaisaran membuat Eden bergidik ngeri di tengah dirinya yang sedang meneliti dokumen-dokumen pribadinya. Hujan ini sudah terjadi selama kurang lebih empat jam, dan sampai saat ini masih belum reda juga. Tentunya hal itu membuat Eden yang tidak suka hujan jadi resah.  Di tengah-tengah kesibukan nya melihat dokumen yang di kirimkan oleh para ksatria yang menangani serentetan kekacauan diwilayah selatan, dia justru di hadapkan dengan situasi cuaca buruk yang membuat moodnya kacau. Itu membuat gadis berambut putih tersebut tak henti-hentinya menghela nafas sejak tadi, terhitung sudah 35 kali dia menghela nafas. Bagaimana itu bisa di ketahui?Butler pribadinya sejak tadi menghitungnya.

  Di tengah mood Eden yang memburuk, tiba-tiba saja pengawal yang biasanya berjaga di depan gerbang kediaman muncul keruangan nya dengan tidak sopan nya. Dia secara bar-bar mendorong pintu ruangan Eden dengan kasar. Hal itu membuat Eden terkejut bukan main.

  "Duchess!"

  "Ya! apa!?" Eden berdiri dengan mata melotot karena kaget.

  "Fred! Dimana sopan santun mu!?" Sedangkan sang butler menatap tajam.

  Pengawal yang di panggil Fred itu seketika menciut, dia segera membungkuk minta maaf karena tingkah nya yang tidak sopan itu, sedangkan Eden memaafkan nya dan memilih bertanya tentang masalah apa yang sampai membuat seorang pengawal seperti Fred tergesa-gesa datang keruangan Eden.

  "Itu... ," Wajah Fred terlihat memucat ketika hendak mengatakan yang sebenarnya.

   "Itu apa?" Eden tampak tidak sabar.

  "Tuan Lant Agriche ada di sini bersama dengan Nona Roxana dan Tuan Dion" kata Fred.

   "Hah? Kenapa?" Eden kembali terkejut.

  "Saya juga tidak tahu, yang bisa saya sampaikan saat ini adalah mereka yang ingin bertemu dengan anda sekarang juga" kata Fred.

  Eden yang mendengar itu tanpa basa basi langsung berjalan menuju ke lantai satu tepat dimana keluarga Agriche berada. Ada rasa bingung yang tersemat di benaknya Eden tentang keluarga abnormal itu yang tiba-tiba berkunjung kerumahnya di luar kepentingan formal, terlebih lagi sang kepala keluarga yaitu Lant. Sangat tidak terduga orang tua gila itu mau repot-repot mengunjungi Eden tengah malam begini saat hujan sedang turun dengan derasnya juga. Eden jadi berpikir apa yang membuat mereka datang menemui nya. Apakah Eden pernah berbuat sesuatu yang menyinggung Lant Agriche secara tidak sengaja? Itu tidak mungkin sejauh ini hubungan nya baik-baik saja. Lagi pula Jeremy sendiri juga mengatakan kalau keberadaan Eden bukanlah sebuah kutu bagi Agriche yang harus di singkirkan seperti Duke dari wilayah Timur. Jadi apa yang terjadi sekarang?

  "Dimana Bocah itu!?"

  Ketika Eden tiba di tangga terakhir, teriakan kencang Lant terdengar menggema di seluruh ruangan yang membuat Eden bergidik. Suara Lant sangat mengerikan melebihi suara kaisar yang sedang terkena pms dadakan karena tak puas dengan kinerjanya Eden. Tak mau membuat situasi semakin memburuk Eden segera berlari mendekat kemudian menyapa hormat pada Kepala pemimpin keluarga Agriche itu.

  "Selamat malam Tuan Agriche, apa yang membuat anda repot-repot datang mengunjungi kediaman saya saat ini?" Eden berkata sesopan dan sehalus mungkin agar tidak menimbulkan pertikaian diantara mereka.

  Mendengar itu Lant kemudian menatap tajam pada Eden,  "Katakan dimana Jeremy!"

  "Maaf?" Eden bertanya dengan senyum palsunya seolah-olah tidak mengerti dengan apa yang di tanyakan Lant.

  "Kubilang dimana Jeremy!"

  "Ah ..." keringat dingin seketika mengucur dari pelipis Eden.

  Eden kemudian melirik pada Roxanna, dia memberi kode pada wanita itu agar bisa menjelaskan situasi lebih lanjut mengenai hal yang sedang terjadi saat ini karena Eden kira perginya Jeremy tidak akan mungkin membuat Lant emosi.  Namun sayangnya saat itu Roxanna hanya diam saja sambil memejamkan matanya. Tentunya itu membuat Eden jadi semakin horor ketika aura membunuh Lant terpancar.

  "Benar, anda belum tahu kalau tuan muda Jeremy sedang tidak ada di kekaisaran. Nona Roxanna tidak memberitahu anda ya?" Kata Eden sambil melirik lagi kearah Roxana, dia mengatakan itu karena tak mau terjerumus kedalam masalah tanpa wanita itu yang sebenarnya juga ikut adil dalam hal ini. "Dia saat ini sedang ada di Obelia."

  "Jadi informasi yang kudapatkan dari bawahan ku benar, anak itu sudah pergi tanpa izin" Lant mengerutkan keningnya tajam.

  "Itu kau sudah tahu sialan! Ngapain nanya hah!" Batin Eden karena dongkol.

  "Apa dia jadi kehilangan akal sehatnya karena kejadian tidak penting itu? Harusnya anak yang kubesarkan sepertinya tidak bisa meninggalkan Agriche begitu saja" Lant memijit keinginannya dengan auranya yang masih terasa mengerikan.

   "Maaf jika saya terkesan tidak sopan, bukankah anda sendiri selama ini tidak peduli dengan apapun yang Tuan Jeremy lakukan?" Tanya Eden.

  "Kau pikir begitu? Aku mengawasi setiap gerak geriknya, aku diam saja karena apa yang dilakukan anak itu membuat ku senang. Itu juga berlaku kepada anak-anak ku yang lainnya. Jika anak itu tidak lagi membuat ku terhibur tentu saja aku akan mengambil tindakan " Kata Lant membuat kerutan imajiner timbul di keningnya Eden.

  "Apa pak tua ini menganggap anak-anaknya adalah mainan? Apa dia ini titisan iblis?" Eden tak habis pikir.

  "Dia sudah pergi satu bulan, tidak dia sudah pergi tanpa memberi laporan padaku selama hampir tiga bulan. Dia menjadi tidak berguna setelah bertemu wanita dengan asal usul tidak jelas itu" Lant mendengus kesal.

  Setelah mengatakan itu Lant duduk di atas sofa sambil melipat kakinya serta menghirup rokok miliknya. Dia mengabaikan Eden yang menatapnya dengan jengkel karena tidak suka dengan tingkah tidak sopan nya itu. Saat ini yang dipikirkan Lant adalah anaknya yang selalu membuat hiburan tersendiri untuknya. Lant merasa marah ketika Jeremy tidak lagi menjadi seorang Agriche yang sebenarnya.

  "Dia benar-benar jadi tidak berguna, aku harus menanganinya" Kata Lant.

  Eden yang mendengar itu seketika terkejut. Tentunya kata-kata Lant dipahami betul oleh Eden. Jika sampai ayah Jeremy mengatakan hal tersebut, berarti dia akan segera melakukan sesuatu yang buruk pada Jeremy. Seperti kejadian yang menimpa anak-anak Agriche yang lainnya, seseorang yang sudah tidak berguna maka Lant sendiri yang akan mengurusnya. Entah dengan cara apapun itu.

Enden jadi khawatir, dia harus apa?

  "Hoi bocah," Lant memanggil Eden. "Pergi dan bawa kembali Jeremy kesini, hanya kau yang memiliki akses pergi kesana secara instan dan juga menjinakkan anak itu."

  "Saya?" Eden menunjuk dirinya sendiri.

  "Kau yang mengantarnya pergi, kau juga yang harus membawa nya pulang, apa ada masalah?" Lant menatap Eden dengan tatapan menusuknya.

  "Tidak ada! Saya akan membawa nya kembali " Eden langsung menggelengkan kepalanya beberapa kali, dia benar-benar tidak bisa melawan Lant meskipun dirinya sendiri adalah seorang penyihir paling berbakat di kekaisaran ini.

  Lagipula Eden memang merasa kalau Jeremy harus kembali, pergi selama itu juga akan berdampak buruk pada pria itu. Jika Jeremy kembali sekarang mungkin saja Lant akan memberinya hukuman yang tidak akan sampai mengancam nyawa. Tapi jika lebih dari itu besar kemungkinan kalau Lant akan membunuh Jeremy.

  Sejauh ini hanya ini yang bisa dilakukan Eden, sangat pengecut disaat temannya sendiri dalam masalah. Semua karena Eden juga berada dalam posisi sulit. Eden sendiri memikirkan secara rasional jika menentang Agriche bisa saja dirinya maupun orang-orang terdekatnya yang lain terancam. Eden itu kuat, tapi dia tidak akan mungkin bisa melindungi miliknya dengan sangat baik.

  "Maaf Jeremy, setelah ini aku akan mencari cara untuk membantu mu, kumohon jangan kesal padaku karena tindakan ku."

   Malam itu bukan hanya hujan deras yang membuat perasaan Eden tak tenang, tapi juga masa depan yang menantinya.  Ternyata petir yang sejak tadi menyambar tanpa henti menandakan jika masalah akan mendatangi nya.

Jeannette: Jeremy's ViewWhere stories live. Discover now