Chapter 2

199 22 0
                                    




"Areum-ah....."

"Kau tidak bisa menakutiku"

Asisten koroner itu menoleh dan tertawa ketika seorang anak kecil berjalan mengendap-endap mendekatinya.

"Oppa curang!" Gadis kecil itu mengerucutkan bibirnya.

"Bagaimana kabarmu hari ini?

"Oppa.....aku datang untuk berpamitan...."


Namjoon berlari memasuki kantor kepolisian setelah berterima kasih pada partner yang telah mengantarnya.

Ia menuruni lift menuju kamar jenazah.

Ruangan itu berlapis kaca jendela lumayan besar di sebelah pintunya.

Disitulah ia melihat pria yang membuatnya kembali lagi walaupun hari sudah gelap.

Kim Seokjin.

Mantan partnernya dulu. Ia memiliki sesuatu yang spesial.

Namjoon adalah seorang yang skeptis, sama sekali tidak percaya dengan hal-hal supernatural.

Hingga suatu peristiwa hampir menewaskan partner yang juga kekasihnya itu.

Seokjin bisa berkomunikasi dengan mereka yang telah tak bernyawa dan ia sangat senang menggunakan kemampuannya itu untuk membantu mereka yang tidak bisa pulang karena masih penasaran di dunia ini.

Menemukan pembunuh jika tim kepolisian dan detektif sudah merasa buntu dengan berkomunikasi dengan sang korban misalnya.


. . .

"Kau akan apa Seokjin?!"

"Aku akan memasukkan arwah korban ke dalam tubuhku Namjoonie...."

"Agar aku bisa tahu siapa pembunuhnya"
Ucapan itu keluar dengan tenang dari bibir manisnya.

Kejadian pun berbalik ketika ternyata korban itu adalah seorang psikopat yang merencanakan pembunuhannya sendiri sekedar untuk memuaskan ide gilanya.

Seokjin yang terlanjur kerasukan pun terhempas menghantam dinding.

Arwah psikopat itu berusaha menyakitinya, menyakiti dirinya sendiri.

Ia mengambil pisau besar dan menyayat-nyayat lengannya.

Terakhir pisau itu mendarat tepat di atas urat nadinya.

Jika Yoongi tidak datang dan menembak kaki Seokjin dengan peluru berisi air sucinya mungkin sekarang ia sudah tidak bisa bertemu dengan kekasihnya itu.

'Min Yoongi sang ahli supernatural berkedok petugas otopsi di kamar jenazah kepolisian'

Itulah panggilannya di antara kelompok mereka.

. . .

Seokjin sempat dirawat karena kehilangan banyak darah.

Sejak itulah ia dipindah tugaskan kesini.
Asisten koroner shift malam di kamar jenazah.

Pilihannya sendiri tentunya.

Kenapa? Karena ia tetap ingin membantu arwah-arwah itu.

Seperti yang Namjoon lihat sekarang.
Ia sedang tertawa kemudian menangis dan berpelukan dengan udara.


"Kau mau pulang sekarang Areum-ah?" Seokjin membelai lembut kepala gadis kecil yang manis itu.

Ia mengangguk.

"Aku sudah memaafkan Eomma..."

"Aku mengerti sekarang, Eomma tidak sengaja"

"Dan aku tidak ingin Eomma bersedih karena aku terus muncul di mimpinya..."

"Oppa jangan menangis....." Areum memeluknya.

Seokjin menggeleng dan melepaskan pelukannya.

"Aku senang Areum-ah...."

"Semoga kau berbahagia disana ya...."
Mereka berpelukan sekali lagi. Dan gadis kecil itu pun menghilang.




"Siapa temanmu?"
Namjoon tersenyum di ambang pintu menyandar sambil menyilangkan kedua tangannya di dada.

Seokjin menoleh, bibirnya melengkung.

"Namjoonie~~~~~"

"Aiisshhhhh.......kenapa menangis sayang?" Namjoon terkekeh dan memeluknya erat.

"Areum sudah pulang...."
"Aku akan kehilangan teman shift malamku" Ia terisak.

Pernyataan yang aneh tapi Namjoon tersenyum gemas mendengar cicitan kekasihnya itu.

"Aku akan sering mampir kesini okaayyy...."

"Sssshhhh....sudah jangan menangis lagi..."
"Areum sudah bahagia disana...."

Seokjin mengangguk. Ia melepaskan pelukannya dan mengusap air matanya.

"Astaga hidungmu berdarah sayang!"

"T-tidak apa-apa Namjoonie..."

"Ini karena aku bersentuhan dengannya hehe...." Ia berbalik menuju wastafel dan mencuci wajahnya.

"Hhhhhh......berhentilah membuatku panik Kim Seokjin....." Namjoon menyeka wajahnya kasar.

I Am YouWhere stories live. Discover now